Rinda Wulandari
Sabtu, 02 Februari 2013
UAS taxonomi
1. Apa yang saudara ketahui tentang Elaborasi pembelajaran? Berikan contoh sederhana tentang Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Elaborasi.
Pembelajaran Elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya . Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita ]. Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledgenya sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya.
Pembelajaran dengan menggunakan model Elaborasi:
a. Penyajian kerangka isi.
Pembelajaran dimulai dengan penyajian kerangka isi: struktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.
b. Elaborasi tahap pertama.
Elaborasi tahap pertama adalah mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang terpenting. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis internal).
c. Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal.
Pada akhir elaborasi tahap pertama, diberikan rangkuman dan diikuti dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian singkat mengenai konstruk-konstruk yang diajarkan dalam elaborasi, dan pensintesis eksternal menunjukkan (a) hubungan-hubungan penting yang ada antar bagian yang telah dielaborasi, dan (b) hubungan antara bagian-bagian yang telah dielaborasi dengan kerangka isi.
d. Elaborasi tahap kedua.
Setelah elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan kerangka isi, pembelajaran diteruskan ke elaborasi tahap kedua yang mengelaborasi bagian pada elaborasi tahap pertama dengan maksud membawa si-belajar pada tingkat kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Seperti halnya dalam elaborasi tahap pertama, setiap elaborasi tahap kedua disertai rangkuman dan pensintesis internal.
e. Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal.
Pada akhir elaborasi tahap kedua, diberikan rang¬kuman dan pensintesis eksternal, seperti pada elaborasi tahap pertama.
Setelah semua elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini akan berulang kembali untuk elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya, sesuai dengan tingkat kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan pembelajaran.
Pada tahap akhir pembelajaran, disajikan kembali kerangka isi untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan.
2. Bloom (1956) dan Gagne (1977) adalah dua di antara banyak tokoh yang telah berhasil mengembangkan taksonomi tujuan pembelajaran menurut versi masing-masing. Buatlah suatu matriks yang menggambarkan kedua taksonomi tujuan pembelajaran tersebut dan analisislah persamaan dan perbedaannya.
Analisis Persamaan dan Perbedaan Taksonomi Bloom (1956) dan Gagne (1977)
Persamaan Perbedaan
Bloom (1956) Gagne (1977)
1. Kedua taksonomi tersebut membahas tentang kawasan kognitif.
2. Kedua taksonomi tersebut membahas ketrampilan intelektual.
3. Kedua taksonomi tersebut merumuskan tingkat ketrampilan atau tingkat kemampuan dari yang paling mudah ke tingkat yang kompleks Mengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif dalam 6 kategori : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi
Pengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif bersifat hirarkhis
Kategori sikap tidak dibahas secara langsung, tetapi secara tersirat. Mengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif kedalam 5 kategori : informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, motorik dan sikap
Mengelompokkan tujuan pembelajaran tidak bersifat hirarkhis, tetapi berlandaskan pada teori belajar behaviorisme dan kognitifisme
Kategori tidak dibahas secara jelas
3. Jelaskan taxonomi tujuan pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotorik dengan diberi contoh rumusan tujuannya kognitif (C1-C6), afektif (A1-A5), dan Psikomotorik (P1-P6) sesuai bidang studi saudara!
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.[2] Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi
Tujuan rumusan kognitif (C1 – C6)
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya.
Contoh: Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat
Sebutkan prosedur untuk menggambarkan diagram Evan
b. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Contoh:
Mengingat lima penghambat korosi, V, W, X, Y, Z, mengidentifikasi yang passivators?
C.Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalamsesuatu yang baru dan konkret.
Contoh : Pilih campuran logam yang dapat digabungkan dengan titanium dalam aplikasi air laut.
d. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Contoh: Dari serangkaian gambar dan deskripsi konteks identifikasi bentuk-bentuk korosi yang terlibatdalam kegagalan?
e. Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupak.
Contoh: Desain skenario pengujian untuk menilai kerentanan campuran logam untuk digunakan dalam lingkungan tertentu?
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide,
Contoh : Menggunakan depresiasi nilai lurus, tentukan paduan dua logam tembaga-nikel untuk desain penukar panas!
Tujuan rumusan Afektif (A1 – A5):
1) Penerimaan (receiving)
Hasil belajar pada level bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.
Contoh:
2) Partisipasi (responding)
Hasil belajar ada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberi respon, seperti membaca materi yang ditugaskan, kesukarelaan dalam merespon atau merasa senang.
3) Penetuan Sikap (value)
Hasil belajar pada level ini-berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai-dapat diidentifikasikan secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran, kondisi ini sering disebut dengan istilah sikap dan penghargaan.
4) Organisasi (organization)
Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai (seperti mengenal tanggung jawab setiap individu untuk meningkatkan hubungan kemanusiaan) atau pengorganisasian sistem nilai (seperti mengembangkan rencana pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhan kehidupan ekonomi dan pengabdian masarakat).
5) Pembentukan Pola (characterization by a value or a value complex)
Hasil belajar pada level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya. Dalam LO dikenal dengan pola umum tentang kemampuan menyesuaikan (pribadi, masyarakat, dan emosi).
Tujuan rumusan psikomotorik
1. Persepsi (perception)
Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menagkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Katagori itu bergerak dari stimulus sensori (kesadaran terhadap stimulus) melalui pemilihan isyarat (pemilihan tugas yang relevan) hingga penerjemahan dari persepsi iyarat ke tindakan)
2. Kesiapan (set)
Level kesiapan ini menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Katagori ini meliputi perangkat mental (kesiapan mental untuk bertindak), perangkat emosi (kesediaan bertindak). Persepsi terhadap isyarat menempati prasyarat yang penting untuk level ini.
3. Gerakan Terbimbing (guided response)
Level gerakan terbimbing merupakan tahapan awal dalam mempelajari ketrampilan yang kompleks. Hal itu meliputi peniruan (mengulang suatu perbutan yang telah didemonstrasikan oleh instruktur) dan trail and error (menggunakan pendekatan ragam respon untuk mengidentifikasikan respon yang tepat). Kelayakan kerja dinilai oleh instruktur atau oleh seperangkat kriteria yang cocok.
4. Gerakan Terbiasa (mechanism)
Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan. Hasil belajar level ini berkenaan dengan ketrampilan berbagai tipe kinerja, tetapi tingkat kompleksitas gerakannya lebih rendah dari level berikutnya.
5. Gerakan Kompleks (complex overt response)
Level ini merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, lancar, akurat, dan menghabiskan energi yang minimum. Katagori ini meliputi kemantapan gerakan (gerakan tanpa keraguan) dan gerakan otomatik (gerakan dilakukan dengan rileks dan kontrol otot yang bagus).
6. Gerakan Pola Penyesuaian (adaptation)
Level keenam ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seorang dapat memodivikasi pola-pola gerakan un tuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
7. Kreativitas (origination)
Level terakhir ini menunjuk kepada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar untuk level ini menekankan kreativitas berdasarkan pada ketrampilan yang sangat hebat.
4. Menurut sauadara pendidikan karakter itu jika dikaitkan dengan taxonomi tujuan pembelajaran dominan untuk mencapai tujuan pada ranah apa? Dan mengapa ranah ini dianggap penting?
Dengan mengacu pada taksonomi Bloom, maka pendidikan karakter pada dasarnya termasuk pendidikan pada ranah afektif. Sebagaimana nasib pendidikan afektif selama ini yang hanya berhenti pada retorika saja, maka pendidikan karakter ke depan juga akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, baik tantangan yang bersifat internal maupun eksternal.
Tantangan yang bersifat internal dapat berupa: orientasi pendidikan kita selama ini yang masih mengutamakan aspek keberhasilan yang bersifat kognitif, praksis pendidikan yang masih banyak mengacu filsafat rasionalisme yang memberikan peranan yang sangat penting kepada kemampuan akal budi (otak) manusia, kemampuan dan karakter guru yang belum mendukung, serta budaya dan kultur sekolah yang kurang mendukung. Sementara itu, tantangan yang bersifat eksternal antara lain meliputi: pengaruh globalisasi, perkembangan sosial masyarakat, dan pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Satu langkah penting dalam merancang pembelajaran adalah membuat analisis Kompetensi Standart agar diketahui kemampuan-kemampuan bawahan (subordinate skill) yang tercakup dalam rumusan Kompetensi Standart tersebut. Coba deskripsikan apa gunanya hasil analisis tersebut bagi perancang, guru, dan siswa.
Guna Analisis bagi Perancang:
Untuk mengetahui Standar Kompetensi Guru ,sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Guna Analisis bagi Guru:
Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.
Guna analisis bagi siswa:
• penempatan siswa secara tepat,
• pemberian umpan balik,
• diagnosis kesulitan belajar, dan
• menentukan kelulusan (keberhasilan) siswa
• tujuan penilai bukan hanya guru, namun dapat juga teman
Minggu, 06 Januari 2013
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 7 / SMESTER 1
TEMA : PEMILIHAN TEMA MENGACU PADA LINGKUNGAN TERDEKAT
1. Teks transaksional interpersonal.
a. menyapa yang belum/ sudah dikenal.
b. Memperkenalkan diri sendiri/orang lain
c. Memerintah atau melarang
d. Meminta dan memberi informasi
e. Mengucapkan terima kasih
f. Meminta maaf
g. Mengungkapkan kesantunan
A : Good morning/How are you?
B : Fine, thanks. Nice to meet you.
- hello, I’m Nina.
- This is Reny.
- Don’t do that
- Stop it.
A : Where’s the book?
B : It’s there.
A : Thank you.
B : You’re welcome.
A : I’m sorry.
B : It’s Okay.
- Please
2. Teks Fungsional pendek.
a. berbagai instruksi
b. menyebut daftar benda
c. ucapan selamat
d. pengumuman.
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 7 / SMESTER 2
1. Teks transaksional interpersonal.
a. Meminta dan memberi jasa
b. Meminta dan memberi barang
c. Meminta dan memberi fakta
d. Meminta dan memberi pendapat
e. Menyatakan suka dan tidak suka
f. Meminta klarifikasi
g. Merespon secara interpersonal
A : Pass me the pencil, please.
B : Sure, Here you are.
A : Give me a piece of paper, please.
B : Sure. Here you are.
A : did you come here yesterday?
B : I did. No, I didn’t
A : What do you think of this?
B : Not bad.
- I like tea.
- I don’t like coffee.
A : Are you sure?
B : Yes. I am
- Are you? / Aren’t you?
- do you?
2. Teks Fungsional pendek.
a. berbagai instruksi
b. menyebut daftar benda
c. ucapan selamat
d. pengumuman.
3. Teks Essay
a. Descriptive
b. Procedure
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 8 / SMESTER 1
TEMA : PEMILIHAN TEMA MENGACU PADA LINGKUNGAN SEKITAR
1. Teks transaksional interpersonal.
a. Meminta, memberi, menolak jasa
b. Meminta, memberi, menolak barang.
c. Mengakui, mengingkari fakta.
d. Meminta dan memberi pendapat
e. Mengundang, menerima dan menolak ajakan.
f. Menyetujui / tidak menyetujui
g. Memuji
h. Memberi selamat.
A : Let me help you.
B : Thank you so much.
A : Can I have a bit?
B : Sure. Here you are.
- Yes. I did that.
- -No. It wasn’t me
A : What do you think of this?
B : Not bad.
A : Would you come to my party?
B : Thanks for the support
A : No way.
B : It’s Ok. I understand.
A : You have beautiful hari.
B : Thank you.
A : Happy birthday.
B : Thank you.
2. Teks Fungsional pendek.
a. berbagai instruksi
b. menyebut daftar benda
c. ucapan selamat
d. pengumuman.
e. pesan singkat.
3. Teks Essay
a. Descriptive
b. Recount
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 8 / SMESTER 2
1. Teks transaksional interpersonal.
a. Meminta dan memberi jasa
b. Meminta dan memberi barang
c. Meminta, memberi dan mengingkari informasi.
d. Meminta, memberi dan menolak pendapat
e. Menawarkan / menerima / menolak sesuatu
f. Meminta, memberi persetujuan
g. Merespon pernyataan
h. Memberi perhatian terhadap pembicara
i. Mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan
j. Mengawali, memperpanjang, dan menutup percakapan telepon. A : Do you mind lending me some money?
B : No problem / I want to but ….
A : Can I have a bit?
B : Sure. Here you are..
A : Do you like it? Have you done it?
B : Yes, I do. / Sorry, I haven’t.
A : Do you think it is good?
B : I think so./ Sorry, I can’t say anything.
A : Would you like some…?
B : Yes, please / No, thanks.
A : What if we do it again?
B : Fine with me.
- Do you have to….?
- Right …. I see… Hmmmm… Yeah…
- Hello, excuse me …
- Did you? Were you?
- Thanks / Bye …/ See you.
- Could I speak to … please?
- Well, I’m calling to …
- Nice talking to you.
2. Teks Fungsional pendek.
a. undangan.
b. Pesan singkat
c. Pengumuman,
d. Notices
3. Teks Essay
e. Recount
f. Narrative
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 9 / SMESTER 1
TEMA : PEMILIHAN TEMA MENGACU PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Teks transaksional interpersonal.
a. meminta dan memberi kepastian
c. mengungkapkan dan menanggapi keraguan.
d. Meminta pengulangan
e. Menunjukkan perhatian
f. Menyatakan kekaguman.
A : Are you sure?
B : I am. It is confirmed.
A : Well, … I’m not sure.
B : Don’t worry.
- I beg your pardon?
- Pardon.
A : I’ve got hot news.
B : Tell me more about it.
A : What a beautiful day..
B : It is. Shall we go to the beach?
2. Teks Fungsional pendek.
a. pesan singkat
b. iklan
c. pengumuman.
d. surat pribadi
e. brosur
4. Teks Essay
a. procedure
b. report
CAKUPAN METERI BAHASA INGGRIS
KELAS 9 / SMESTER 2
1. Teks transaksional interpersonal.
a. Mengungkapkan kesantunan
b. Memberi berita yang menarik perhatian
c. Memberi komentar terhadap berita.
A : Could you please….?
B : With pleasure.
A : Guess what! I’ve got hot news.
B : Please tell me / What is it?
A : I got 10 for the English test.
B : Really? That’s fantastic.
2. Teks Fungsional pendek.
a. Surat pribadi
b. iklan
c. pengumuman
d. brosur.
3. Teks Essay
c. Narrative
d. Report
KOMPETENSI KOMUNIKATIF KOMPETENSI TATABAHASA
1. Meeting and Greetings
2. Leave Takings
3. Introduction
4. Gratitude and appreciation
5. Invitation
6. Asking for & Giving Permission
7. Agreement and Disagreement
8. Expressing Surprise
9. Praising and Congratulating
10. Likes and Dislikes
11. Asking to do Something
12. Apology
13. Sympathy
14. Certainty
15. Offering & Refusing Something
16. Possibility
17. Asking for Direction
18. Asking for & Giving Advice
19. Asking for & Giving Information
20. Hope and Expectation
21. Capability
22. Asking for Repetition
23. Initiating a Conversation
24. Expressing a Denial
25. Asking for and Giving Opinions
26. Describing Things 1. Nouns
2. Pronouns
3. Articles
4. Adjectives and Adverbs
5. Tenses
6. Commands & Requests
7. Modals
8. Subject-verb Agreement
9. Question Words
10. Question Tags
11. Elliptical Constructions
12. Conjunction & Corelative Conjunctions
13. Conditional Sentences
14. Comparison
15. Preference
16. Linking Verbs
17. Adjective Clauses
18. Impersonal ‘it’
19. Exclamations
20. Numbers and modifiers
21. Prepositions
22. Preposition Collocations
23. Complements after Adjectives
24. Noun Clauses
25. Too, enough, rather, quite
DAFTAR TEMA (KURIKULUM LAMA)
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Self Identity
2. School life
3. Family life
4. Profession
5. Hobbies
6. Things around us
7. Shopping 1. Sport equipment & sportman
2. Health & medicine
3. Dressmaking
4. Recreation
5. Rural life
6. Transportation
7. Public services
8. Place of worship
9. Cattle & pets
10. Geography (Indonesia)
11. Our nature 1. Electronic media
2. Technology
3. Accomodation
4. Travelling
5. Traditional hause/stories/ceremonies
6. Transport
7. Prentied media
8. Sport (olympic games)
9. Flora and Fauna
10. Conservation
11. Geography
rpp travelling
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Surabaya
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : VIII / I
Standar Kompetensi : Memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount yang berkaitan dengan lingkungan sekitar
Kompetensi Dasar : 5.3 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk recount.
Indikator : 1. Makna gagasan
2. Makna tekstual dalam teks recount
3. Langkah retorika teks recount
4. Tujuan komunikatif teks recount
5. Ciri kebahasaan teks recount
Jenis Teks : Recount
Tema : Travelling
Aspek / Skill : Membaca
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
a. Menemukan gagasan umum teks recount
b. Menemukan informasi rinci dalam teks recount
c. Menemukan makna kata tertentu dalam teks recount
d. Menemukan tujuan komunikatif teks recount
e. Menemukan ciri kebahasaan teks recount
f. Menemukan langkah retorika teks recount
2. MATERI PEMBELAJARAN
a. Look at the pictures below then answer the questions from your teacher
1. What pictures are they?
2. Have you ever gone there ? with whom ?
3. What can you do there ?
4. Mention some beaches !
a. . Kosa kata terkait tema / jenis teks
Example :
- Beach - Seaside - Together
- Went - wind - meal
- prove - sunbathing - wave
- left - seashore - dangerous
- swam - prepare
b. Contoh teks recount
Going to Parangtritis Beach
Mr. Muladi, his wife and their children, Tinto and Yoyok went to Parangtritis beach last week. They went there by car. Mr. Muladi drove his car by himself. They left their house at one in the afternoon.
They got to the beach at about two p.m. There were a lot of people there. Some of them swam in the seaside. Some had sun bathing and others played with the sand on the seashore . they looked very happy.
Mr. Muladi put a mattress on the sand and then he and his wife sat on it. Mr. Muladi read a newspaper and his wife prepared the meal. Tinto and Yoyok played with the sand . They played with the small wave. It was not so dangerous because the wind was not so fast. At four o’clock they had meal and they ate together on the seashore
At half past five they had a rest. The sky had been red. They waited for the sunset in the west before going home.
Give your answers orally based on the text above!
1. What is the title of the text ?
2. What is the text about?
3. How many person can you find in the text? Who are they?
4. Where did they have a picnic ?
5. What time did they leave their house?
6. What time did they arrive at the place?
7. Did they have meals in the restaurant ?
8. What did Mr. Muladi do out the beach at that time?
9. What did Mrs. Muladi do at the beach at that time?
10. What did Tinto and Yoyok do?
11. What does the word “it” in paragraph three refer to?
12. What does the word “they” in paragraph four refer to?
13. What is the communicative purpose of the text above?
14. What is the characteristics of a recount text ?
15. Mention the structure of a recount text !
3. METODE PEMBELAJARAN
Three-phase technique
4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Salam dan tegur sapa (santun)
2. Memberi motivasi kepada siswa dengan cara bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang mengarah kepada topik ( menghargai karya dan prestasi orang lain )
3. Penjelasan tentang topik yang akan dibahas dan kompetensi yang akan dicapai ( bertanggung jawab )
b. Kegiatan Inti
1. Menjawab berbagai pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan traveling berdasarkan gambar yang ditunjukkan guru ( sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain )
2. Menemukan makna kata dan menggunakannya dalam kalimat ( kerja keras )
3.. Membaca teks recount ( patuh pada aturan-aturan social )
4. Menjawab pertanyaan tentang isi teks recount yang berjudul “Going to Parang Tritis Beach” ( percaya diri )
5. Menemukan kata, makna dan bentuk kata kerja yang digunakan dalam teks recount (ingin tahu)
6. Menemukan Tujuan komunikatif , ciri kebahasaan dan langkah retorika teks recount (cinta ilmu)
c. Kegiatan Penutup
1. Menanyakan kesulitan siswa dalam memahami teks recount ( peduli sosial dan lingkungan )
2. Menyimpulkan materi ( berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif )
3. Menugaskan siswa mencari teks recount bedasarkan pengalaman masing-masing ( mandiri )
5. SUMBER BELAJAR
a. BSE
b. Perpustakaan
c. Buku teks lainnya
6. PENILAIAN
a. Teknik : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Pertanyaan tertulis
c. Soal / instrumen :
Give Your Answer Orally Based On The Text Below
Last month, my family and I went to the beach. We wanted to refresh our mind and. We went there by car early in the morning.
After parking our car, we walked along the beach bare footed. We could feel the smoothness of the sand. The cold sea water touched our feet.
Then we looked for a place to take a rest. We rolled out the mat on the ground and had meals together. While eating we saw many things. Many children built sand castles. Some of them played with their balls. We also saw some people sunbathe.
After having meals, I was interested in doing the same things. I made sand castles with my sister. while, my brother collected some sea shells.
I was so happy and really enjoyed that day.
1. Give a suitable title for the text above !
2. The orientation of the text above is….
3. What is the third paragraph about?
4. Why did the writer and her family go to the beach ?
5. What could the writer feel when she walked a long the beach ?
6. What did the writer see there ?
7. Who collected some sea shells ?
8. What does “we” in the text refer to ?
9. How did the writer feel ?
10. What is the purpose of the text?
d. Pedoman penilaian :
1. Tiap-tiap nomor benar diberi skor 4
2. skor maksimal 4 x 10 = 40
3. Nilai maksimal = 10
4. Nilai siswa Skor perolehan
Skor maksimal
d. Rubrik penilaian :
NO URAIAN SKOR
1 s.d 5 Setiap jawaban benar, tata bahasa benar, pilihan
Kata tepat dan lafal benar 4
Setiap jawaban benar, tata bahasa kurang tepat,
Pilihan kata tepat dan lafal benar 3
Setiap jawaban benar, tata bahasa salah, pilihan kata kurang tepat dan lafal benar 2
Setiap jawaban benar, tata bahasa salah, pilihan kata dan lafal kurang tepat 1
rpp origami
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Surabaya
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : VII / II (dua)
Aspek/ Skill : Mendengar
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
8. Mendengarkan
Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sangat sederhana yang berbentuk procedure untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
Kompetensi Dasar :
8.2. Merespon makna yang terdapat dalam teks lisan sangat sederhana berbentuk procedure secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
Indikator
1. Merespon makna dalam teks procedure
2. Menentukan fungsi komunikatif teks yang didengar
3. Menentukan ciri kebahasaan dari teks procedure yang didengar.
1. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menirukan cara membuat origami berdasarkan teks yang dia dengar
2. Siswa mampu mengurutkan langkah-langkah dalam suatu teks procedure dengan benar
3. Siswa mampu mengisi bagian yang rumpang dari teks procedure yang dibacakan oleh guru
4. Siswa mampu. menentukan fungsi komunikatif dari teks procedure yang didengar
5. Siswa mampu menentukan ciri kebahasaan dari teks procedure yang didengar
2. Materi Pembelajaran ( terlampir pada Student Learning sheet )
3. Metode/ Tehnik : Three phase technic
4. Langkah- langkah Kegiatan.
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
- Presensi
- Apersepsi
b. Kegiatan Inti ( 50 menit )
1 Pre Listening (10 menit )
- Siswa ditanya tentang apakah mereka pernah dengar istilah origami
- Siswa ditanya tentang pengertian origami
- Siswa ditanya tentang apakah mereka pernah membuat origami
2. Whilst Listening ( 30 menit )
- Siswa mendengarkan teks procedure tentang origami sambil menirukan cara membuat paper butterfly
- Bersama dengan guru siswa mendiskusikan tentang cara membuat paper butterfly tersebut
- Siswa mengurutkan langkah-langkah teks procedure setelah diberi teks yang tidak urut
- Bersama guru siswa mendiskusikan urutan teks procedure yang benar
- Siswa mengisi bagian rumpang dalam teks procedure dengan mendengarkan teks dari guru
- Bersama dengan guru siswa mendiskusikan isi dari bagian yang rumpang tersebut
3. Post Listening ( 10 menit )
- Bersama guru siswa mendiskusikan fungsi komunikatif dan ciri kebahasaan dari teks procedure
c. Kegiatan Penutup ( 20 menit )
- Menanyakan kesulitan siswa selama PBM
- Menyimpulkan materi
- Menugaskan siswa untuk membuat teks procedure berdasarkan tema yang diberikan oleh guru
5. Sumber Belajar :
- Teks Procedure tentang origami dari internet
- Gambar-gambar yang relevan
- Rekaman teks procedure
6. Penilaian
a. Tehnik : Tes Tulis, Unjuk kerja
b. Bentuk : Instruksi/ pencil and paper test
c. Instrument.
I. Your teacher will give you instruction to make origami by cassette. Listen carefuly and do the instruction.
II Arrange the steps to make origami into the right order
III Complete the missing words with the suitable words from the box by listening to the teacher
IV Make a procedure text based on the topic below
d. Kunci Jawaban
II
III. 1. chop 2. beat 3. add 4. remove 5. clean 6. mix 7. use
8. break 9. stir 10. serve
e. Pedoman Penilaian
1. Untuk no. I : Merespon dan melaksanakan perintah = 25 - 100
2. Untuk no II : Menyusun langkah-langkah membuat origami = 25 - 100
3. Untuk no III Melengkapi paragraph dengan kata-kata yang tepat = 0 - 100
4. Untuk soal no IV Membuat teks procedure = 25 - 100
5 Nilai Siswa = Skor Perolehan x 10
Skor Maksimal
f. Rubrik Penilaian
NO URAIAN SKOR
I Kemampuan merespon
- merespon dan melakukan perintah dengan benar
- merespon dan melakukan perintah dengan ragu-ragu
- merespon dan melakukan perintah tetapi salah
85-100
60-84
25-59
II - mampu mengurutkan dengan tepat langkah2 pembuatan origami
- kurang mampu mengurutkan langkah2 pembuatan origami
- tidak mampu mengurutkan langkah2 pembuatan origami
85-100
60-84
25-59
III Melengkapi dengan benar nilainya 10, bila salah nilainya 0 0 – 100
IV - Benar langkah-langkah dan pemilihan kata serta bentuk kata kerja benar
- Benar dua aspek
- Benar satu aspek 85 – 100
60 – 84
25 - 59
KBK & KTSP
1. PERBEDAAN KBK DAN KTSP
PERBEDAAN K B K
1 LANDASAN HUKUM • Tap MPR / GBHN Tahun 1999 – 2004
• UU N0. 20 / 1999 – Pemerintahan Daerah
• UU Sisdiknas No 2 /1989 kemudian diganti dengan UU No 20 / 2003
• PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan.
2 TUJUAN • Siswa mampu mengantisipasi tantangan kehidupan
• Membangun budaya belajar sepanjang hayat dengan 4 pilar nendidikan :
1. Learning to know
2. Learning to do
3. Learning to live together
4. Learning to be
3 MANAJEMEN Uji coba pemodelan dan MBS dilakukan oleh pusat (Direktorat dan Balitbang )
4 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM MEMUAT :
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Indikator
d. Materi pokok
5 PEMBELAJARAN Berbasis Kompetensi
Guru sebagai fasilitator
6 PELAKSANAAN Diberikan model model ( model silabus, model pembelajaran, model penilaian ) dalam dokumen lengkap yang disusun pusat sebagai pedoman.
kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
A. Arti dan makna kepemimpinan pendidikan.
1. Konsep kepemimpinan
Menurut Sondang P Siagian, kepemimpinan :
- Merupakan inti dari manajemen.
- Merupakan motor penggerak dari semua sumber sumber dan alat alat yang
- tersedia bagi suatu organisasi
- Merupakan aktifitas manajerial.yang penting didalam setiap organisasi,khususnya dalam pengambilan kebijakan dan keputusan sebagai inti dari kepemimpinan.
Gordon, 1990 :
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa
Kebutuhan mereka terpenuhi ( kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi,
kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal yang pantas didapatkan ).
Wirawan 2002 : 65 :
Pemimpin adalah orang yang dikenal oleh dan berusaha mempengaruhi para
Pengikutnya untuk merealisir visinya.
Pokok pengertian kepemimpinan berkisar pada :
1. Perilaku mengarahkan aktifitas
2. Aktifitas hubungan kekuasaan dengan anggota.
3. Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
4. Interaksi antar personil untuk mencapai tujuan.
5. Inisiatif dalam melakukan kegiatan.
6. Aktifitas organisasi untuk meningkatkan prestasi
Mengacu pada 6 hal diatas , maka kepemimpinan dapat dimaknai :
1. Perilaku dan aktifitas mempengaruhi dan menggerakkan orang orang atau pengikut dengan memelihara kepuasan kerja untuk tujuan khusus.
2. George R Terry (1997 : 414) :
Hubungan antara seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk kerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk apa yang diinginkan pemimpin.
3. Wirawan (2002 :18)
Proses pemimpin menciptakan visi mempengaruhi setiap perilaku, pendapat, nilai nilai, norma norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasi suatu visi.
4. Mc Farland
Suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah / pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
5. Akademi Militer West Point
Kepemimpinan dengan sendirinya akan terjadi bila ada pemimpin yang berusa hamempengaruhi pengikutnya,
6. Weber
Kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok yang merupakan tujuan bersama
7. Sumanto & Sutopo ,1982
Kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
8. Wijaya, 1987
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok/ bawahan/ pengikut dengan penuh semangat untuk memberikan sumbangan kearah tercapainya tujuan organisasi.
9, Gary Yuki (1994 :5)
Proses mempengaruhi dan menterjemahkan keinginan keinginan para anggota / pengikut yang menekankan pada tujuan dan sasaran organisasi melalui kegiatan memberi motivasi, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan anggota
dan member dukungan pada kelompok tertentu diluar dan didalam organisasi.
9. Boles (1980)
Suatu proses atau sejumlah aksi dimana satu orang atau lebih menggunakan pengaruh, wewenang/ kekuasaan terhadap orang lain dalam menggerakkan system social.
10. Gardner, 1990
11. Seseorang yang mampu membujuk atau mengajak suatu kelompok untuk bekerjasam mencapai tujuan.
12. Proses mempengaruhi, memerintah secara persuasive, member contoh dan bimbingan kepada orang lain, seperti guru,konselor dan profesi kependidikan lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
13. Suatu kemampuan dan kegiatan mencoba untuk mempengaruhi orang lain disekitarnya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota organisasi dengan berhasil mencapai tujuan usaha pendidikan.
Komponen kepemimpinan pedidikan :
1. Proses rangkaian tindakan dalam sistem pendidikan.
2. Mempengaruhi dan member teladan.
3. Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani.
4. Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing masing.
5. Menggunakan outlining dalam batas yang dibenarkan.
6. Menggerakkan atau mengarahkan semua personil dalam instansi untuk menyelesaikan tugas sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja diantara personil, membina kerjasama,menggerakkan sumber daya organisasi dan member motivasi kerja
2. Ciri ciri Kepemimpinan Pendidikan
• Sharplin (1985 : 149 – 150 )
Sifat kepemimpinan yang baik :
1. Manusiawi
2. Visioner
3. Inspiratif
4. Percaya diri
Gaya kepemimpinan menurut Mc Gregor ( 1957 )
1. Kepemimpinan gaya otokrasi.
2. Kepemimpinan gaya partisipatif / demokrasi.
3. Kepemimpinan gaya liberal.
*Edmund 1479 :
Lembaga pendidikan yang baik akan selalu memiliki pemimpin yang baik.
4. 3.Gaya Kepemimpinan dalam Pendidikan
Pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan gaya yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan secara konsisten pada beragam situasi organisasi.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga itu.
Kepemimpinan yang efektif dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. 1.Gaya memberitahukan / Telling Style
Tugas tinggi, hubungan rendah.
2. Gaya menjual/ Selling Style
Tugas tinggi , hubungan tinggi , ada komunikasi 2 arah.
3.Gaya partisipatif / Participating Style
Tugas rendah , hubungan tinggi, pimpinan dan pengikut berkedudukan
Sama.
4.Gaya pendelegasian / Delegating Style
Hubungan rendah . tugas rendah.
Sergiovanni & Starrat
2 dimensi kunci kepemimpinan :
1. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas.
2. Kepemimpinan yang berorientasi pada kebutuhan.
Kombinasi 2 dimensi tersebut membentuk 4 kisi kisi kepemimpinan (Reddin) :
1.Gaya separasi : orientasi tugas rendah,orientasi hubungan rendah.
2.Gaya dedikasi : orientasi tugas tinggi,orientasi hubungan rendah.
3.Gaya relasi : orientasi tugas rendah, orientasi hubungan tinggi.
4.Gaya integrasi : orientasi tugas tinggi, orientasi hubungan tinggi.
Keefektifan masing masing gaya tergantung situasi dimana gaya itu digunakan. Upaya pimpinan yang ideal menggunakan semua gaya yang ada sebaik mungkin pada situasi yang mendukung dan memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri.
3. 4.Kepemimpinan yang efektif dalam peraturan kebijakan harus :
• Aktif
• Konsisten
• Prinsip
• Powerfull
• Komunikatif
Gordon 1990 :
Tidak semua orang menjadi pimpinan yang efektif sehingga mudah dipahami kalau. Menjadi pimpinan itu sulit dan seringka;I mehgecewakan.
Anthony 1967, pemimpin menurut Kerajaan Inggris :
1. Berani
2. Disiplin
3. Hati hati
4. Mudah menyesuaikan diri
5. Jujur
6. Tidak korupsi
7. Sederhana
8. Imajinatif
9. Visioner
10. Mengembangkan kerjasam yang solid
11. Kecepatan dan ketepatan menentukan keputusan
12. Kecermatan
13. Menguasai ilmu pengetahuan
14. Menguasai tehnik dan keahlian
15. Kemanusiaan dan kemasyarakatan
Alasan/ kepentingan pribadi tidak diperlukan dalam memimpin organisasi pendidikan tetapi obsesi memenuhi kebutuhan organisasi adalah penting.
Pemimpin seharusnya merupakan arsitek budaya organisasi yang smart :
• Yang menggambarkan upaya yang baik untuk macam macam usaha yang sesuai dengan nilai dalam satu decade.
• Aksi yang penuh dedikasi.
Pemimpin yang efektif berperan :
a. Memahami perilaku
b. Memperkirakan perilaku
c. Mengembangkan kepemimpina
d. Mengarahkan perilaku
e. Mengubah perilaku
f. Mengendalikan perilaku
Gordon 1976:
Pemimpin yang efektif harus menjaga hubungan positif dengan staf.
Croghan 1983 :
Pimpinan lembaga pendidikan yang efektif adalh pemimpin yang memiliki kompetensi menciptakan lembaganya jadi efektif.
Lezotte , 1987
Lembaga pendidikan yang efektif akan mencapai mutu yang lebih baik
Campbell 1993 : Pemimpin yang efektif adalah :
1. Menyusun tujuan dan sasaran.
2. Mengatur standar penampilan.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang produktif.
4. Mendapat dukungan yang dibutuhkan
Dukungan dapat diperoleh jika pimpinan :
1. Mengakomodir kebutuhan setiap unit kerja.
2. Tidak melakukan diskriminasi atas dasar subyektifitas sang pemimpin.
Kepemimpinan Pendidikan yang efektif :
• Memberikan dasar dan menempatkan tujuan pada posisi penting untuk merubah norma dalam program pembelajaran.
• Meningkatkan produktifitas.
• Mengembangkan pendekatan kreatif.
Pimpinan lembaga pendidikan yang efektif ditandai :
• Mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara berkelanjutan.
• Melakukan lompatan lompatan yang berarti atas perubahan yang ada.
• Memimpin anggota kelompok sehingga mereka merasa kebutuhannya terpenuhi.
• Mampu mengeleminir konflik.
• Menyiapkan masa depan.
• Mengembangkan kualitas organisasi.
5. Ketepatan Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan
Tugas utama pemimpin antara lain adalah mengambil keputusan yang dilakukan secara rasional.
Mann 1975 : Pengambilan keputusan yang rasional dalam organisasi harus dilihat dari :
1. Tujuan organisasi
2. Sumber daya yang ada.
3. Informasi yang lengkap tentang fungsi sistem kerja
4. Pengalokasian sumber dana didasarkan pada prioritas.
5. Memahami pengelolaan dana.
Seorang pemimpin kependidikan harus memiliki :
1.Kemampuan melakukan pendelegasian agar kegiatan sekolah efektif maka kepala sekolah mendelegasikan tugas manajemen pendidikan dan pengajaran kepada wakil kepala sekolah dengan masing masing bagian / urusannnya.
2.Mampu mengembangkan sikap demokratik.
Dalam pengambilan keputusan yang demokratis kepala sekolah perlu :
a.Melibatkan semua pihak, guru dsn orsng tua siswa.
b.Membentuk tim adhoc.
c.Menjalin kerjasama dengsn organisasi lain diluar sekolah.
3.Visi dan misi.
Peter dan Austin , 1986 :
Setiap institusi harus memiliki pemimpin yang :
• Visioner
• Dekat dengan pelanggan./ masyarakat
• Inovatif.
• Familiar
• Semangat kerja yang tinggi.
Manajemen berbasis sekolah harus mempunyai kepala sekolah yang :
*visioner
* gagasan brilian
Dalam proses visioner pemimpin membuka dirinya terhadap segala macam gagasan dan informasi.
6.Kepedulian Pemimpin Pendidikan Terhadap Pembaruan
Pemimpin yang peduli dalam pengelolaan pendidikan memahami betul bahwa manajemen pendidikan tidak terlepas dari pembaruan yaitu tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan.
Jika kepedulian dan kemampuan pemimpin rendah dalam mengatasi berbagai masalah pembelajaran, sukarlah bagi pemimpin untuk kompetitif menuju kualitas yang diharapkan.
7.Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Peranan Kepala Sekolah sangat penting dalam menentukan operasional kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan disekolah.
B. Kepemimpinan Wirausaha Kepala Sekolah.
Seorang pemimpin sekolah harus mampu tampil sebagai manajer yang handal ( tepat, berguna, efektif, efisien) juga berwatak merdeka lahir batin, jujur, berbudi luhur, menghargai hak asasi manusia dan bertanggung jawab.
1. Arti dan makna Wirausaha
syarat kepemimpinan
KONSEP, PRINSIP, DAN SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Pada prinsipnya konsep kepemimpinan terdapat banyak kesamaan. Dalam rumusan mengenai ciri-ciri kepemimpinan secara fundamental bersifat universal, hal ini berlaku pada semua bidang kegiatan. Kepemimpinan adalah kegiatan seseorang menggerakkan orang lain agar orang itu berkenan melaksanakan tugasnya. Proses kepemimpinan seseorang dapat muncul dalam bentuk usaha mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan. Proses kepemimpinan dapat muncul kapan dan dimana saja bila terdapat unsur-unsur:
Orang yang memimpin.
Orang-orang yang dipimpin.
Kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai bersama.
Teori-teori kepemimpinan ada enam, yaitu:
1. Teori Sifat (Traits Theory): apa yang membuat seseorang pemimpin berhasil (efektif) bersumber dari kepribadian (personality) pemimpin itu sebagai seorang insan. Kenyataannya, kepemimpinan yang efektif pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat efektif, pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat kompleks dalam hubungan antarmanusia dan merupakan teka-teki yang tidak ada habis-habisnya bagi siapa saja yang ingin menguasainya. Berdasarkan penelitian terhadap sifat-sifat “orang besar” (greatman) dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan atas sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Jadi, kepemimpinan tersebut merupakan sesuatu yang diwariskan. Teori ‘leaders are born and not made’ (pemimpin-pemimpin dilahirkan dan tidak dibentuk) para ahli menyebut teori ini sebagai teori bakat. Kelemahannya adalah:
o Diantara pendukung-pendukungnya tidak ada persesuaian atau kesamaan mengenai perincian sifat-sifat yang dimaksud.
o Terlalu sulit untuk menetapkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
o Sejarah membuktikan bahwa situasi dan kondisi tertentu memerlukan sifat-sifat pemimpin yang tertentu pula.
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory): kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat, dan situasi sesaat. Seseorang dapat menjadi pemimpin dalam suatu situasi tertentu karena kelebihannya dalam mengatasi situasi itu. Sedangkan, mungkin dalam situasi lain yang tidak memerlukan kelebihan tersebut, ia tidak menjadi pemimpin. Beberapa ahli teori ini sependapat bahwa walaupun suatu situasi tertentu memberikan kesempatan bagi timbulnya pemimpin, namun situasinya itu sendiri tidak cukup untuk memunculkan suatu kepemimpinan. Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan tertentu. Diperlukan orang-orang yang memiliki sifat atau ciri-ciri tertentu yang cocok. Seorang pemimpin yang berhasil pada situasi dan kondisi tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situasi dan kondisi tertentu, tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situasi dan kondisi yang lain. Teori lingkungan ini, juga disebut teori serba situasi. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin dikarenakan oleh situasi dan kondisi.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal-Situational Theory): kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat kekuatan yang tunggal. Teori ini mengakui bahwa kepemimpinan merupakan produk dari terkaitnya tiga faktor, yaitu:
Sifat-sifat pribadi dari pemimpin
Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya
Masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok
Teori ini mungkin dapat diparalelkan dengan teori ekologis, yang pada pokoknya menyatakan bahwa seseorang akan berhasil melaksanakan kepemimpinan apabila ia pada waktu lahir telah memiliki bakat atau sifat kepemimpinan yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan menyesuaikannya kepada situasi yang dihadapi, yaitu:
• Tugas, pekerjaan atau masalah yang dihadapi
• Orang-orang yang dipimpin
• Keadaan yang mempengaruhi tugas, pekerjaan, dan orang-orang tadi.
4. Teori interaksi dan harapan (interaction-expectation theory): teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel ; aksi, reaksi, interaksi, dan perasaan (action, interaction, dan sentiment). Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai/menyenangi satu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas norma-norma kelompok. Semakin tinggi perasaan keakraban pemimpin dengan anak buahnya semakin efektif dalam situasi dimana dituntut kepemimpinan yang moderat.
5. Teori Humanistik (Humanistic Theory): Teori ini mendasarkan diri pada tesis “the human being is by nature a motivated organism; the organization is by nature structured”. Artinya, manusia karena sifatnya adalah organisma yang dimotivasi, sedangkan organisasi karena sifatnya adalah tesusun dan terkendali. Menurut teori humanistik ini, perlu dilakukan motivasi pada pengikut, dengan memenuhi harapan mereka dan memuaskan kebutuhan mereka. Melakukan motivasi berarti juga melakukan human relations (hubungan antar manusia). Artinya, mengusahakan keseimbangan antara kebutuhan/kepentingan umum organisasi.
6. Teori tukar-menukar (exchange theory): Teori ini berdasarkan asumsi bahwa interaksi sosial menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan dengan pengikut yang digerakkan oleh pemimpin. Hal ini dapat terjadi karena saling menguntungkan. Teori ini juga disebut teori “beri-memberi” atau dapat juga disebut saling memberi dan menerima.
Sumber-sumber Kepemimpinan Pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Pemimpin resmi yang biasa disebut “status leader”, “titular leader” atau “formal leader” merupakan sebutan bagi mereka yang menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan, dan Pemimpin yang tidak resmi yang biasa disebut “real leader”, “emerging leader”, “functional leader” merupakan sebutan bagi mereka yang mampu mempengaruhi dan mendorong ke arah perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun mereka tidak menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan. Akan sangat baik dan berkualitas bila seorang pemimpin pendidikan itu selain didukung oleh posisi yang diduduki dalam struktur organisasi pendidikan, juga memiliki kelebihan-kelebihan yang berasal dari pribadinya.
Sondang P. Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi menyimpulkan ada tiga teori yang menonjol mengenai timbulnya seorang pemimpin, yaitu:
Teori Genetis(hereditary theory), seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Teori Sosial, setiap orang akan dapat menjadi pemimpin bila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis (Sondang P. Siagian, 1980), seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia sejak dilahirkan telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan.
Roby (1961) seperti dikutip oleh Mar’at dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan , mengembangkan model matematik dari fungsi-fungsi kepemimpinan yang berdasarkan unit-unit respon dan bobot informasi. Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan dapat diidentifikasikan menjadi:
Menghasilkan kesesuaian tujuan diantara para anggota
Menyeimbangkan akal dan kemampuan kelompok dengan tuntutan lingkungan
Menetapkan struktur kelompok yang akan memusatkan informasi secara efektif dalam memecahkan masalah
Memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan tersedia apabila sedang dibutuhkan.
Bales dan Slater (1955), melihat ada dua fungsi utama yang ditampilkan oleh pemimpin, yaitu:
1. Dihubungkan dengan produktivitas.
2. Berkaitan dengan dukungan sosio emosional dari anggota-anggota kelompok.
Tahalele dan Indrafachrudi (1975), menyebutkan ada dua fungsi primer pada kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan.
Nawawi (1988), fungsi kepemimpinan pendidikan adalah:
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpkir dan mengeluarkan pendapat.
2. Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpin sehingga timbul kepercayaan pada diri sendiri dan kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat/buah pikiran dengan sikap harga menghargai sehingga timbul perasaan ikut terlibat di dalam kegiatan kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan bertanggungjawab atas terwujudnya pekerjaan masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4. Membantu menyelesaikan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk untuj mengatasinya sehingga berkembang kepedulian dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.
Prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan dikelompokkan menjadi lima:
1. Prinsip pelayanan
Kepemimpinan sekolah harus menetapkan unsure-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional di sekolahnya.
2. Prinsip persuasi
Menekankan agar dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan memperhatkan situasi dan kondisi setempat.
3. Prinsip bimbingan
Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan peserta didik di lembaga yang ada dalam wilayah pembinaannya.
4. Prinsip efisiensi
Prinsip yang bersifat ekonomis.
5. Prinsip berkesinambungan
Bertujuan agar pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus, selama mereka berada di sekolah.
Seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan, diantaranya:
1) Syarat-syarat formal
2) Syarat-syarat fundamental
3) Syarat-syarat praktis
4) Syarat-syarat kepemimpnan lainnya, yaitu:
Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.
Percaya diri sendiri dan bersifat membership.
Cakap bergaul dan ramah tamah.
Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.
Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.
Suka menolong, member petunjuk, dan dapat menghukum secara konsekuen dan bijaksana.
Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar.
Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.
Berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya.
Bijaksana dan selalu berlaku adil.
Disiplin.
Berpengetahuan dan berpandangan luas.
Sehat jasmani dan rohani.
Sifat-sifat kepemimpinan
Asta brata
a) Watak matahari, matahari mempunyai sifat panas dan penuh energy dan pemberi sarana hidup.
b) Watak bulan, bulan mempunyai wujud indah dan menerangi dalam kegelapan.
c) Watak binatang, bintang mempunyai bentuk yang indah dan menjadi hiasan di waktu malam yang sunyi serta menjadi kompas atau pedoman bagi mereka yang kehilangan arah.
d) Watak angin, angin mempunyai sifat mengisi setian ruangan yang kosong walaupun tempat rumit sekalipun.
e) Watak mendung, mempunyai sifat menakutkan (wibawa), tetapi sesudah menjadi air (hujan) dapat menghidupkan segala yang tumbuh.
f) Watak api, api mempunyai sifat tegak dan sanggup membakar apa saja yang bersentuhan dengannya.(Pemimpin harus dapat berfungsi laksana api, bertindak tegas, adil, tanpa pandang bulu).
g) Watak samudera, samudera mempunyai sifat luas, memet dan rata. (Pemimpin harus mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima semua persoalan, dan tidak boleh membenci terhadap seseorang).
Prof.Arifin Abdulrachman
a) Sifat-sifat pokok, sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin. Adil, pengayom, penuh inisiatif, penuh daya tarik, penuh rasa percaya diri.
b) Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
c) Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari golongan pemimpin.
John D. Miller
“Institusional Conditions of Leadership”, ada empat hal penting dalam kepemimpinan, yaitu:
1. The ability to see an enterprise as a whole (kemampuan melihat organisasi sebagai keseluruhan).
2. The ability to make decisions (kemampuan mengambil keputusan).
3. The ability to delegate authority (kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang).
4. The ability to command loyality (kemampuan menanamkan kesetiaan).
Sembilan C persyaratan pemimpin pemerintahan menurut Herman Finer :
1. Consciousness
Kesadaran. Pemimpin harus memiliki fakta-fakta dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
2. Coherence
Mengkait-kaitkan. Pemimpin harus mampu menghubungkan berbagai macam cabang ilmu yang diperlukan bagi jabatannya.
3. Constancy
Kemantapan. Suatu ketetapan pendirian atau kekukuhan.
4. Conviction
Keteguhan. Suatu ketetapan hati, tekad dan keyakinan; pemimpin memiliki cita-cita, citra, kebijakan, dan prinsip-prinsip.
5. Creativeness
Daya cipta. Kekreatifan.
6. Concientiousness
Kecermatan. Pemimpin harus berusaha memenuhi semua persyaratan dan secvara seksama meneliti diri sendiri, sudahkah memenuhi syarat-syarat.
7. Courage
Keberanian. Suatu kekuatan moral untuk bertindak.
8. Captivation
Gaya yang menarik. Sesuatu yang dapat memikat atau menarik. Misal, gaya berpidato atau penampilan.
9. Cleverness
Kepandaian. Memiliki pengetahuan tentang prosedur, tentang karakter manusia, tentang bernilainya suara pemilih (rakyat) dan sebagainya.
Sikap dan Sifat-sifat Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia
Sikap dasar
Konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila dengan berpedoman P4.
Mengayomi, sikap dasar yang suka memberi perlindungan atau memberi teduh sehingga pengikutnya selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya.
Sifat-sifat
Adil, kemampuan memperlakukan anak buah secara sama. Keadilan adalah kesadaran untuk memberikan kepada masing-masing, apa yang telah menjadi haknya.
Arif bijaksana, kecakapan dan kepandaian bertindak/berbuat menghadapi orang lain.
Penuh prakarsa/inisiatif, sumber inspirasi dan sumber dinamika yang mampu menggerakkan orang-orang.
Percaya pada diri sendiri, sesuatu yang menimbulkan keseimbangan jiwa dan pikiran yang pada akhirnya menumbuhkan semangat optimism dalam rangka mencapai tujuan.
Penuh daya pemikat, sesuatu yang dapat menarik atau memikat perhatian orang.
Ulet, suatu sifat tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan dan selalu berusaha untuk mengatasi berbagai kesulitan.
Mudah mengambil keputusan, menggambarkan sikap tegas dan sifat tidak ragu-ragu sehingga segala sesuatu dapat segera dilaksanakan.
Jujur, suka bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Berani mawas diri, suatu sifat melihat ke dalam diri sendiri danke dalam tubuh organisasi untuk melihat kekurangan, untuk selanjutnya menutupinya.
Komunikatif,sifat mudah menyampaikan sesuatu kepada pihak lan dengan menggunakancara-cara dan gaya yang mudah diterima.
Dalam operasionalnya kepemimpinan pemerintahan di Indonesia berpegang pada prinsip-
prinsip:
“ing ngarso sung tulodo”
Pemimpin harus mampu menjadikan dirinya sebagai panutan.
“ing madyo mangun karso”
Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi.
“tut wuri handayani”
Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya supaya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggungjawab.
Langganan:
Postingan (Atom)