Sabtu, 10 November 2012
0rganisasi sumber belajar UTS
Soal
1. Jelaskan hasil akhir dari program pengembangan instruksional dalam OSB !
2. Jelaskan bedanya layanan media dengan program produksi media dalam OSB!
3. Jelaskan keuntungan jika OSB melaksanakan promosi!
4. Jelaskan peran OSB dalam perkembangan Teknologi Pembelajaran dimasa depan!
5. Sebut dan jelaskan singkat media pembelajaran yang dapat dipakai belajar dalam waktu dan tempat yang berbeda!
Jawaban
1. Hasil dari pengembangan instruksional dalam OSB adalah:
a) Sumber belajar dapat memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung kepada peserta didik.
b) Sumber Belajar dapat mengatasi segala keterbatasan waktu, ruang, keadaan.
c) Sumber Belajar dapat memberi informasi dengan jelas, teliti, dan terbaru.
d) Sumber Belajar dapat menambah cakrawala pesan pembelajaran didalam kelas.
e) Sumber Belajar dapat membantu memecahkan masalah pendidikan/pendidikan.
f) Sumber Belajar dapat memberi motivasi yang positif.
g) Sumber Belajar dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut
Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
Pengembangan instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang dikembangkan tersebut sehingga, setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem instruksional tersebut dapat memuaskan hati pengembangnya.
Pengembangan instruksional adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah instruksional atau, setidak-tidaknya, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan.
Desain Instruksional sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem Instruksional. Pendekatan sistem dalam Instruksional lebih produktif untuk semua tujuan Instruksional di mana setiap komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan Instruksional. Komponen seperti instruktur, peserta didik, materi, kegiatan Instruksional, sistem penyajian materi, dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil Instruksional pebelajar yang dikehendaki.
Desain sistem Instruksional meliputi untuk perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi Instruksional. Untuk dapat memilih macam lingkungan belajar mana yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan bahan tertentu yang kiranya sangat relevan, maka diperlukan adanya pengembangan sistem introksional yang dilaksanakan secara sistematis
Pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus yang akan membantu para pendidik dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang paling efektif dan efisien bagi peserta didik. Dimana dalam proses ini dapat diidentifikasikan berbagai variasi pilihan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun langkah-langkah kegiatan dalam pengembangan sistem instruksional adalah sebagai berikut. :
Mengidentifikasi kebutuhan intruksional yang menghasilkan rumusan tujuan program, tujuan pembelajaran.
Melakukan analisis instruksional.
Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal peserta didik.
Merumuskan tujuan instuksional khusus.
Menyusun strategi intruksional.
Mengembangkan programis ntruksional.
Melaksanakaan kegiatan instruksional.
Mengevaluasi efektifitas kegiatan intruksional.
Fungsi Pengembangan Sistem intruksional menolong dinas atau bagian, dan staf tenaga pendidik secara individual dalam membuat rancangan dan pemilihan yang akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Hal ini meliputi pengembangan kurikulum, kunsultasi dalam bidang pengembagan sistem intruksional, penyusunan rencana pembelajaran, pengembangan instrumen tes hasil belajar, rancangan pengembangan media pembelajaran, seleksi peralatan dan bahan belajar, menghitung perkiraan biaya, perencanaan program, prosedur evaluasi, dan revisi program.
2. Perbedaan layanan media dengan program produksi media dalam OSB adalah:
Layanan media berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, meliputi :
a. Sistem penggunaan media untuk kelompok besar,
b. Sistem penggunaan media untuk kelompok kecil,
c. Fasilitas dan program belajar sendiri,
d. Pelayanan perpustakaan media/bahan pengajaran,
e. Pelayanan pemeliharaan dan penyampaian,
f. Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan.
Dewasa ini semakin dirasakan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk layanan informasi bagi masyarakat guna mendukung penyelenggaraan program-program pemerintah. Teknilogi informasi merupakan sarana yang paling efektif untuk menyampaikan atau mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam berbagai bidang.
Teknologi informasi yang difungsikan untuk layanan media/informasi kepada masyarakat memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dalam waktu seketika tanpa dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini tentu akan sangat mendukung suatu disiplin ilmu atau suatu jenis pekerjaan yang memerlukan kecepatan akses informasi seperti jurnalistik atau ekonomi. Jurnalistik merupakan jenis kerja yang mengutamakan aktualitas/kecepatan; sedangkan pada bidang ekonomi/bisnis percepatan informasi akan membawa pengaruh terhadap perolehan profit atau sebaliknya.
Sudah terbukti secara nyata bahwa bidang pembangunan, perekonomian, bisnis, dan bidang lainnya tidak akan mengalami kemajuan tanpa diimbangi dengan pencapaian kemajuan di bidang teknologi informasi. John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1984) telah memprediksikan akan terbentuknya ekonomi global. Prediksi ini saat ini telah menjadi kenyataan, misalnya saja pada saat ini seseorang yang tengah berada di tengah hutan belantara di pedalaman Kalimantan dapat saja melakukan transaksi dengan rekan bisnisnya yang ada di New York melalui komunikasi dengan telepon satelitnya.
Fungsi pelayanan Media ini berhubungan dengan pelaksanaan memprogram media dan pelayanan dukungan yang dibutuhan oleh staf pendidik dan peserta didik. Hal ini meliputi : sistem media untuk kelompok besar, istem media untuk kelas standar, fasilitas dan program belajar mandiri, pelayanan perpustakaan cetak, digital, audio video, multimedia, dan bahan pembelajaran, konsultasi media pembelajaran, pelayanan pemeliharaan dan penyimpanan, layanan peminjaman, dan pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan.
Produksi media berhubungan dengan penyediaan materi atau bahan instruksional yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial.
Hal ini meliputi :
a. Penyiapan karya seni asli (original atwork) untuk tujuan instruksional.
b. Produksi transparansi untuk OHP
c. Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto dan lain-lain)
d. Pelayanan reproduksi photografi
e. Pemrograman, pengeditan dan reproduksi rekaman pita suara
f. Pemrograman, pemeliharaan dan pengembangan sistem televisi di kampus
Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan mengolah (produksi) media (benda visual maupun non visual) dengan cara mempergunakan segala sumber daya (tenaga, pikiran, dan dana). Berikut ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk memproduksi media terutama media yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Dalam makalah ini akan membahas produksi media pendidikan yaitu media yang berupa gambar atau non elektronik. Gambar-gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar, pamflet dari biro perjalanan dan sebagainya.
Gambar-gambar harus dikumpulkan dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali bila diprlukan. B. Produksi Media pendidikan berupa Gambar (Non Elektronik)
1. Media gambar cetak Untuk memproduksi media gambar ada beberapa cara dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling modern. Untuk memproduksi media gambar yang paling sederhana misalnya kita ingin membuat gambar tentang rambu-rambu lalulintas, membuatnya cukup dengan karton pensil dan gunting caranya dengan membentuk gambar rambu-rambu lalulintas lalu digunting. Untuk cara yang semi modern kita dapat mensablon gambar tentu saja kita harus datang ke tempat penyablonan karena butuh alat khusus dan keahlian untuk menyablon.
Untuk cara yang paling modern kita dapat mempergunakan kamera digital yang memiliki relsolusi Pixel yang tinggi untuk memotret gambar-gambar yang ingin dijadikan media, kita transfer data ke komputer lalu kita edit sesuai dengan keinginan kita selanjutnya dicetak, atau dengan men scaner yaitu dengan memasukan gambar yang ingin dijadikan media ke alat scan lalu kita transfer ke komputer yang selanjutnya di edit dan di cetak. Atau cara yang paling efektif yaitu mengumpulkan gambar-gambar yang dapat dijadikan media pengajaran dari berbagai majalah, koran dan lain-lain lalu dibuat kliping. Sebenarnya untuk media gambar di zaman sekarang ini tidak susah untuk diperoleh sekarang banyak dijual gambar-gambar yang dapat digunakan sebagai media pendidikan kalau tidak ada yang menjual kita juga dapat mencari ke internet. Cara yang dikemukakan diatas bisa juga untuk memproduksi media seperti gambar grafik, diagram, bagan dan sebagainya.
2. Media gambar/foto Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi foto ini merupakan alat visual Yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima anak-anak akan sama.
Fungsi Produksi ini berhubungan dengan penyediaan materi atau bahan-bahan intruksional yang tidak dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang diperdagangkan. Hal ini meliputi : peniapan karya seni original untuk tujuan intruksional, produksi program audio, produksi program video, produksi multimedia, produksi media cetak, produksi media sederhana, pelayanan membuat kopi photografi, memprogram, mengedit, dan memperbanyak pita suara, memprogram, memelihara dan mengembangkan sistem.
3. Keuntungan jika OSB melaksanakan promosi adalah:
Pada dasarnya tujuan promosi membangun hubungan kerja sama dengan berbagai komponen yang ada. Melalui kerja sama yang erat, semua sumber yang ada dapat dipakai oleh peserta belajar, baik secara individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya prosesbelajar.
Namun, pada umumnya suatu aktivitas promosi mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Promosi dapat menyampaikan pesan yang dituju atau ditargetkan. Dengan demikian perlu dipilih cara yang sesuai yang ditargetkan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Menentukan target audiens
- Menentukan jumlah target audiens
- Memilih media yang paling sesuai
2. Menarik perhatian
Aktivitas promosi dikemas dalam bentuk yang menarik perhatian, agar peserta didik tertarik dan menyimpan pesan yang disampaikan dalam memori pikiran mereka. Cara yang dilakukan pada umumnya memberikan sponsor pada suatu acara tertentu, menggunakan tokoh masyarakat setempat, menonjolkan keunggulan dari program-program yang diperkenalkan.
3. Pemahaman
Promosi yang direncanakan dengan baik akan memudahkan peserta didik memahami pesan yang disampaikan kepadanya. Pesan yang jelas dan penggunaan media yang tepat dan kemasan cerita yang menarik mampu menyampaikan pesan kepada pengguna secara cepat dan tepat.
4. Perubahan sikap
Setelah promosi dapat dipahami, organisasi mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi tersebut.
5. Tindakan
mempertahankan keberadaan organisasi melalui peningkatan hasil yang dicapai akibat meningkatkan pengguna yang memanfaatkan barang dan jasa yang ditawarkan organisasinya. Oleh karena itu, tujuan akhir promosi adalah menimbulkan tindakan calon pengguna yang dituju untuk memanfaatkan barang dan jasa yang dipromosikan.
4. Peran OSB dalam perkembangan Teknologi Pembelajaran dimasa depan adalah:
Proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Pemanfaatan media pembelajaran sangat penting bagi motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Maka diperlukan dukungan semua pihak diantaranya: wali murid, sekolah, lingkungan masyarakat, dalam pengadaan media pembelajaran baik. Untuk itu sebaiknya dalam proses pembelajaran memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik dan tepat, dan guuru hendaknya bersama-sama ikut berpartisipasi guna membantu kelancaran dalam pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar meliputi :
a. Papan Tulis
Papan tulis adalah papan datar yang terbuat dari kayu yang biasanyadigantung di dinding depan kelas, sebagai alat untuk menulis, memperjelaskan berbagai materi pembelajaran. Media papan tulis merupakan alat yang sangat diperlukan di setiap sekolah dan dikelas. Bahkan papan tulis dapat dikatakan fasilitas yang mutlak diperlukan. Seperti halnya meja dan kursi. Dengan papan tulis, pengajar dapat menulis dan memperjelaskan materi pelajaran secara efektif dan efisien sehingga pembelajar dapat menerima pelajaran dengan baik. Manfaat lain dari kegunaan media papan tulis adalah hemat biaya, liiikekeliruan dapat diperbaiki langsung, bentuk tulisan sederhana, rapi dan mudah dibaca juga penggunaan ruang/space papan tulis secara efektif dan efisien. Papan tulis merupakan alat yang lazim digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menjelaskan materi-materi dan tugas-tugas yang telah disiapkan oleh pengajar.
b. Media Buku
Dalam pemanfaatan buku pegangan suatu media yang sangat berguna yaitu sebagai sumber rujukan atau acuan di dalam penyampaian materi sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengajar sangat perlu buku pegangan yang cukup.
c. Media Gambar
Media gambar atau foto merupakan media yang paling sering digunakan oleh seorang guru, karena media ini mudah dimengeri dan dapat dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan kata-kata. Penyampaian materi pelajaran dengan menggunakan gambar tentu merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar, maka penggunaan gambar harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan dan tujuan yang diinginkan. Selain itu penggunaan gambar dalam proses pembelajaran sangat tergantung kreasi dan inisiatif pengajar itu sendiri.
d. Tipe Recorder
Tipe recorder digunakan untuk merekam dan memutar audio atau suwara yang berkaitan dengan pembelajaran. Seperti pemutaran lagu-lagu daerah atau kebangsaan dalam pelajaran seni.
e. Media Bagan
Media Bagan Arus ( flow chart ) adalah media yang menggambarkan arus suatu proses dalam menuangkan suatu ide yang divisualkan dengan model bagan arus. Tanda panah digunakan untuk menggambarkan arah arus suatu hubungan atau proses.
f. Proyektor
Proyektor digunakan untuk memutar film. Dengan media audio visual peserta didik terutama SD akan tertarik sehingga peserta antusias dalam mengikuti pelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan anak SD dalam menyampaikan materi pelajaran yaitu untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar diantaranya agar mudah paham terhadap materi yang disampaikan, siswa lebih aktif dalam belajar, siswa lebih termotivasi untuk selalu ingin belajar dan mengurangi kejenuhan siswa dalam proses belajar. Serta dapat mencapai tujuan akhir yaitu siswa memiliki prestasi yang baik dalam proses belajar mengajar.
5. Media pembelajaran yang dapat dipakai belajar dalam waktu dan tempat yang berbeda adalah:
video conference atau dikenal juga dengan video teleconference yakni suatu teknologi multimedia videobroadcasting yang dapat memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif antara suatu pihak dengan pihak lain di tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Keberadaan media video conference dapat memungkinkan pemerataan pendidikan ke berbagai wilayah, apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas tentunya jika video conference dapat diterapkan dalam proses pembelajaran jarak dan waktu tidak akan lagi menjadi hambatan.
mata kuliah: kepemimpinan & supervisi pendidikan
oleh: Rinda Wulandari, S.Pd
BAB I
KONSEP, PRINSIP, DAN SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Pada prinsipnya konsep kepemimpinan terdapat banyak kesamaan. Dalam rumusan mengenai ciri-ciri kepemimpinan secara fundamental bersifat universal, hal ini berlaku pada semua bidang kegiatan. Kepemimpinan adalah kegiatan seseorang menggerakkan orang lain agar orang itu berkenan melaksanakan tugasnya. Proses kepemimpinan seseorang dapat muncul dalam bentuk usaha mempengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan. Proses kepemimpinan dapat muncul kapan dan dimana saja bila terdapat unsur-unsur:
Orang yang memimpin.
Orang-orang yang dipimpin.
Kegiatan atau tindakan penggerakan untuk mencapai tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai bersama.
Teori-teori kepemimpinan ada enam, yaitu:
1. Teori Sifat (Traits Theory): apa yang membuat seseorang pemimpin berhasil (efektif) bersumber dari kepribadian (personality) pemimpin itu sebagai seorang insan. Kenyataannya, kepemimpinan yang efektif pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat efektif, pada dasarnya merupakan salah satu fenomena yang sangat kompleks dalam hubungan antarmanusia dan merupakan teka-teki yang tidak ada habis-habisnya bagi siapa saja yang ingin menguasainya. Berdasarkan penelitian terhadap sifat-sifat “orang besar” (greatman) dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan atas sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Jadi, kepemimpinan tersebut merupakan sesuatu yang diwariskan. Teori ‘leaders are born and not made’ (pemimpin-pemimpin dilahirkan dan tidak dibentuk) para ahli menyebut teori ini sebagai teori bakat. Kelemahannya adalah:
o Diantara pendukung-pendukungnya tidak ada persesuaian atau kesamaan mengenai perincian sifat-sifat yang dimaksud.
o Terlalu sulit untuk menetapkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
o Sejarah membuktikan bahwa situasi dan kondisi tertentu memerlukan sifat-sifat pemimpin yang tertentu pula.
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory): kemunculan pemimpin merupakan hasil dari waktu, tempat, dan situasi sesaat. Seseorang dapat menjadi pemimpin dalam suatu situasi tertentu karena kelebihannya dalam mengatasi situasi itu. Sedangkan, mungkin dalam situasi lain yang tidak memerlukan kelebihan tersebut, ia tidak menjadi pemimpin. Beberapa ahli teori ini sependapat bahwa walaupun suatu situasi tertentu memberikan kesempatan bagi timbulnya pemimpin, namun situasinya itu sendiri tidak cukup untuk memunculkan suatu kepemimpinan. Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan tertentu. Diperlukan orang-orang yang memiliki sifat atau ciri-ciri tertentu yang cocok. Seorang pemimpin yang berhasil pada situasi dan kondisi tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situasi dan kondisi tertentu, tidak menjamin bahwa ia pasti berhasil pada situasi dan kondisi yang lain. Teori lingkungan ini, juga disebut teori serba situasi. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin dikarenakan oleh situasi dan kondisi.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal-Situational Theory): kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat kekuatan yang tunggal. Teori ini mengakui bahwa kepemimpinan merupakan produk dari terkaitnya tiga faktor, yaitu:
Sifat-sifat pribadi dari pemimpin
Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya
Masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok
Teori ini mungkin dapat diparalelkan dengan teori ekologis, yang pada pokoknya menyatakan bahwa seseorang akan berhasil melaksanakan kepemimpinan apabila ia pada waktu lahir telah memiliki bakat atau sifat kepemimpinan yang kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan menyesuaikannya kepada situasi yang dihadapi, yaitu:
• Tugas, pekerjaan atau masalah yang dihadapi
• Orang-orang yang dipimpin
• Keadaan yang mempengaruhi tugas, pekerjaan, dan orang-orang tadi.
4. Teori interaksi dan harapan (interaction-expectation theory): teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel ; aksi, reaksi, interaksi, dan perasaan (action, interaction, dan sentiment). Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interaksi dan partisipasi dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai/menyenangi satu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas norma-norma kelompok. Semakin tinggi perasaan keakraban pemimpin dengan anak buahnya semakin efektif dalam situasi dimana dituntut kepemimpinan yang moderat.
5. Teori Humanistik (Humanistic Theory): Teori ini mendasarkan diri pada tesis “the human being is by nature a motivated organism; the organization is by nature structured”. Artinya, manusia karena sifatnya adalah organisma yang dimotivasi, sedangkan organisasi karena sifatnya adalah tesusun dan terkendali. Menurut teori humanistik ini, perlu dilakukan motivasi pada pengikut, dengan memenuhi harapan mereka dan memuaskan kebutuhan mereka. Melakukan motivasi berarti juga melakukan human relations (hubungan antar manusia). Artinya, mengusahakan keseimbangan antara kebutuhan/kepentingan umum organisasi.
6. Teori tukar-menukar (exchange theory): Teori ini berdasarkan asumsi bahwa interaksi sosial menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan dengan pengikut yang digerakkan oleh pemimpin. Hal ini dapat terjadi karena saling menguntungkan. Teori ini juga disebut teori “beri-memberi” atau dapat juga disebut saling memberi dan menerima.
Sumber-sumber Kepemimpinan Pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Pemimpin resmi yang biasa disebut “status leader”, “titular leader” atau “formal leader” merupakan sebutan bagi mereka yang menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan, dan Pemimpin yang tidak resmi yang biasa disebut “real leader”, “emerging leader”, “functional leader” merupakan sebutan bagi mereka yang mampu mempengaruhi dan mendorong ke arah perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun mereka tidak menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan. Akan sangat baik dan berkualitas bila seorang pemimpin pendidikan itu selain didukung oleh posisi yang diduduki dalam struktur organisasi pendidikan, juga memiliki kelebihan-kelebihan yang berasal dari pribadinya.
Sondang P. Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi menyimpulkan ada tiga teori yang menonjol mengenai timbulnya seorang pemimpin, yaitu:
Teori Genetis(hereditary theory), seseorang akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Teori Sosial, setiap orang akan dapat menjadi pemimpin bila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis (Sondang P. Siagian, 1980), seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia sejak dilahirkan telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan.
Roby (1961) seperti dikutip oleh Mar’at dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan , mengembangkan model matematik dari fungsi-fungsi kepemimpinan yang berdasarkan unit-unit respon dan bobot informasi. Fungsi-fungsi Kepemimpinan Pendidikan dapat diidentifikasikan menjadi:
Menghasilkan kesesuaian tujuan diantara para anggota
Menyeimbangkan akal dan kemampuan kelompok dengan tuntutan lingkungan
Menetapkan struktur kelompok yang akan memusatkan informasi secara efektif dalam memecahkan masalah
Memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan tersedia apabila sedang dibutuhkan.
Bales dan Slater (1955), melihat ada dua fungsi utama yang ditampilkan oleh pemimpin, yaitu:
1. Dihubungkan dengan produktivitas.
2. Berkaitan dengan dukungan sosio emosional dari anggota-anggota kelompok.
Tahalele dan Indrafachrudi (1975), menyebutkan ada dua fungsi primer pada kepemimpinan pendidikan, yaitu:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan.
Nawawi (1988), fungsi kepemimpinan pendidikan adalah:
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpkir dan mengeluarkan pendapat.
2. Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpin sehingga timbul kepercayaan pada diri sendiri dan kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat/buah pikiran dengan sikap harga menghargai sehingga timbul perasaan ikut terlibat di dalam kegiatan kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan bertanggungjawab atas terwujudnya pekerjaan masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
4. Membantu menyelesaikan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk untuj mengatasinya sehingga berkembang kepedulian dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.
Prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan dikelompokkan menjadi lima:
1. Prinsip pelayanan
Kepemimpinan sekolah harus menetapkan unsure-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional di sekolahnya.
2. Prinsip persuasi
Menekankan agar dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan memperhatkan situasi dan kondisi setempat.
3. Prinsip bimbingan
Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan peserta didik di lembaga yang ada dalam wilayah pembinaannya.
4. Prinsip efisiensi
Prinsip yang bersifat ekonomis.
5. Prinsip berkesinambungan
Bertujuan agar pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus, selama mereka berada di sekolah.
Seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan, diantaranya:
1) Syarat-syarat formal
2) Syarat-syarat fundamental
3) Syarat-syarat praktis
4) Syarat-syarat kepemimpnan lainnya, yaitu:
Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.
Percaya diri sendiri dan bersifat membership.
Cakap bergaul dan ramah tamah.
Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.
Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.
Suka menolong, member petunjuk, dan dapat menghukum secara konsekuen dan bijaksana.
Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar.
Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.
Berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya.
Bijaksana dan selalu berlaku adil.
Disiplin.
Berpengetahuan dan berpandangan luas.
Sehat jasmani dan rohani.
Sifat-sifat kepemimpinan
Asta brata
a) Watak matahari, matahari mempunyai sifat panas dan penuh energy dan pemberi sarana hidup.
b) Watak bulan, bulan mempunyai wujud indah dan menerangi dalam kegelapan.
c) Watak binatang, bintang mempunyai bentuk yang indah dan menjadi hiasan di waktu malam yang sunyi serta menjadi kompas atau pedoman bagi mereka yang kehilangan arah.
d) Watak angin, angin mempunyai sifat mengisi setian ruangan yang kosong walaupun tempat rumit sekalipun.
e) Watak mendung, mempunyai sifat menakutkan (wibawa), tetapi sesudah menjadi air (hujan) dapat menghidupkan segala yang tumbuh.
f) Watak api, api mempunyai sifat tegak dan sanggup membakar apa saja yang bersentuhan dengannya.(Pemimpin harus dapat berfungsi laksana api, bertindak tegas, adil, tanpa pandang bulu).
g) Watak samudera, samudera mempunyai sifat luas, memet dan rata. (Pemimpin harus mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima semua persoalan, dan tidak boleh membenci terhadap seseorang).
Prof.Arifin Abdulrachman
a) Sifat-sifat pokok, sifat dasar yang dimiliki oleh setiap pemimpin. Adil, pengayom, penuh inisiatif, penuh daya tarik, penuh rasa percaya diri.
b) Sifat-sifat khusus karena pengaruh tempat, sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
c) Sifat-sifat khusus karena pengaruh dari golongan pemimpin.
John D. Miller
“Institusional Conditions of Leadership”, ada empat hal penting dalam kepemimpinan, yaitu:
1. The ability to see an enterprise as a whole (kemampuan melihat organisasi sebagai keseluruhan).
2. The ability to make decisions (kemampuan mengambil keputusan).
3. The ability to delegate authority (kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang).
4. The ability to command loyality (kemampuan menanamkan kesetiaan).
Sembilan C persyaratan pemimpin pemerintahan menurut Herman Finer :
1. Consciousness
Kesadaran. Pemimpin harus memiliki fakta-fakta dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
2. Coherence
Mengkait-kaitkan. Pemimpin harus mampu menghubungkan berbagai macam cabang ilmu yang diperlukan bagi jabatannya.
3. Constancy
Kemantapan. Suatu ketetapan pendirian atau kekukuhan.
4. Conviction
Keteguhan. Suatu ketetapan hati, tekad dan keyakinan; pemimpin memiliki cita-cita, citra, kebijakan, dan prinsip-prinsip.
5. Creativeness
Daya cipta. Kekreatifan.
6. Concientiousness
Kecermatan. Pemimpin harus berusaha memenuhi semua persyaratan dan secvara seksama meneliti diri sendiri, sudahkah memenuhi syarat-syarat.
7. Courage
Keberanian. Suatu kekuatan moral untuk bertindak.
8. Captivation
Gaya yang menarik. Sesuatu yang dapat memikat atau menarik. Misal, gaya berpidato atau penampilan.
9. Cleverness
Kepandaian. Memiliki pengetahuan tentang prosedur, tentang karakter manusia, tentang bernilainya suara pemilih (rakyat) dan sebagainya.
Sikap dan Sifat-sifat Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia
Sikap dasar
Konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila dengan berpedoman P4.
Mengayomi, sikap dasar yang suka memberi perlindungan atau memberi teduh sehingga pengikutnya selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya.
Sifat-sifat
Adil, kemampuan memperlakukan anak buah secara sama. Keadilan adalah kesadaran untuk memberikan kepada masing-masing, apa yang telah menjadi haknya.
Arif bijaksana, kecakapan dan kepandaian bertindak/berbuat menghadapi orang lain.
Penuh prakarsa/inisiatif, sumber inspirasi dan sumber dinamika yang mampu menggerakkan orang-orang.
Percaya pada diri sendiri, sesuatu yang menimbulkan keseimbangan jiwa dan pikiran yang pada akhirnya menumbuhkan semangat optimism dalam rangka mencapai tujuan.
Penuh daya pemikat, sesuatu yang dapat menarik atau memikat perhatian orang.
Ulet, suatu sifat tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan dan selalu berusaha untuk mengatasi berbagai kesulitan.
Mudah mengambil keputusan, menggambarkan sikap tegas dan sifat tidak ragu-ragu sehingga segala sesuatu dapat segera dilaksanakan.
Jujur, suka bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Berani mawas diri, suatu sifat melihat ke dalam diri sendiri danke dalam tubuh organisasi untuk melihat kekurangan, untuk selanjutnya menutupinya.
Komunikatif,sifat mudah menyampaikan sesuatu kepada pihak lan dengan menggunakancara-cara dan gaya yang mudah diterima.
Dalam operasionalnya kepemimpinan pemerintahan di Indonesia berpegang pada prinsip-
prinsip:
“ing ngarso sung tulodo”
Pemimpin harus mampu menjadikan dirinya sebagai panutan.
“ing madyo mangun karso”
Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi.
“tut wuri handayani”
Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya supaya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggungjawab.
BAB II
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Secara umum, menurut cara pelaksanaannya, ada empat tipe kepemimpinan, yaitu:
Kepemimpinan yang otokratis
Pemimpin tipe ini adalah seorang pekerja keras, teliti, dan tertib. Hal ini mengakibatkan suasana di sekolahnya selalu tegang. Sehingga timbul sikap dan anggapan bahwa seorang pemimpin otokratis mempunyai gaya kepemimpinan:
1. Hanya pemimpin sendiri yang perlu mengetahui policy dan tujuan sebenarnya dari usaha yang dilaksanakan.
2. Hanya pemimpinlah yang berhak merencanakan dan menentukan sesuatu kebijaksanaan.
3. Anggota-anggota stafnya adalah pelaksana yang tinggal melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh pemimpin.
4. Setiap langkah dari anggota pelaksana perlu diawasi.
5. Kalau ada saran dan pendapat dari anggotanya hanya pemimpinlah yang dapat menentukan pilihan.
6. Penilaian hasil dari proses bekerja dilakukan oleh pemimpin sendiri berdasarkan norma-norma yang ditentukan sendiri.
Kepemimpinan yang Pseudo-Demokratis
Ia memberi hak dan kuasa kepada para guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Sifat seorang pemimpin yang disebut Pseudo-Demokratis (pseudo berarti palsu) sebenarnya bersifat otokratis, tetapi di dalam kepemimpinannya ia memberi kesan seperti demokratis.
Kepemimpinan yang Laissez-Faire
Seorang yang mempunyai tipe kepemimpinan Laissez-Faire meyakini bahwa guru-guru akan bekerja dengan kegembiraan. Umumnya, pemimpin tipe ini bekerja tanpa rencana. Terdapat beberapa kelemahan dari pemimpin semacam ini, yakni tidak akan menghasilkan suasana tertib dan damai dan tidak akan menimbulkan self discipline kepada anggotanya. Pemimpin Laissez-Faire (biarkan saja berjalan) dapat menimbulkan kekacauan dan kesimpangsiuran dalam usaha. Kepemimpinan macam ini mungkin disebabkan tidak mampu, malas, masa bodoh, atau karena tidak tahu arti sebenarnya dari demokrasi. Sebenarnya demokrasi bukanlah kebebasan mutlak, melainkan kebebasan yang dibatasi oleh peraturan tertentu, yaitu peraturan yang ditentukan bersama.
Kepemimpinan yang Demokratis
Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya yang secara bersama-sama berusaha dan bertanggungjawab tercapainya tujuan bersama. Sikap dan tindakan seorang pemimpin demokratis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengakui dan menghargai potensi yang dimiliki setiap anggota kelompoknya.
2. Dapat menimbulkan dan memanfaatkan kesanggupan/potensi tersebut.
3. Dapat dan berani memindahkan tanggung jawab kepada petugas lain (delegation of authority).
4. Dapat melepaskan diri dari tugas-tugas rutin supaya dapat mencurahkan waktu dan tenaga pada soal-soal kepemimpinan yang kreatif.
5. Dapat cepat mengerti dan menghargai ide-ide yang dikemukakan orang lain.
6. Tidak meminta/mengharapkan penghargaan yang lebih dari anggota-anggota kelompok lainnya.
7. Memperhatikan dan mendorong perkembangan setiap anggota kelompoknya.
8. Beranggapan bahwa anggota-anggota kelompoknya harus sebanyak-banyaknya diikutsertakan dalam tanggung jawab, serta diberi kesempatan untuk melaksanakan kepemimpinannya (Depdikbud,1984).
Prinsip kepemimpinan adalah asas yang mengandung kebenaran dan pantas untuk selalu digunakan oleh setiap pemimpin. Prinsip-prinsip kepemimpinan meliputi:
Mahir dalam soal-soal teknis dan taktis.
Mengetahui diri sendiri, mencari dan selalu berusaha memperbaiki diri.
Memiliki keyakinan bahwa tugas-tugas dimengerti, diawasi, dan dijalani.
Mengenal anggota-anggota bawahan serta memelihara kesejahteraannya.
Memberi teladan dan contoh yang baik.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan anggota.
Melatih anggota bawahan sebagai satu tim yang kompak.
Buat keputusan-keputusan yang sehat dan tepat pada waktunya.
Memberi tugas dan pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan kemampuannya.
Bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan.
Setiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi tiga unsur yang terdiri atas:
Unsur manusia.
Unsur sarana.
Unsur tujuan.
Metode yang digunakan untuk mengarahkan bawahan agar mereka melakukan tugasnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab senantiasa berbeda pada setiap situasi dan kondisi. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan, yaitu:
o Metode persuasif (membujuk).
o Metode implikatif (melibatkan).
o Metode sugestif (menganjurkan).
o Metode diskusi
o Advise (nasihat)
o Induecement (paksaan).
o Komando.
Keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu: moril, disiplin, jiwa karsa, dan kecakapan.
Corak dan gaya kepemimpinan dapat terlihat dari sikap pemimpin, yaitu: sebagai pemimpin, guru Pembina, bapak, dan teman seperjuangan.
Dalam Era Reformasi pada saat ini, para pemimpin kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan Indonesia harus benar-benar memahami dan menghayati nilai-nilai dasar negara, yaitu Pancasila yang bersifat integratif. Kriteria pokok kepemimpinan nasional integratif sebagai berikut:
Terciptanya interaksi/keterpaduan yang harmonis antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Ciri, gaya, sifat, prinsip, teknik, dan asas serta jenis kepemimpinan yang handal.
Strategi kepemimpinan nasional yang tepat (sesuai situasi dan kondisi, serta kurun waktu yang dihadapi).
Kepemimpinan nasional yang integratif harus memiliki pola pikir, pola sikap, dan pola tindak sebagai negarawan. Makna dari negarawan adalah seorang pemimpin diharapkn mampu mengubah kondisi saat ini melalui proses untuk menciptakan kondisi yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan nasional dan mewujudkan cita-cita nasional.
Berpikir sebagai negarawan memiliki ciri “satria”, yaitu mampu menyatukan kesatuan berpikir yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating.
Bersikap sebagai negarawan, harus berladaskan wawasan nusantara.
Bertindak sebagai negarawan,harus berlandaskan atau berpedoman pada konsepsi ketahanan nasional dalam penyelenggaraan kehidupan nasional dan pembangunan nasional dan juga pendekatan terhadap ketahanan nasional.
BAB III
PERKEMBANGAN TEORI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
Orang-orang yang berperan dalam kepemimpinan supervisi harus mengerti kondisi suatu organisasi dan memiliki tinjauan terhadap apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki organisasi dan menyambungkan perilaku-perilaku orang lain dengan struktur organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya, organisasi adalah kesatuan social yang dibangun dengan maksud yang luas dan kadang-kadang dibangun kembali untuk memenuhi tujuan. Tujuan tersebut memberikan identitas pada organisasi pada lingkungan. Pada waktu perubahan yang substansial, organisasi yang tidak dapat mempertahankan kejelasan tujuan atau gagal melihat diri sebagai suatu yang berfungsi menyeluruh dengan sendirinya akan menjadi suatu organisasi yang tidak dapat dipakai lagi.
Dalam perangkat sekolah, sebuah sistem boleh dirumuskan sebagai seperangkat komponen yang diatur sedemikian rupa untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Komponen tersebut, terdiri atas fasilitas, material, dana, guru pengujian, dan sekumpulan variabel pengembang lain untuk mendidik anak-anak.
Nilai nyata dari perspektif sistem bagi supervisor sebagai alat mengidentifikasi kondisi-kondisi yang tidak menyumbang atau menghambat dalam arus kegiatan. Dapat dikatakan, sekali dapat diidentifikasi kekurangan sistem dapat ditargetkan kembali untuk membuat rancangan. Sistem dapat juga membantu pendidik membangun model-model kondisi belajar yang diinginkan.
Kunci lain untuk menyukseskan metodologi pengembangan organisasi dalam memperbaiki proses lembaga adalah janji yang berkenaan dengan perubahan terhadap perpanjangan waktu dan pemakaian beberapa sumber organisasi untuk mempertahankan, membangun kembali, dan memperbesar strukturnya. Pendekatan-pendekatan teknologi pengembangan organisasi bertujuan agar sekolah memperbarui kembali dirinya.
Meskipun studi mengenai struktur dan proses organisasi merupakan cara yang tepat untuk melihat supervise, tetapi studi relasi diantara orang dalam organisasi merupakan focus yang lain yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat didekati dari sejumlah variabel, misalnya komnikasi, kebutuhan individual, semangat juang, motivasi, dan kelompok kerja kecil studi relasi organisasi telah diperkaya oleh studi kepemimpinan dan member petunjuk terhadap fungsi organisasi.
Riset kepemimpinan lebih jauh memperlihatkan faktor penting lain dalam rumus kepemimpinan, yaitu pengikut. Dalam konteks ini, pengikut adalah suatu hal krusial (gawat) dalam menetapkan kepemimpinan. Oleh karena orang ini merasakan pemimpin dan situasi dan mengadakan reaksi menurut penglihatannya. Dengan pengamatan ini, riset kepemimpinan muncul ke dalam tahap “teori pertukaran” yang memfokuskan diri bagaimana pemimpin mendorong kelompok untuk menerima pengaruh mereka dan proses di bawah perpanjangan penggunaan pengaruh itu.
Suatu elemen administrasi yang mendasar ialah kebutuhan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan. Koordinasi merupakan jembatan diantara perencanaan dan tindakan. Kebijaksanaan memudahkan pekerjaan koordinasi dengan memberikan suatu konsepsi metode yang terinci untuk menyelesaikan tugas dan mendorong pendelegasian, baik wewenang maupun tanggung jawab dalam organisasi. Studi mengenai penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan menjadi penting sekali dalam organisasi. Dalam dunia pendidikan misalnya, sekolah terbuka dan bergantung pada input dari sumber-sumber yang bermacam-macam.
Kepercayaan tradisional menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu profesi. Dalam profesi ini keputusan kebijakan dibuat badan representative dari orang awam dan penerapannya oleh para professional. Ideologi ini telah ditantang atas dua dasar, yaitu pembuatan bersama-sama dilengkapi rasional bagi usaha baru dalam dalam pengembangan warga Negara. Masyarakat menantang:
Keefektifan sekolah.
Kerepresentatifan pembuat kebijakan sekolah.
Sistem sekolah diadministrasikan dalam struktur kewibawaan yang kompleks. Badan pendidikan tidak melakukan wewenang akhir atas kebijakan pendidikan. Dalam realitasnya badan pendidikan hanya melakukan kewibawaan sampai ia dapat mensahkan keputusan (membuat keputusan itu dapat diterima) dalam sistem politik. Badan pendidikan tidak dapat memaksa kebijakan yang tidak dapat diterima oleh orang yang dilayaninya dan menahan kebijakan itu. Dengan demikian, orang yang bergerak di sekolah harus secara kontinyu mencari persetujuan masyarakat mengenai pelaksanaan keijakan.
BAB IV
KEPEMIMPINAN DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. Arti Administrasi Pendidikan
Pengertian administrasi didefinisikan sebagai “keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang berdasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” Terdapat beberapa komponen pengertian:
1. Direction
2. Control dan management
3. Manajemen
Dilihat dari sudut perkembangan administrasi sebagai ilmu, maka klasifikasi fungsi manajemen tersebut, ternyata berkembang menurut latar belakang kondisi masyarakat dengan pandangan hidupnya dan alam pikiran dari seorang teoritikus.
Di dunia pendidikan dibutuhkan suasana sangat demokrasi agar kreativitas guru dan murid berkembang secara optimal.
B. Prinsip-prinsip Administrasi Pendidkan
Douglas dalam bukunya Modern Administration of Secondary School menyarankan beberapa prinsip organisasi dan administrasi sebagai berikut:
Memprioritaskan tujuan di atas pertimbangan pribadi dan mekanisme organisasi (Priority of objectives over machinery and Personal Considerations)
Pengoordinasian tentang wewenang dan tanggung jawab (Coordination of authority and responsibility).
Penyesuaian tanggung jawab yang diberikan terhadap karakter personil (Adaptation of responsibility to the character of the personnel)
Pengenalan terhadap factor-faktor psikologis manusia (Recognition of the human psychological factors)
Relativitas dari nilai-nilai (Relativity of values)
C. Administrator Sekolah sebagai Pimpinan Pendidikan
Bordman, menyatakan tugas utama kepala sekolah dan guru-guru adalah menyukseskan pendidikan dan pengajaran. Tetapi, kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah hendaknya memimpin guru-guru, para pegawai, dan orang tua murid.
Ada dua faktor pendukung untuk menyukseskan kepemimpinan kepala sekolah itu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pengajaran, yaitu:
a. Pembentukan sarana-sarana pendidikan pengajaran yang tepat.
b. Ia sendiri dituntut adanya ketrampilan tertentu.
Faktor lain adalah sebagai faktor ekstern, yaitu suatu sarana pengajaran yang memberi keleluasaan berkembang bagi guru-guru dalam membina profesinya dengan tidak terlalu mengganggu kegiatan administrasi praktis.
Faktor kedua merupakan faktor intern dari kepala sekolah. Faktor ini merupakan keterampilan tertentu yang ada padanya.
D. Beberapa Masalah Personel Sekolah dan Pemecahannya
Tahalele, menyatakan bahwa di dalam sekolah guru-gurulah yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak-anak. Kita menghendaki supaya anak-anak itu tumbuh dengan baik di sekolah. Hanya dalam situasi pekerjaan yang sehat dan menyenangkan terpupuklah moral yang tinggi pada guru yang ingin berkorban untuk kemakmuran sekolah. Masalah-masalah itu dapat menimpa kepada guru karena beberapa kebutuhan yang ada pada dirinya tidak terpenuhi dan tidak terpuaskan. Dengan tidak terpenuhi kebutuhannya sehingga stabilitas jiwa seseorang itu terganggu. Usaha-usaha pemecahan masalah dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Menyusun penilaian bersama antara dewan guru untuk mengadakan penilaian terhadap pekerjaannya sendiri, yang selanjutnya adakalanya dilakukan supervisi secara gotong royong.
Kirimilah guru itu dengan majalah-majalah yang berisi ide menantang. Tapi, guru-guru yang lain hendaknya dikirimi pula.
Berilah tanggung jawab dalam kepanitiaan program kesejahteraan guru-guru.
Berilah tanggung jawab dalam kepanitiaan sehubungan dengan kesejahteraan guru, perencanaan program, dan self evaluasi.
BAB V
MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT
Prinsip Dasar yang Harus Diterapkan Sekolah untuk Membina Hubungan dengan Masyarakat Sekitar
Hubungan dengan masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dari keikutsertaannya dalam program sekolah. Prinsip menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah saling memberikan kepuasan.
Cara Melakukan Komunikasi yang Efektif dengan Masyarakat di Sekitar Sekolah
Mengidentifikasi orang-orang kunci, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi anggota masyarakat yang lain.
Melibatkan orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan sekolah, khususnya yang sesuai dengan minatnya.
Memilih saat yang tepat.
Cara Menumbuhkan Minat Masyarakat untuk Terlibat ada Program Sekolah
o Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misal kebersihan lingkungan.
o Mengadakan open house, memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui program dan kegiatan sekolah yang direncanakan atau yang telah dijalankan.
o Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau Pembina suatu program sekolah.
o Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat.
Cara Mengendalikan Tokoh atau Masyarakat yang Memiliki Keinginan Tertentu agar Program Sekolah Sama dengan Keinginannya
• Sekolah perlu menghargai setiap gagasan, tapi tidak harus menuruti jika tidak sesuai dengan program induk sekolah.
• Bila ada tokoh kritis dan bersikeras, perlu dipikirkan seberapa penting peran yang bersangkutan dalam pengembangan sekolah.
• Bila terjadi konflik, pimpinan sekolah harus mengambil posisi netral.
Pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat juga harus diprogramkan dan dievaluasi secara berkala, sebaiknya melibatkan orang tua siswa dan tokoh di sekitar sekolah.
Penggalangan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat hanya mungkin dilakukan apabila sekolah dan kegiatannya dipahami oleh masyarakat.
Human relation mempunyai makna amat penting di sekolah, bahkan merupakan suatu syarat bagi seseorang dalam berkomunikasi. Human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain yang menghasilkan keputusan.
Permasalahannya, bagaimana upaya pimpinan sekolah supaya bias memuaskan sekian banyak orang dalam situasi yang cepat berubah. Perubahan kebijakan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, kemajuan iptek yang akan berdampak pada kurikulum, perkembangan demokrasi yang harus diterapkan dalam pengelolaan pendidikan dan sebagainya.
Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
Dalam mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh sekolah, diantaranya:
Melakukan pendekatan komunikasi yang efektif dengan masyarakat di sekitar sekolah untuk membangun komunikasi, dengan cara:
Mengidentifikasi orang-orang kunci.
Melibatkan orang-orang kunci dalam kegiatan sekolah.
Memilih saat yang tepat.
Menumbuhkan minat masyarakat untuk terlibat dalam program sekolah, dengan cara:
Melaksanakan program kemasyarakatan.
Mengadakan open house yang memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahuin program sekolah yang telah dilaksanakan.
Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau Pembina program kegiatan sekolah.
Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat.
Kepala Sekolah menyampaikan informasi tentang kegiatan sekolah kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan cara:
Melalui selebaran dan bulletin.
Rapat, seminar, lokakarya, sarasehan, dan penyuluhan.
Kontak pribadi.
Kegiatan publikasi melalui radio, televise, dan surat kabar.
Melalui pidato.
Mengadakan pameran seni.
Open day.
Menggunakan internet-homepage.
Karya wisata.
Melalui siswa, guru, dan pegawai.
Olah raga bersama.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan kepala sekolah enggan melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah. Hal-hal yang menimbulkan konflik antara sekolah dengan masyarakat, antara lain:
• Masalah perubahan.
• Pandangan sempit.
• Tekanan dari luar.
• Persaingan antar kelompok dalam masyarakat.
• Latar belakang guru.
• Hak-hak guru.
• Krisis kepercayaan,
• Pelaksanaan yang kurang wajar dari sekolah terhadap siswa.
Ada beberapa gagasan untuk meningkatkan hubungan hak antara sekolah dengan masyarakat, yaitu menerapkan Wawasan Wiyata Mandala, antara lain:
o Mendorong murid berperan dalam kehidupan sosial.
o Fasilitas sekolah dapat dimanfaatkan masyarakat.
o Selalu menyampaikan informasi penting tentang sekolah kepada masyarakat melalui bazar amal, bakti sosial, idul qurban, zakat fitrah, dan lain-lain.
o Kepala sekolah, staf, dan para siswa melayani tamu dengan hati yang sejuk.
o Sekolah tidak melibatkan diri dalam politik, selalu netral, tidak memihak serta teguh pendiriannya dalam mengikuti peraturan dinas dan hukum.
o Hendaknya hubungan sekolah dengan masyarakat tersebut dilandasi dengan cinta kasih dan ikhlas.
BAB VI
MANAJEMEN KONFLIK
Untuk mencapai tujuan pendidikan sering dijumpai banyak hambatan, baik besar maupun kecil yang semuanya meminta perhatian. Salah satu bentuk hambatan itu adalah konflik. Jenis konflik interpersonal, inter-kelompok, dan struktural lebih sering dijumpai pada administrator pendidikan di tingkat bawah atau tingkat menengah. Ada jenis konflik lain yang tidak kurang pentingnya diperhatikan oleh administrator, konflik itu adalah konflik intrapersonal dan konflik intra organisasi. Konflik intrapersonal biasanya dialami oleh administrator dalam pengambilan keputusan.
Konflik tujuan biasanya terjadi dalam suatu tujuan tertentu terkandung baik aspek positif maupun negatif. Ada tiga jenis konflik tujuan:
Konflik ya-ya (approach approach conflict)
Bila ingin memperoleh dua macam tujuan positif yang saling berdiri sendiri.
Konfl ya-tidak (approach-a voidance conflict)
Terjadi apabila terdapat suatu tujuan, tetapi didalamnya terdapat dua aspek yang bertentangan, yakni positif dan negatif.
Konflik tidak-tidak (a voidance-a voidance conflict)
Bila ingin membebaskan diri dan dua jenis tujuan negative dan saling berdiri sendiri.
Konflik peran (role conflict) terjadi bila dalam waktu bersamaan dua macam peran minta diperlakukan sama. Ada empat macam konflik peran, yakni:
Konflik peran diri (person-role).
Konflik antara peran (inter-role).
Konflik antarpengirim pesan (intersender).
Konflik dalam diri pengirim pesan (intrasender).
Konflik peran diri (person-role) terjadi bila tuntutan peran bertentangan dengan kebutuhan, nilai-nilai atau kemampuan pemegang peran.
Konflik antara peran (inter-role) terjadi pada diri seseorang yang secara serentak berperan pada beberapa organisasi.
Konflik antara pengirim pesan (intersender) dirasakan oleh seseorang yang menerima sejumlah harapan yang berbeda atau bahkan berlawanan dari sejumlah pengirim pesan.
Konflik dalam diri pengirim pesan (intrasender) muncul bila seseorang memberikan petunjuk untuk melakukan sesuatu yang berlawanan antara satu dan lainnya.
Sumber konflk antara perorangan (interpersonal) sama dengan sumber konflik antara kelompok (intergroup). Konflik bisa muncul bila terdapat:
Perbedaan tujuan/nilai-nilai.
Perbedaan persepsi tentang realita.
Keinginan yang sama terhadap hal-hal yang langka.
Kemauan yang mengatur diri sendiri (autonomy).
Menurut pengamatan March dan Simon konflik tujuan lebih banyak kemungkinannya terjadi dalam organisasi yang:
Jumlah stafnya sangat besar.
Stafnya terdiri atas para ahli dari berbagai bidang yang sangat berbeda.
Bergerak di bidang penelitian atau pelayanan (service) sebagai kebalikan dari bidang produksi.
Konflik yang timbul karena adanya struktur formal disebut konflik struktural. Secara formal organisasi terdiri atas tiga tingkat, yaitu:
a) Tingkat tertinggi, disebut tingkat strategis.
b) Tingkat menengah, disebut tingkat koordinatif.
c) Tingkat bawah, disebut tingkat operasional.
Dalam organisasi yang kompleks, konflik lebih banyak dijumpai pada empat bidang struktural. Pada keempat bidang itu muncul masing-masing:
Konflik hirarki
(konflik antara kepala sekolah dengan kepala kantor departemen pendidikan).
Konflik fungsional
(konflik antara bagian akademik dan bagian administrasi).
Konflik staf pembantu dan staf utama
(konflik antara kepala sekolah dan koordinator bidang studi).
Konflik informal-formal
(konflik antara ukuran yang dipakai oleh kelompok informal guru-guru tentang partisipasi pada penataran dengan tuntutan atasan).
Nilai negatif konflik, antara lain:
1) Menyebabkan timbulnya perasaan “tidak enak” sehingga menghambat komunikasi.
2) Membawa organisasi kearah disintegrasi.
3) Menghalangi kooperasi, antara individu dan subsistem organisasi.
4) Memindahkan perhatian anggota dari tujuan organisasi.
Nilai positif konflik mencakup:
1) Memungkinkan ketidakpastian dalam organisasi dalam organisasi yang tersembunyi muncul di permukaan sehingga organisasi dapat mengadakan penyesuaian untuk mengatasinya.
2) Memungkinkan timbulnya norma-norma baru untuk menyempurnakan norma lama.
3) Dapat mengukur struktur kekuasaan yang ada pada organisasi.
4) Memperkuat ciri kelompok sehingga kelompok memiliki identitas yang pasti.
5) Menyatukan komponen yang tadinya terpisah-pisah.
6) Merangsang usaha mengatasi stagnasi (Soetopo,2004).
Beberapa faktor yang mempengaruhi konflik, antara lain:
Ciri umum pihak-pihak yang berkonflik.
Hubungan pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi konflik.
Sifat masalah yang menimbulkan konflik.
Lingkungan sosial di tempat konflik terjadi.
Kepentingan pihak-pihak yang berkonflik.
Strategi yang biasa digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
Konsekuensi konflik terhadap yang berkonflik dan terhadap pihak lain.
Menurut Pondy konflik itu berawal dari apa yang disebutnya dengan konflik laten.
Konflik sadar (perceived conflict)
Mulai ada sesuatu yang disadari sebagai ancaman terhadap sistem nilai.
Konflik rasa (feel conflict)
Mulai mengganggu karena dirasakan sebagai suatu ancaman.
Konflik nyata (manifest conflict)
Apa yang dicemaskan sebelumnya memang terjadi.
Setelah berlangsung selama beberapa lama konflik yang telah menjadi kenyataan itu diakhiri dengan panantuan (resolved) atau dengan memendamnya (suppressed).Akhirnya, konflik akhir (aftermatch conflict).
Menurut Robbins , konflik adalah suatu proses yang terdiri atas empat tahap, yaitu:
Tahap I oposisi potensial, ditandai oleh kondisi yang diperlukan untuk lahirnya konflik.
Tahap II kognisi dan personalisasi, ditandai oleh munculnya kesadaran dan perasaan adanya konflik.
Tahap III perilaku, dtandai oleh meletusnya konflik secara terbuka.
Tahap IV hasil, ditandai oleh berakhirnya konflik dalam bentuk perhitungan laba-rugi (functional dysfunctiona).
Lima alternatif penyelesaian konflik:
a. Kompetisi atau pemaksaan
Ancaman menang kalah.
b. Penghindaran diri (avoidence)
Konflik berakhir begitu saja.
c. Kompromi
Dengan kompromi maka konflik berakhir.
d. Penyesuaian diri (akomodasi)
Kerelaan salah satu pihak untuk menyerah kepada yang lain.
e. Kolaborasi
Mencarikan solusi baru sebagai ganti dari alternative yang dipertahankan oleh masing-masing pihak.
Konflik timbul karena ada ketidakcocokan. Akibat yang ditimbulkan bisa negatif, tetapi adakalanya juga positif. Sumbernya banyak sekali, seperti dalam diri sendiri, antara seorang dengan yang lain, antara seorang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok dengan organisasi, antara satu satuan dengan satuan yang lain, yang secara hiererkial dalam organisasi, dan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Konflik mungkin juga bersumber dari frustasi yang mengakibatkan timbulnya perilaku agresif, rasionalisasi, kompensasi, dan regresi. Konflik juga bersumber dari tujuan disamping dari peran yang berlawanan. Konflik tujuan lebih banyak dijumpai pada organisasi yang besar, yang mempunyai banyak staf ahli dari berbagai bidang dan yang bertujuan untuk keperluan penelitian atau pelayanan. Masalah sumber yang terbatas, pelanggaran otonomi seseorang, struktur formal dalam organisasi, dan kompleksnya organisasi merupakan sumber lain yang menimbulkan konflik. Konflik berkembang menurut proses tertentu. Pada proses terakhir diselesaikan dalam bentuk-bentuk, seperti kompetisi, penghindaran diri, kompromi, dan kolaborasi.
Konflik, prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu yang ada kaitannya dengan dirinya, “atau hanya jka ada kegiatan yang tidak cocok” dan dirasakan oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan dirinya.
Hubungan konflik dan keefektifan organisasi adalah konflik meningkatkan keefektifan organisasi dengan merangsang perubahan dan memperbaki proses pengambilan keputusan.
Pendekatan tradisional menyamakan konflik dengan istilah seperti kekerasan, kehancuran, dan irasional.
Dalam pendekatan interactionist tidak mengatakan bahwa semua konflik adalah fungsional. Seperti pada pandangan tradisional, manajemen harus berusaha mengurangi konflik tersebut. Secara tidak langsung, pandangan interactionist mengatakan adanya peran yang lebih luas dari manajer dalam menghadapi konflik dibandingkan pandangan tradisional. Semakin banyak penelitian penelitian yang membuktikan mengenai nilai konflik, tetapi kebanyakan manajer harus masih mengikuti pendekatan tradisional. Oleh karena itu, pandangan interactionist bersifat preskriptis, bukan deskriptif.
Amerika serikat membantu perkembangan lebih lanjut dari kesan antikonflik dengan mengembangkan suatu rasa bangga nasional sebagai bangsa yang cinta damai. Kita hidup dalam sebuah masyarakat yang dibangun atas nilai-nilai antikonflik. Orang tua di rumah, guru, dan para pengurus sekolah, ajaran agama, dan orang yang berkuasa dalam kelompok-kelompok sosial semuanya secara tradisionl memperkuat kepercayaan bahwa kesepakatan akan menularkan ketidakpuasan.
Tujuan dari manajemen bukanlah harmoni dan kerja sama, melainkan pencapaian tujuan yang efektif, penghapus dari konflik tidaklah realistis pada organisasi yang kompleks, walaupun penghapusan tersebut diperlukan.
Pada hakikatnya hubungan antara saling ketergantungan pekerjaan pada konflik bersifat tidak langsung. Interaksi dapat menimbulkan hubungan yang saling bersahabat dan kooperatif. Bila ada riwayat pertentangan antara unit-unit itu, maka saling ketergantungan pekerjaan justru akan memperkuat hal tersebut.
Potensi konflik pada ketergantungan pekerjaan satu arah mempunyai arti yang lebih penting jika kita mengetahui bahwa ia jauh lebih sering terdapat pada organisasi daripada kesalingketergantungan.
Semakin besar perbedaan yang terdapat diantara unit, semakin besar pula kemungkinan timbulnya konflik. Jika unit-unit dalam organisasi amat diferensiasi, maka tugas yang dilakukan masing-masing unit dan sublingkungan yang ditangani oleh masing-masing subunit cenderung tidak sama. Hal ini, pada gilirannya akan mengakibatkan terjadinya perbedaan internal yang cukup besar diantara unit-unit.
Peraturan mengurangi konflik dengan mengurangi kedwiartian. Formalisasi yang tinggi membangun cara-cara yang distandarisasi bagi unit-unit untuk saling bergaul. Penetapan mengenai peran harus jelas sehingga para anggota unit tersebut mengetahui apa yang diharapkan dari yang lain.
Potensi konflik dipertinggi jika dua unit atau lebih bergantung pada pool sumber yang langka, seperti ruang gerak fisik, peralatan, dana operasi, alokasi anggaran modal atau jasa-jasa staf yang disentralisasi, seperti pool untuk mengetik.
Semakin banyak evaluasi dan imbalan manajemen yang menekankan prestasi setiap departemen secara terpisah-pisah daripada secara gabungan, maka semakin besar pula konfliknya. Bukti ini dapat kita lihat pada organisasi sepanjang waktu.
Pada kenyataannya bukti menunjukkan bahwa pengambilan keputusan secara bersama dapat terlaksana jika mereka yang akan terkena oleh suatu keputusan diikutsertakan dalam badan yang mengambil keputusan akan mendorong terjadinya konflik. Proses partisipatif member kesempatan yang lebih besar untuk mengutarakan perselisihan yang ada dan untuk menimbulkan kesempatan.
Dengan semakin heterogennya anggota menyebabkan semakin kecil kemungkinan mereka bekerja secara tenang dan bersama-sama. Telah ditemukan bukti bahwa ketidaksamaan para individu, seperti latar belakang, nilai-nilai, pendidikan, umur, dan pola-pola sosial akan lebih mengurangi kemungkinan hubungan antarpribadi antara wakil-wakil unit. Pada gilirannya, heterogenitas akan mengurangi jumlah kerja sama antara masing-masing unit.
Konflik terstimulasi jika terjadi ketidaksesuaian dalam penilaian status atau karena adanya perubahan dalam hierarki status. Misalnya, peningkatan konflik ditemukan jika tingkat status pribadi atau bagaimana orang melihat pribadinya sendiri dan tingkat dari perwakilan dari departemen berbeda dalam urutan tingkatan dimensi status.
Yang dekat dengan ketidaksesuaian status adalah ketidakpuasan peran. Ketidakpuasan peran dapat berasal dari berbagai sumber. Salah satu diantaranya adalah ketidakpuasan status. Jika seorang merasa bahwa ia berhak mendapatkan promosi untuk mencerminkan rekor keberhasilannya, maka ia menderita ketidakpuasan peran maupun ketidaksesuaian status yang dipersepsikan.
Salah satu sumber konflik yang sering dikemukakan adalah kesukaran dalam komunikasi. Kasus yang jelas adalah komunikasi vertikal. Apabila kesukaran tersebut diteruskan ke atas dan ke bawah dalam hierarki itu akan peka terhadap kedwiartian dan distorsi. Akan tetapi, distorsi juga terjadi pada tingkat horizontal. Komunikasi yang berbeda-beda dapat menjadi sumber konflik, komunikasi yang tidak cukup atau yang tidak jelas dapat menstimulasi konflik. Demikian juga halnya informasi yang sempurna atau komplet.
Tujuan superordinate adalah tujuan bersama yang dianut oleh dua unit atau lebih yang memaksakan dan sangatmenarik dan yang tidak dapat dicapai dengan sumber-sumber dari unit mana saja secara terpisah. Bukti-bukti mendukung bahwa tujuan superordinate jika digunakan secara kumulatif akan mengembangkan potensi “untuk berdamai” dalam jangka panjang. Dengan demikian, memperkuat ketergantungan dan mengembangkan kerja sama.
Jika saling ketergantungan mutual dan satu arah menciptakan konflik, maka pengurangan saling ketergantungan tersebut harus dianggap sebagai sesuatu kemungkinan jalan keluar.
Jika konflik timbul karena kelangkaan sumber daya, maka cara termudah untuk memecahkan konfrontasi tersebut dan satu-satunya yang paling memuaskan pihak-pihak yang berkonflik adalah melalui perluasan sumber daya yang tersedia.
Pemecahan masalah secara bersama telah dinyatakan sebagai metode yang paling sehat untuk memecahkan konflik antarkelompok. Tehnik ini membutuhkan pihak-pihak yang berkonflik untuk saling bertemu dan mencari penyebab yang menjadi dasar konflik mereka dan bertanggung jawab bersama untuk keberhasilan resolusinya. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah tersebut bukan sekedar menyesuaikan berbagai pandangan yang ada.
Pemecahan konflik dapat ditangani dengan menciptakan saluran formal agar keluhan didengar dan ditanggapi. Jika seorang pegawai atau sekelompok pegawai percaya bahwa mereka telah dibahayakan oleh tindakan seorang atasan atau seorang teman kerja, system ini banding memberikan hak untuk meminta perbaikan secara formal. Permohonan tersebut ditujukan kepada atasan dan seorang atasan, seorang eksekutif yang beberapa tingkat lebih tinggi dalam organisasi, atau seseorang penengah dari pihak ketiga.
Jika segala sesuatu berkedudukan setara, maka semakin banyak orang berinteraksi. Jadi, semakin besar kemungkinan mereka menemukan kepentingan dan ikatan yang sama sehingga dapat memudahkan kerja sama.
Jika pemisahan evaluasi dan imbalan dianggap dapat menciptakan konflik sudah seharusnya manajemen mempertimbangkan ukuran prestasi dari yang mengevaluasi dan member imbalan kepada unit-unit yang bekerja sama.
Satu usul terakhir untuk memecahkan konflik, yakni agar salah satu unit yang berkonflik memperluas batas-batasnya dan menyerap sumber permasalahan.
Pandangan interactionist mengakui bahwa konflik setiap saat dapat terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Bila konflik terlalu rendah, manajer harus menstimulasi oposisi untuk menciptakan konflik yang fungsional.
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan. Terdapat tahapan dalam memecahkan masalah di sekolah, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah apa saja yang terjadi di sekolah.
2. Buat prioritas yang akan dipecahkan lebih dahulu.
3. Analisis untuk menemukan penyebab dari masalah tersebut.
4. Tentukan target yang ingin dicapai dalam pemecahan tersebut.
5. Susun beberapa alternatf untuk mencapainya.
6. Pilih salah satu alternatif yang terbaik.
7. Laksanakan alternatif yang terpilih tersebut.
Kriteria alternatif yang baik, antara lain:
• Lebih cepat dilihat dari segi waktu.
• Lebih ringan ditinjau dari segi tenaga.
• Lebih murah ditinjau dari segi biaya dan bahan yang diperlukan.
• Lebih mudah ditinjau dari segi keahlian yang diperlukan.
• Dapat dilaksanakan sesuai dengan tenaga, dana, dan sarana yang tersedia.
• Tidak bertentangan dengan peraturan dan norma yang berlaku.
Cara mengupayakan agar pilihan alternatif yang diambil dapat berjalan seperti yang diharapkan:
o Sosialisasikan keputusan/pilihan alternatif tersebut kepada semua pihak yang terkait.
o Cari dukungan pihak-pihak penentu kebijakan dan tokoh informal.
o Laksanakan dengan konsisten.
o Beri contoh bagaimana melibatkan dan dengarkan masukan untuk penyempurnaan.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah. Masalah timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang sedang berjalan dengan keadaan yang sedang berjalan dengan keadaan yang diinginkan yang memerlukan tindakan pertimbangan terhadap alternatif yang ada.
Model pengambilan keputusan optimasi yaitu suatu model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu seharusnya berperilaku agar memaksimalkan suatu hasil.
Langkah-langkah model optimasi:
Langkah kebutuhan akan suatu keputusan.
Menentukan kriteria yang diputuskan.
Menentukan kriteria yang berbobot.
Mengembangkan alternatif.
Menilai beberapa alternatif.
Cara mengupayakan agar pilihan alternatif yang diambil dapat berjalan seperti yang diharapkan:
Sosialisasikan keputusan/pilihan alternatif kepada semua pihak yang terkait.
Cari dukungan pihak-pihak penentu kebijakann dan tokoh informal.
Laksanakan dengan konsisten.
Beri contoh bagaimana melibatkan dan dengarkan masukan untuk penyempurnaan,
Model pengambilan keputusan optimasi yaitu suatu model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu-individu seharusnya berperilaku agar memaksimalkan suatu hasil.
Langkah-langkah model optimasi:
Lakukan kebutuhan akan suatu keputusan.
Menentukan kriteria yang diputuskan.
Menentukan criteria yang berbobot.
Mengembangkan alternatif.
Menilai beberapa alternatif.
Memilih alternatif.
Asumsi model optimasi secara tepat menggambarkan pengambilan keputusan oleh individu secara nyata. Model optimasi mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan atas semua tujuan. Tujuannya menentukan pilihan. Pilihan harus memberikan hasil yang maksimum:
Mengetahui semua pilihan.
Adanya pilihan yang jelas.
Adanya pilihan yang tetap.
Pilihan akhir memberikan hasil yang maksimum.
Ramalan menurut model optimasi.
Model-model pengambilan keputusan:
Model satisficing/kepuasan.
Model keunggulan implisit.
Model intuitif.
Pengambilan keputusan yang etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan:
Kriteria manfaat.
Kriteria berfokus pada hak.
Kriteria berfokus pada keadilan.
Ada tiga macam model pengambilan keputusan, yakni:
Model kalkulatif
Ini adalah model yang paling banyak diajarkan dan diketahui. Pengambilan keputusan kalkulatif bersifat purposive, yakni mempunyai pedoman untuk menentukan apa yang harus dilakukan, meneliti segala alternatif yang mungkin, menimbang baik buruk setiap alternatif dan memilih alternatif yang paling banyak diperkirakan memberikan keuntungan tetapi paling sedikit waktu, tenaga, dan biaya yang diperlukan.
Model Simon
Adalah model kepuasan minimal (satisficing)
Model Stufflebeam
Atau model kontinjensi (contingency) yakni keputusan dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.
BAB VIII
EVALUASI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa evaluasi adalah sebagai suatu usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu pekerjaan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu pekerjaan sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan telah tercapai.
Peranan Evaluasi dalam Kepemimpinan Pendidikan adalah sebagai pengukur kemajuan, sebagai alat “planning” dan sebagai alat perbaikan.
Evaluasi kepemimpinan pendidikan menitikberatkan pada unsure manusia atau orang yang bertanggung jawab dan memimpin kegiatan di sekolah.
Guru sebagai pelaksana program pendidikan dapat dievaluasi mengenai
Keahliannya dalam bidang profesi dan kecakapan menggunakan ilmu-ilmu tentang pendidikan/pengajaran di dalam tugasnya.
Sikapnya, sebagai anggota suatu kelompok, terhadap anak didik, terhadap sesame guru dan pimpinan, dan terhadap tugasnya.
Segi-segi kepribadiannya.
Kepala sekolah sebagai leader dapat dinilai mengenai:
Segi-segi kepemimpinannya.
Sikapnya, baik kedalam maupun keluar.
Segi-segi kepribadiannya.
Cara-cara yang dapat ditempuh kepala sekolah dalam membantu guru-guru menilai pekerjaannya:
Kepala sekolah dapat melakukan kunjungan kelas ketika guru sedang mengajar.
Mendorong guru-guru untuk memberanikan diri melakukan penilaian diri sendiri (self evaluation).
Mendorong guru-guru untuk memberanikan dirinya meminta penilaian dari murid-muridnya.
Penilaian dilakukan oleh kawan-kawan guru sendiri sesudah dilakukan kunjungan (visitation).
Pekerjaan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan dapat dinilai dengan cara:
Kepala Sekolah melakukan penilaian diri sendiri (self evaluation) dengan menggunakan self evaluation checklist.
Penilaian dapat dilakukan oleh atasan kepala sekolah (penilik atau pengawas sekolah).
Bila kepala sekolah berkenan, guru-guru juga dapat diminta untuk menilai kepala sekolahnya.
Banyak instrument yang digunakan untuk mengukur efektifitas kepemimpinan kepa;a sekolah. Tujuh komponen tuas kepala seolah yang mendapatkan perhatian, yaitu kepala sekolah sebagai:
pendidik (educator).
Manajer (manager).
Pengelola administrasi (administrator.
Penyelia (supervisor).
Pemimpin (leader).
Pembaharu (innovator).
Pendorong (motivator)
BAB IX
ANGGARAN PENDIDIKAN
Setelah mengalami kajian yang mendalam maka diketahui bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong relatif rendah. Ada keterkaitan antara pembiayaan pendidikan dengan mutu dan pemerataan pendidikan. Biaya pendidikan mengkaji tentang biaya langsung dan biaya tidak langsung sebagaimana bentuk modal lainnya (seperti material, uang, mesin, dan lain-lainnya). Sumberdaya manusia sebagai modal dianggap paling menentukan terhadap pertumbuhan ekonomi. Teori human capital merupakan suatu aliran pemikiran yang menganggap manusia suatu modal, sebagaimana bentuk modal lainnya (seperti material, uang, mesin, dan lain-lainnya). Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki sumbangan berarti pada mutu pendidikan.
Dilihat dari besarnya biaya langsung dan tidak langsung, pola yang dapat ditemukan adalah orang tua harus menyediakan uang yang lebih banyak untuk membiayai anaknya yang bersekolah di swasta daripada di sekolah negeri dan menyediakan lebih banyak uang untuk biaya langsung daripada biaya tidak langsung. Anggaran pendidikan,sangat penting menentukan strategi dalam penyusunan anggaran pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan biaya pendidikan yang diperlukan. Komite sekolah sebaiknya sejak awal dilibatkan dalam perencanaan sehingga dapat memahami betul tentang kebutuhan komponen apa saja yang harus dibiayai. Penggunaan uang sumbangan orang tua atau komite sekolah sebaiknya digunakan untuk membiayai kegiatan belajar mengajar.Pengawas sebaiknya bersikap proaktif, memperhatikan norma administratif yang bersifat kuantitatif dan segi kiuantitatifnya sehingga faktor akuntabilitas bisa terpenuhi.
Jika pembuatan rencana anggaran tidak menggunakan strategi akan sulit bagi sekolah untuk mengadakan pembaruan atau inovasi dalam prose belajar mengajar.Bila sekolah ingin memperoleh hasil yang diharapkan maka sekolah harus didukung oleh dana yang cukup. Bila sekolah ingin mendapat dukungan dari masyarakat, maka sekolah harus member pertanggungjawaban.
Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, sehingga pendidikan harus mendapat anggaran dan pendanaan secara proporsional. Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan, khususnya pada kelompok miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, diantaranya adalah iuran sekolah, buku, seragam,dan alat sekolah. Biaya tidak langsung antara lain, biaya transportasi, kursus, uang saku, dan biaya lain-lain di luar biaya langsung.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ditujukan untuk memberikan bantuan pada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah tetap mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Bantuan Operasional Sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek. Biaya tersebut tidak termasuk biaya investasi, seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji guru, dan tenaga kependidikan lainnya serta biaya untuk peningkatan mutu guru.
Supaya program dapat berjalan lancar dan transparan maka monitoring, supervise dan evaluasi perlu dilakukan secara efektif dan terpadu. Tujuannya adalah untuk meyakinkan dana diterima oleh yang berhak dalam jumlah waktu, cara, dan penggunaan yang tepat.
BAB X
AKUNTABILITAS PENDIDIKAN
Akuntabilitas diterapkan pada semua aspek pendidikan, yakni mulai dari penyusunan program pengajaran sampai pada pengelolaan lembaga pendidikan. Akuntabilitas pendidikan secara sederhana dapat diartikasn sebagai pertanggungjawaban atas keberhasilan proses belajar dan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan pelaporan akuntabilitas yang tidak kalah pentingnya adalah apabila ada satu program yang gagal, maka perlu juga dilaporkan dan sekaligus memberikan penjelasan mengapa sampai gagal. Ada tiga jenis akuntabilitas yaitu akuntabilitas keberhasilan, professional, dan system (Depdikbud,1983/1984).
Konsepsi akuntabilitas tidak menghendaki adanya penyimpangan-penyimpangan dalam usaha pendidikan, baik penyimpangan yang disengaja maupun tidak disengaja. Pelaku dapat dituntut berdasarkan peraturan yang berlaku jika terjadi penyimpangan. Suatu tindakan dalam bidang pendidikan dianggap menyimpang kalau tindakan itu mengakibatkan kerugian bagi kepentingan orang lain dan/atau kepentingan umum, baik secara moril maupun materiil.
Kepala sekolah mempunyai peranan dan posisi yang sangat strategis di sekolahnya. Oleh karena ia bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Kepala sekolah wajib melaksanakan penyelenggaraan sekolah secara terbuka dan betanggungjawab terhadap mutu pendidikan pada pihak terkait, seperti siswa, orang tua, pemerintah, masyarakat, dan pasar atau pengguna jasa pendidikan lainnya (Mastuhu, 2003).
Komite sekolah diharapkan mau bekerjasama dengan kepala sekolah sebagai partner untuk mengembangkan kualitas sekolah dengan ,menggunakan konsep manajemen brbasis sekolah dan masyarakat yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Komite sekolah dapat merinci perubahan-perubahan di sekolah di dalam peningkatan pembelajaran, guru, dan kesejahteraannya, fasilitas sekolah yang lebih baik dan perbaikan lingkungan fisik.
Desentralisasi pendidikan di tingkat sekolah merupakan satu bentuk desentralisasi yang langsung sampai ke ujung tombak pendidikan di lapangan, bila kantor cabang dinas pendidikan kecamatan dan dinas pendidikan kabupaten/kota lebih memilki peran sebagai fasilitator dalam proses pembinaan, pengarahan, pemantauan dan penilaian, maka sekolah seharusnya diberikan peran nyata dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
Sekolah yang efektif (Depdiknas, 2000) mempunyai sejumlah karakteristik proses sebagai berikut:
a) Proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi.
b) Kepemimpinan sekolah yang kuat.
c) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.
d) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.
e) Sekolah memiliki budaya mutu.
f) Sekolah memiliki “Teamwork” yang kompak, cerdas, dan dinamis.
g) Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian).
h) Partisipasi yang tinggi dari warga dan masyarakat.
i) Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
j) Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik).
k) Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
l) Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan.
m) Memiliki komunikasi yang baik.
n) Sekolah memiliki akuntabilitas.
o) Sekolah memiliki kemampuan manajemen sustainabilitas.
BAB XI
KEPALA SEKOLAH DAN MPMBS
Peran kepala sekolah dalam era MPMBS adalah sebagai berikut:
1) Memiliki masukan manajemen yang lengkap dan jelas yang ditampilkan oleh kelengkapan adminstrasi serta kejelasan dalam tugas.
2) Memahami, menghayati, dan melaksanakan perannya.
3) Mampu menciptakan tantangan kinerjanya.
4) Menciptakan team work kompak/kohesif dan cerdas, serta menciptakan koneksi dan kesalingketergantungan antarfungsi dan antarwarganya.
5) Mampu menciptakan situasi dan menumbuhkan kreativitas dan memberikan peluang kepada warganya untuk melakukan eksperimentasi.
6) Mampu dan sanggup menciptakan sekolah sebagai tempat belajar.
7) Mampu dan mempunyai kesanggupan untuk melaksanakan manajemen berbasis sekolah.
8) Mampu memutuskan perhatian terhadap pengelolaan proses belajar mengajar sebagai kegiatan utamanya karena kegiatasn lainnya dipandang sebagai kegiatan pendukung/penunjang proses belajar mengajar.
9) Sanggup dan mampu memberdayakan sekolahnmya, terutama sumberdaya manusia melalui kewenangan, keluwesan, dan kemandirian.
Kinerja artinya “prestasi yang diperhatikan”. Kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan kerja yang dilihat dari tingkat pencapaian atau penyelesaian tugas yang menjadi tanggungjawabnya, apakah sudah sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja kepala sekolah, antara lain lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik, dan administrasi.
Dalam penyusunan rencana dan program pengembangan sekolah yang bernuansa MPMBS harus tergambar jelas:
1) Visi.
2) Misi.
3) Tujuan pengembangan sekolah.
4) Tantangan nyata,
5) Sasaran pengembangan sekolah.
6) Identifikasi fungsi-fungsi yang berperan.
7) Analisis SWOT.
8) Identifikasi alternative.
9) Rencana dan program yang dikembangkan dari alternatof terpilih.
Dalam penyusunan program dan rencana pengembangan sekolah tergambar jelas dan dilakukan secara berurutan yang dimulai dari:
a) Merumuskan visi sekolah.
b) Menyusun misi sekolah.
c) Merumuskan tujuan sekolah.
d) Menganalisis tantangan nyata.
e) Menentukan sasaran sekolah.
f) Mengidentifikasi fungsi-fungsi.melakukan analisis SWOT.
g) Mengambil alternative pemecahan masalah.
Anggaran merupakan rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu (periode), serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian aktivitas. Anggaran memiliki peran penting dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas, yang dilakukan oleh sekolah.
Fungsi dasar suatu anggaran adalah sebagai bentuk perencanaan, alat pengendali, dan alat analisis. Supaya fungsi-fungsi itu dapat berjalan, maka jumlah yang dicantumkan dalam anggaran adalah yang diperkirakan akan direalisasikan pada saat pelaksanaan kegiatan, jumlah tersebut diupayakan agar mendekati angka yang sebenarnya, termasuk didalamnya adalah perhitungan pajak-pajak yang menjadi kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis yang melibatkan warga sekolah (stakeholders) yaitu guru, siswa, karyawan, orang tua siswa dan komite sekolah. Bila dilibatkan dalam pengambilan keputusan, maka yang bersangkutan ada “rasa memiliki” terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah.
Sekolah memiliki kemandirian untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja yang tidak selalu menggantungkan pada atasan untuk menjadi mandiri, sekolah harus memiliki sumber daya yang cakap untuk menjalankan tugasnya.
Sekolah memiliki keterbukaan manajemen. Keterbukaan dalam pengelolaan sekolah merupakan karakteristik sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS)> keterbukaan ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan tugas atau kegiatan, penggunaan uang , dan sebagainya. Pihak-pihak lain yang terkait dilibatkan sebagai alat kontrol.
Akuntabilitas merupakan suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atas tindakan seseorang, badan hokum atau pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, kerjasama (team work) merupakan karakteristik yang dituntut.
Hasil penelitian Bank Dunia pada tahun 1998, ditemukan penyebab lemahnya lembaga pendidikan sebagai kendala di Indonesia, yaitu:
a. Sistem organisasi dan manajemen pendidikan (dasar) sangat kompleks.
b. Manajemen yang bersifat sentralistik terutama berkaitan dengan penentuan program, perencanaan, dan anggaran.
c. System penganggaran terkotak-kotak dan kaku.
d. Manajemen sekolah kurang efektif.
BAB XII
KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI PENGAJARAN
Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi terdiri atas akreditasi, akuntabilitas, evaluasi, otonomi, dan mutu. Permasalahan pendidikan yang diidentifikasi (Depdikbud,1983) formulasinya tetap sama sampai saat ini, yaitu:
1) Masalah kuantitatif.
2) Masalah kualitatif.
3) Masalah kualitatif.
4) Masalah relevansi.
5) Masalah efisiensi.
6) Masalah efektifitas.
7) Masalah khusus.
Bila bergerak maju dikatakan mutunya bertambah baik, bila bergerak mundur dikatakan mutunya merosot. Mutu bisa diartikan superiority atau excellence, yaitu melebihi sistem yang berlaku. Dalam pengelolaan suatu unit pendidikan, mutu dapat dilihat dari “masukan”, “proses”,”hasil”.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan tugas yang tidak mudah karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti mutu masukan pendidikan, mutu sumber daya pendidikan, mutu guru dan pengelola pendidikan, mutu proses pembelajaran, sistem ujian dan pengendalian mutu, serta kemampuan pengelola pendidikan untuk mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh lingkungan pendidikan.
Guru yang bermutu diukur dengan:
Kemampuan profesional.
Upaya profesional.
Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional.
Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya.
Upaya peningkatan mutu profesional guru bukanlah hal yang mudah. Banyak kalangan yang masih mempersoalkan apakah guru tersebut mempunyai keahlian yang dapat diandalkan.Kesesuaian antara keahlian dalam pekerjaannya guru yang bermutu adalah mereka yang dapat membelajarkan murid-muridnya secara tuntas dan benar. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa mutu, jumlah, dan kesesuaian tenaga guru masih memperlihatkan adanya masalah yang cukup kompleks.Dalam mengkaji masalah mutu pendidikan, tidak dapat dilepaskan dari penyelenggaraan sistem pendidikan.
Untuk dapat melakukan pembinaan terhadap guru agar lebih profesional, maka instrumen yang sangat relevan dan tepat adalah melalui supervisi. Tujuan supervisi adalah:
Membimbing pengalaman belajar siswa.
Menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
Menggunakan metode-metode yang baru dan alat-alat pelajaran modern.
Memenuhi kebutuhan belajar para siswa.
Menilai proses pembelajaran dan hasil belajar para siswa.
Membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
Menggunakan waktu dan tenaga mereka dalam pembinaan sekolah.
Tujuan dasar supervisi pendidikan:
Membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional.
Tujuan umum supervisi pendidikan:
Membantu memperbaiki dan mengembangkan administrasi pendidikan.
Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Sikap profesional hanya dilihat dari moral kerja guru. Moral kerja adalah reaksi mental (emosi) guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diserahkan padanya.
Menurut Danim (2002), dalam konteks profesionalisasi istilah profesi dapat dijelaskan dengan tiga pendekatan (approach), yaitu pendekatan karakteristik, pendekatan institusional, dan pendidikan legalistik.
Pendekatan Karakteristik (the trait approach)
Profesi mempunyai seperangkat elemen inti yang membedakannya dari pekerjaan lainnya.
Pendekatan Institusional (the institusional approach)
Memandang profesi dari segi proses institusional atau perkembangan asosiasional.
Pendekatan Legalistik (the legalistic approach)
Pendekatan yang menekankan adanya pengakuan atas suatu profesi oleh Negara atau pemerintah.
Supervisi pendidikan di sekolah dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap para guru. Sasaran pembinaannya adalah:
Merencanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan strategi belajar aktif.
Mengelola kegiatan belajar mengajar yang menantang dan menarik.
Menilai kemajuan anak belajar.
Memberikan umpan balik yang bermakna.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media pengalaman.
Membimbing dan melayani siswa yang melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama bagi anak lamban dan anak pandai.
Mengelola kelas sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan.
Menyusun dan mengelola catatan kemajuan anak (record keeping) (Depdikbud, 1999/2000).
Supervisi (pembinaan professional guru) untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari-hari, yaitu mengelola proses belajar mengajar dengan segala aspek pendukungnya sehingga berjalan dengan baik, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan dasar dapat tercapai secara optimal.
Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan:
Pendekatan langsung (directive approach)
Pendekatan tidak langsung (non directive approach).
Pendekatan kolaboratif (collaborative approach)
Teknik-Teknik Supervisi:
Kunjungan kelas.
Pembicaraan individual.
Diskusi kelompok.
Demonstrasi mengajar.
Kunjungan kelas antarguru.
Pengembangan kurikulum.
Buletin supervisi.
Perpustakaan professional.
Lokakarya.
Survey sekolah-masyarakat.
Respon dan sikap guru terhadap supervise pengajaran.
Kendala-kendala pelaksanaan supervise pengajaran.
Penelitian-penelitian terdahulu tentang supervisi pengajaran.
rpp plpg
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Surabaya
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : VIII / I
Standar Kompetensi : Memahami makna teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount yang berkaitan dengan lingkungan sekitar
Kompetensi Dasar : 5.3 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk recount.
Indikator :
1. Makna gagasan
2. Makna tekstual dalam teks recount
3. Langkah retorika teks recount
4. Tujuan komunikatif teks recount
5. Ciri kebahasaan teks recount
Jenis Teks : Recount
Tema : Travelling
Aspek / Skill : Membaca
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
a. Menemukan gagasan umum teks recount
b. Menemukan informasi rinci dalam teks recount
c. Menemukan makna kata tertentu dalam teks recount
d. Menemukan tujuan komunikatif teks recount
e. Menemukan ciri kebahasaan teks recount
f. Menemukan langkah retorika teks recount
2. MATERI PEMBELAJARAN
a. Look at the pictures below then answer the questions from your teacher
1. What pictures are they?
2. Have you ever gone there ? with whom ?
3. What can you do there ?
4. Mention some beaches !
a. . Kosa kata terkait tema / jenis teks
Example :
- Beach - Seaside - Together
- Went - wind - meal
- prove - sunbathing - wave
- left - seashore - dangerous
- swam - prepare
b. Contoh teks recount
Going to Parangtritis Beach
Mr. Muladi, his wife and their children, Tinto and Yoyok went to Parangtritis beach last week. They went there by car. Mr. Muladi drove his car by himself. They left their house at one in the afternoon.
They got to the beach at about two p.m. There were a lot of people there. Some of them swam in the seaside. Some had sun bathing and others played with the sand on the seashore . they looked very happy.
Mr. Muladi put a mattress on the sand and then he and his wife sat on it. Mr. Muladi read a newspaper and his wife prepared the meal. Tinto and Yoyok played with the sand . They played with the small wave. It was not so dangerous because the wind was not so fast. At four o’clock they had meal and they ate together on the seashore
At half past five they had a rest. The sky had been red. They waited for the sunset in the west before going home.
Give your answers orally based on the text above!
1. What is the title of the text ?
2. What is the text about?
3. How many person can you find in the text? Who are they?
4. Where did they have a picnic ?
5. What time did they leave their house?
6. What time did they arrive at the place?
7. Did they have meals in the restaurant ?
8. What did Mr. Muladi do out the beach at that time?
9. What did Mrs. Muladi do at the beach at that time?
10. What did Tinto and Yoyok do?
11. What does the word “it” in paragraph three refer to?
12. What does the word “they” in paragraph four refer to?
13. What is the communicative purpose of the text above?
14. What is the characteristics of a recount text ?
15. Mention the structure of a recount text !
3. METODE PEMBELAJARAN
Three-phase technique
4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Salam dan tegur sapa (santun)
2. Memberi motivasi kepada siswa dengan cara bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang mengarah kepada topik ( menghargai karya dan prestasi orang lain )
3. Penjelasan tentang topik yang akan dibahas dan kompetensi yang akan dicapai ( bertanggung jawab )
b. Kegiatan Inti
1. Menjawab berbagai pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan traveling berdasarkan gambar yang ditunjukkan guru ( sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain )
2. Menemukan makna kata dan menggunakannya dalam kalimat ( kerja keras )
3.. Membaca teks recount ( patuh pada aturan-aturan social )
4. Menjawab pertanyaan tentang isi teks recount yang berjudul “Going to Parang Tritis Beach” ( percaya diri )
5. Menemukan kata, makna dan bentuk kata kerja yang digunakan dalam teks recount (ingin tahu)
6. Menemukan Tujuan komunikatif , ciri kebahasaan dan langkah retorika teks recount (cinta ilmu)
c. Kegiatan Penutup
1. Menanyakan kesulitan siswa dalam memahami teks recount ( peduli sosial dan lingkungan )
2. Menyimpulkan materi ( berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif )
3. Menugaskan siswa mencari teks recount bedasarkan pengalaman masing-masing ( mandiri )
5. SUMBER BELAJAR
a. BSE
b. Perpustakaan
c. Buku teks lainnya
6. PENILAIAN
a. Teknik : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Pertanyaan tertulis
c. Soal / instrumen :
Give Your Answer Orally Based On The Text Below
Last month, my family and I went to the beach. We wanted to refresh our mind and. We went there by car early in the morning.
After parking our car, we walked along the beach bare footed. We could feel the smoothness of the sand. The cold sea water touched our feet.
Then we looked for a place to take a rest. We rolled out the mat on the ground and had meals together. While eating we saw many things. Many children built sand castles. Some of them played with their balls. We also saw some people sunbathe.
After having meals, I was interested in doing the same things. I made sand castles with my sister. while, my brother collected some sea shells.
I was so happy and really enjoyed that day.
1. Give a suitable title for the text above !
2. The orientation of the text above is….
3. What is the third paragraph about?
4. Why did the writer and her family go to the beach ?
5. What could the writer feel when she walked a long the beach ?
6. What did the writer see there ?
7. Who collected some sea shells ?
8. What does “we” in the text refer to ?
9. How did the writer feel ?
10. What is the purpose of the text?
d. Pedoman penilaian :
1. Tiap-tiap nomor benar diberi skor 4
2. skor maksimal 4 x 10 = 40
3. Nilai maksimal = 10
4. Nilai siswa Skor perolehan
Skor maksimal
d. Rubrik penilaian :
NO URAIAN SKOR
1 s.d 5 Setiap jawaban benar, tata bahasa benar, pilihan
Kata tepat dan lafal benar 4
Setiap jawaban benar, tata bahasa kurang tepat,
Pilihan kata tepat dan lafal benar 3
Setiap jawaban benar, tata bahasa salah, pilihan kata kurang tepat dan lafal benar 2
Setiap jawaban benar, tata bahasa salah, pilihan kata dan lafal kurang tepat 1
Surabaya, 25 juni 2011
Rinda Wulandari,S.Pd
ING-D/21
11056015711218
soal & jawaban bahasa inggris kelas 9
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas : IX
Jenjang : SMP Negeri 2 Sby Semester : 1 (satu)
Nama :
A. Choose A, B, C or D for the correct answer.
1. Mother : Farah, you had better bring
an umbrella. It is going to rain.
Farah : But, Mom, it’s not cloudy.
Mother : Just in case it suddenly rains. The weather forecast last night said that there is a 70% chance of rain today.
Why is mother sure that it will rain?
A. It is cloudy.
B. It is rainy season.
C. She has an ability to predict weather.
D. She heard a weather forecast about the
chance of rain today.
2. Joan : Sandra, let’s go to the canteen.
Sandra : ________
Joan : Let’s go to the canteen. I’ll treat you lunch.
Sandra : Sure, I’d love to. Thanks.
A. Tell me the truth, please.
B. What are we going there for?
C. Are you sure?
D. Pardon?
3. Maya : Tommy, did you know that
Lia’s brother will go abroad to study?
Tommy : Um . . . do you mean Rizal?
Are you sure about it?
Maya : Yeah. Lia told me about it.
Tommy : Wow, that’s cool!
Maya said, “Yeah. Lia told me about it.” What does it mean?
A. She asks for certainty.
B. She shows her certainty.
C. She asks for a repetition.
D. She repeats her words.
4. Rendra : Gita, Chintya is looking for you.
Gita : Sorry, who is looking for me?
Rendra : Chintya is. I met her in front of your classroom.
Who are talking in the dialog?
A. Two schoolmates.
B. Two classmates.
C. Two teachers.
D. Two officers.
5. Restu : Mom, the students appointed me the new OSIS chairperson.
Mother : Really?
Restu : Positive! The Principal
announced the result of the election today.
Mother : Congratulations! I’m very proud of you.
Where does the dialog probably happen?
A. At home.
B. At school.
C. In the classroom.
D. In the Principal’s office.
Read the text and answer questions 6 and 7.
Attention, please.
If you have good personality and much
knowledge about our town, please join Mas and Mbak Competition. Give your best pose in your photo and submit it to the committee, Jalan Pemuda number 15 before September 1, 2010.
Show that you are the best!
6. What is the announcement about?
A. A science contest.
B. A photograph contest.
C. The committee of a contest.
D. A personality and beauty contest.
7. “. . . and submit it to the committee, . . . .”
The word ‘it’ refers to ________.
A. good personality B. knowledge
C. the photograph D. the best pose
Read the text and answer questions 8 and 9.
Here are some tips to keep your fruits and vegetables fresher longer.
Keep your fruits and vegetables dry. Moisture causes plant matter to rot faster and in just a few days, mold could be growing on your food.
Keep your fruits and vegetables in the refrigerator. The cold temperature of the refrigerator helps to slow the aging process.
Don’t purchase more than you need at once.
Shop at farmer’s markets. When you shop at a farmer’s market, you will almost always be getting fruits and vegetables that have been picked fresh from the tree, vine or stalk within the last day or two.
Don’t pack your fruits and vegetables into containers.
Source: February 1, 2010
8. Which of the following statements is NOT TRUE according to the text?
A. Buy fruits and vegetables not more than
we need at once.
B. Keep fruits and vegetables in the
refrigerator.
C. Keep fruits and vegetables moist.
D. Buy fruits and vegetables at farmer’s
markets.
9. Why should you buy fruits and vegetables at farmer’s markets? Because ________.
A. the price will be cheaper
B. we will get fresh fruits and vegetables
C. we can choose many kinds of fruits and
vegetables
D. we can bargain the price
Read the text and answer questions 10 to 13.
Material:
a computer liquid crystal screen cleaning set (detergent, fabric cleanser, brush)
Directions:
1. Shake up the detergent and put it
15–20 cm away from the LCD screen.
2. Spray on the LCD screen surface directly.
3. Cleanse gently using the fabric cleanser or brush.
You can also do the following steps:
1. Spray the detergent on the fabric cleanser.
2. Clean the LCD screen surface to make it as bright as a new one.
Adapted from: Computer Liquid Crystal Screen Cleaning Set’s Package.
10. What is the text about?
A. How to clean an LCD screen.
B. How to use an LCD screen.
C. How to use a computer.
D. How to use detergent.
11. What should you do to the detergent first?
A. Spray it.
B. Clean it.
C. Put it away.
D. Shake it up.
12. Before cleansing the screen surface, you spray the detergent on the screen surface directly or spray it on ________.
A. our fingers
B. the paper
C. the fabric cleanser
D. the brush
13. “Cleanse gently using the fabric cleanser or brush.” (Step 3)
What is the similar meaning of the word ‘gently’?
A. Carefully.
B. Harshly.
C. Directly.
D. Cleanly.
14. Rama : Shinta, which mobile phone do you want to buy? The black mobile phone ________ the red one?
Shinta : The black one.
A. and
B. or
C. but
D. when
15. Lisa : If I go to the bookstore, ________.
Vira : That’s good. I want to have it too.
A. I will buy a visual dictionary
B. I would buy a visual dictionary
C. I would have bought a visual dictionary
D. I bought a visual dictionary
16. for – make – you – let – birthday – a –
1 2 3 4 5 6
me – cake
7 8
The best arrangement of the jumbled words is ________.
A. 4–7–2–3–5–6–8–1
B. 4–7–2–6–1–3–5–8
C. 4–7–2–6–5–8–1–3
D. 4–7–2–6–8–1–3–5
Read the text and answer questions 17 to 20.
Rujak (Spicy Tamarind and Fruit Salad)
Ingredients:
Dressing:
1–2 red chilies, trimmed
3 tablespoons tamarind pulp
4 tablespoons palm sugar syrup
7 teaspoons lime juice (optional)
salt
Fruit salad:
¼ pineapple, peeled
1 pear
1 apple
2 cucumbers
Methods:
1. In a mortar, grind the chilies and salt.
2. Mix the tamarind pulp.
3. Add palm sugar syrup and the lime juice,
if you like.
4. Check flavors. It is important to achieve
a balance of sweet, sour, salty and spicy.
5. Chop the fruit into bite size pieces and mix well with the dressing.
Source: February 12, 2010 http://morselsand
musings.blogspot.com/2008/09/rujak-spicy-tamarind-fruit-salad.html
17. The following are what you need to make the fruit salad, except ________.
A. lime juice
B. apples
C. pineapples
D. cucumbers
18. What do you grind in a mortar?
A. Chilies and tamarind pulp.
B. Tamarind pulp and salt.
C. Chilies and salt.
D. Palm sugar syrup and chilies.
19. What should the dressing taste?
A. Sweet and spicy.
B. Sweet and salty.
C. Sweet, sour and spicy.
D. Sweet, sour, salty and spicy.
20. “It is important to achieve a balance of . . . .” (Step 4)
The word ‘important’ has an opposite meaning to ________.
A. useful
B. useless
C. impossible
D. meaningful
B. Write a procedure about how
to operate something.
Jawaban Review A
A. Pilihan Ganda
1. D. Ibu menyuruh Farah membawa payung karena hari akan hujan. Farah menyatakan keraguannya karena tidak mendung. Kemudian, ibunya menjelaskan bahwa ramalan cuaca semalam menyatakan bahwa 70% kemungkinan hujan akan turun hari ini. Jadi, ibu yakin bahwa hari itu akan hujan karena ia mendengar ramalan cuaca tentang kemungkinan turun hujan.
2. D. Dalam percakapan tersebut, kalimat kedua Joan, ”Let’s go to the
canteen.”, merupakan pengulangan kalimat pertama Joan, ”Sandra, let’s go to the canteen.”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang diucapkan Sandra merupakan ungkapan meminta pengulangan, yaitu ”Pardon?”.
3. B. Kalimat Maya tersebut artinya ”Ya.
Lia memberi tahu saya tentang hal itu.”. Kalimat itu digunakan untuk menyatakan kepastian (showing certainty).
4. A. Rendra memberi tahu Gita bahwa Chintya sedang mencarinya. Rendra bertemu Chintya di depan ruang kelas Gita. Itu artinya Rendra dan Gita bukan teman sekelas (classmates), tetapi teman sekolah (schoolmates).
5. A. Restu memberi tahu ibunya bahwa
ia terpilih sebagai ketua OSIS yang baru. Kepala sekolah telah mengumumkan hal itu. Percakapan tersebut terjadi antara ibu dan anak laki-lakinya. Jadi, percakapan tersebut terjadi di rumah.
6. D. Pengumuman tersebut tentang
Mas and Mbak Competition. Kompetisi tersebut merupakan kontes kepribadian dan kecantikan
(a personality and beauty contest).
7. C. Kata ’it’ dalam kalimat tersebut mengacu pada kata benda yang disebutkan sebelumnya, yaitu ’your photo’ dalam kalimat ”Give your best pose in your photo . . . .”.
8. C. Pernyataan yang tidak sesuai dengan isi teks adalah menyimpan buah-buahan dan sayuran dalam keadaan basah (keep fruits and vegetables moist). Itu tidak sesuai dengan tip pertama ”Keep your fruits and
vegetables dry.”. Jadi, kita seharusnya menyimpan buah-buahan dan sayuran dalam keadaan kering, bukan basah. Pilihan jawaban yang lain sesuai dengan isi teks; (A) artinya membeli buah-buahan dan sayuran tidak melebihi yang diperlukan, (B) artinya menyim¬pan buah-buahan dan sayuran di lemari es, dan (D) artinya membeli buah-buahan dan sayuran di pasar-pasar petani.
9. B. Kita sebaiknya membeli buah-buahan dan sayuran di pasar para petani karena kita akan mendapatkan buah-buahan dan sayuran yang segar. Jawaban tersebut diketahui dari kalimat ”When you shop at a farmer’s market, you will almost always be getting fruits and vegetables that have been picked fresh . . . .”.
10. A. Keseluruhan teks tersebut membahas tentang cara membersihkan layar LCD (how to clean an LCD screen). Hal itu diketahui dari bahan yang dibutuhkan, yaitu a computer liquid crystal screen cleaning set, serta kalimat ”Spray on the LCD screen surface directly.” dan ”Clean the LCD screen surface.”.
11. D. Langkah pertama dalam Directions berbunyi ”Shake up the detergent and put it 15–20 cm away from the LCD screen.”. Jadi, hal pertama yang harus dilakukan terhadap deterjen adalah mengocok deterjen tersebut (shake the detergent up).
12. C. Cara menyemprotkan deterjen ada dua macam, yaitu ”Spray on the LCD screen surface directly.” serta ”Spray the detergent on the fabric cleanser.”. Jadi, sebelum membersihkan permukaan layar, kita menyemprotkan deterjen secara langsung pada permukaan layar atau pada kain pembersih (fabric cleanser).
13. A. Kata ’gently’ dan ’carefully’ memiliki arti yang sama, yaitu dengan hati-hati. Pilihan jawaban (B) artinya dengan keras, (C) artinya secara langsung, dan (D) artinya dengan bersih.
14. B. Kalimat tersebut artinya ”Shinta, telepon genggam mana yang ingin kamu beli? Telepon genggam warna hitam . . . warna merah?”. Kata penghubung yang tepat untuk kalimat tersebut adalah or (atau) karena menunjukkan pilihan.
15. A. Kalimat Lisa tersebut menggunakan conditional clause type 1. Kalimat yang mengikuti seharusnya meng¬gunakan kata will. Jadi, kalimat yang tepat untuk melengkapi adalah
(A) I will buy a visual dictionary. Pilihan jawaban (B) merupakan conditional clause type 2 dan (C) merupakan conditional clause type 3.
16. C. Susunan kata yang tepat adalah 4–7–2–6–5–8–1–3, yaitu membentuk kalimat ”Let me make a birthday cake for you”, yang artinya ”Izinkan saya membuat kue ulang tahun untukmu”.
17. A. Bagian ingredients menjelaskan bahan-bahan yang diperlukan untuk bumbu-bumbu isian (dressing) maupun salad buahnya (fruit salad). Untuk salad buah, kita memerlukan nanas (pineapples), pir (pears), apel (apples), dan mentimun (cucumbers). Jadi, bahan yang tidak termasuk dalam fruit salad adalah air jeruk lemon (lemon juice). Air jeruk lemon termasuk dalam bahan isian (dressing).
18. C. Jawaban disimpulkan dari kalimat pada langkah pertama ”In a mortar, grind the chili and salt.”. Jadi, kita menghaluskan cabai (chilies) dan garam (salt) di dalam lumpang (in the mortar).
Langganan:
Postingan (Atom)