Minggu, 06 Januari 2013
taxonomi
TUGAS UAS
MATA KULIAH : TAXONOMI & ANALISIS OBYEKTIF
PEMBELAJARAN
DOSEN :
NAMA :
KELAS :
NIM :
1. Reigeluth dan Stein (1983) mengembangkan suatu taksonomi variable pembelajaran yang terdiri dari variable kondisi, metode dan hasil pembelajaran. Buatlah taksonomi variable pembelajaran yang dimaksud secara lengkap serta berikan penjelasan seperlunya.
Jawab :
Taksonomi variable pembelajaran yang terdiri dari variable kondisi, metode dan hasil pembelajaran menurut Reigeluth dan Stein. Hubungan antara variable dalam teori pembelajaran preskriptif dapat digambarkan sebagai berikut :
Penjelasan :
Peningkatan perolehan belajar ditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang diinginkan dan model elaborasi dipilih sebagai metode untuk mengorganisasi isi / materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Dalam hal ini hasil dan kondisi pelajaran ditetapkan terlebih dahulu, baru kemudian memilih metode yang sesuai untuk mencapai hasi pembelajaran yang optimal sesuai dengan yang diinginkan. Agar retensi meningkat, mmaka mulailah pembelajaran dengan menampilkan kerangka isi / materi pelajaran baru kemudian secara bertahap mengelaborasi bagian bagian yang ada dalam kerangka misi tersebut dan secara tetap mengaitkan setiap tahapan elaborasi pada kerangka isi.
2. Bloom (1956) dan Gagne (1983) adalah dua diantara banyak tokoh yang telah berhasil mengembangkan taksonomi tujuan pembelajaran menurut versinya. Buatlah suatu kajian dan analisis tentang persamaan dan perbedaan kedua taksonomi tujuan pembelajaran tersebut.
Jawab :
Persamaan taksonomi Bloom dan taksonomi Gagne :
1. Kedua taksonomi tersebut membahas tentang kawasan kognitig.
2. Kedua taksonomi ntersebut membahas ketrampilan intelektual.
3. Kedua taksonomi tersebut merumuskan tingkat ,etrampilan atau tingkat kemampuan dari yang paling mudah ke tingkat yang kompleks
Perbedaan taksonomi Bloom dan taksonomi Gagne.
TAKSONOMI BLOOM TAKSONOMI GAGNE
Mengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif dalam 6 kategori : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Pengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif bersifat hirarkhis
Kategori sikap tidak dibahas secara langsung, tetapi secara tersirat. Mengelompokkan tujuan pembelajaran kognitif kedalam 5 kategori : informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, motorik dan sikap.
Mengelompokkan tujuan pembelajaran tidak bersifat hirarkhis, tetapi berlandaskan pada teori belajar behaviorisme dan kognitifisme.
Kategori tidak dibahas secara jelas.
Konsep taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. . Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Gambar 1. Perbandingan Diagram Taksonomi Bloom Yang lama dan yang direvisi
Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan
kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah
terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu
proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang
mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.
Beda dengan Bloom , Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam 5 komponen yaitu informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motrorik. Ia berasumsi bahwa hasil belajar yang berbeda memerlikan kondisi belajar yang berbeda pula. Teori Gagne yang kedua adalah kondisi belajar khusus (specific learning condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting mengkategorikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil belajar. Denga cara seperti ini guru dapat merancang pembelajarannya untuk mencapai yujuan sesuai denga hasil yang diinginkan. Ia juga menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut harus memperhatikan kondisi khusus ( critical condition) yang harus disiapkan untuk
3.Salah satu langkah penting dalam merancang pembelajaran adalah membuat analisa tujuan umum agar diketahui kemampuan bawahan (subordinat skill) yang tercakup da;lam rumusan tujuan umum tersebut.Deskripsikan apa gunanya analisis tersebut bagi perancang , guru dan siswa.
Jawab :
a. Manfaat bagi perancang adalah merupakan acuan dasar dalam melanjutkan langkah desain berikutnya agar dapat menyediakan sarana dan kondisi yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b. Manfaat bagi guru adalah untuk menentukan ketrampilan yang akan dicapai oleh tujuan pembelajaran, membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar, serta memberikan arah dalam mengembangkan pengukuran dan nilai siswa
c. Manfaat bagi siswa adalah membantu anak didik dalam belajarnya, sehingga siswa mampu memecahkan masalah atau melakukan kegiatan yang tidak pernah dijumpai sebelumnya, ,misalnya mengklasifikasikan cirri, menerapkan dalil atau prinsip untuk memecahkan masalah.
4.Berikan satu contoh dan analisis dari pengembangan tujuan khusus pembelajaran dari suatu bidang studi yang mensyaratkan suatu Struktur Prosedural Prasyarat.
Jawab :
Ada 4 macam susunan perilaku jika perilaku umum dijabarkan menjadi perilaku nkhusus :
1. Kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Contoh : penguasaan computer.
2. Struktur procedural : yaitu kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan perilaku , tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk perilaku nyang lain. Walaupun kedua perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan perilaku umum, setiap perilaku itu dapat dipelajari secara terpisah.
3. Perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lain, meskipun semuanya berhubungan.
Contoh : Permainan karambol
4. Struktur kombinasi : yaitu suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi
Perilaku khusus sebagian besar pengelompokkan.
Contoh : Mengoperasikan OHP.
5. Buatlah preskripsi rumusan tujuan pembelajaran ( dari satu bidang studi ) berdasarkan komponen strategis dari teori elaborasi. Lanjutkan dengan analisis insttruksional terhadap rumusan tujuan umum tersebut.
Jawab :
Elaborasi pembelajaran adalah mempresikripsikan cara pengorganisasian pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci atau dari yang sederhana ke yang kompleks.
Contoh sederhana tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model elaborasi.
a. Penyajian Kerangka Isi.
Melakukan apersepsi sebelum masuknpembahasan materi pembelajaran.
Menjelaskan materi dan kompetensi dasar yang akan dibahas.
b. Elaborasi tahap pertama.
Siswa memperhatikan contoh materi ( contoh teks berita dari media cetak dan dari media elektronik.
Siswa membuat rangkuman dengan menyimpulkan teks berita yang dibaca dari yang didengar.
Siswa menyimpulkan dan menyusun data pokok berita ( yang diperoleh di kehidupan sekitar ).
trik mengajar
BAGIAN 1
MERANCANG ALAT
Mengapa?
Stephen Covey menyampaikan bahwa kebiasaan terbentuk saat seseorang tahu apa yang harus dilakukan, tahu mengapa melakukannya dan memiliki alasan bagus untuk melakukannya, dengan kata lain tahu mengapa. Tahu apa yang harus dilakukan = kesadaran. Tahu bagaimana melakukannya = keterampilan. Tahu mengapa melakukannya = motivasi. Secara keseluruhan, praktek baru tidak akan berkelanjutan kecuali orang memiliki:
• Motivasi untuk tetap melakukannya, yang berasal dari kepercayaan.
• Pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasari praktik tersebut.
Sehingga metodologi baru tersebut dapat terus segar dan dicipta ulang. Di masa lalu, mengajar itu cenderung hit-and-miss karena sebagai suatu profesi, kita
kurang yakin tentang belajar. Bahkan sekarang cara mengajar dari banyak guru berada diluar dari cara kebanyakan siswa belajar. Dalam Effective Learning in Schools Christopher Bowring-Carr dan John West-Burnham menekankan: bahwa belajar harus memiliki konsekuensi bagi siswa. Dengan “konsekuensi” kita bermaksud bahwa dengan mempelajari x, siswa akan melihat dunia dengan cara yang sedikit berbeda, akan mengubah perilaku atau sikapnya dalam beberapa hal. Jika “belajar” yang telah berlangsung hanya dapat dihasilkan ulang di saat nanti dalam jawaban terhadap permintaan dari suatu bentuk penilaian yang meniru problem asli dan konteks untuk problem tersebut, maka apa yang dipelajari adalah hanya “belajar yang dangkal”. Belajar yang mendalam menuntut pengembangan realitas personal yang semakin bagus dengan disiplin dan kompetensi yang sesuai. Trik dan Taktik Mengajar berusaha memberikan beberapa cara untuk sampai di “belajar yang mendalam” (achievement), bahkan dalam budaya yang terutama peduli pada “belajar yang dangkal” saja (attainment).
Sekarang otak dipandang dinamis, bukan suatu jenis komputer yang mengolah melalui milyaran input tiap detik. Otak dianggap suatu organisme yang fleksibel, self-adjusting, unik, selalu berubah dan terus tumbuh dan menata ulang sebagai respon untuk tiap stimulus. Otak bekerja mirip permukaan kolam. Input baru memicu gangguan yang luas di sejumlah kondisi yang ada. Sirkuit otak tertarik ketat dalam keadaan tegang dan ketika sebutir kerikil dilemparkan (input sensor), langsung ada riak aktifitas. Kerikil baru menciptakan pola yang berinteraksi dengan pola yang bertahan dari input sebelumnya. Maka segala sesuatunya memantul di sisi-sisi. Tidak ada yang dihitung. Respon dari kolam terhadap input adalah organik, atau lebih tepatnya dinamis.
Lalu apa?
Pandangan revolusioner terhadap otak hanyalah bagian dari perombakan pemikiran yang lebih luas, yang telah memperoleh momentum dalam lima belas tahun terakhir. Tidak ada kepastian yang ada hanyalah percobaan. Reflektif dari Guy Claxton Wise Up: The Challenge of Lifelong Learning menjadi kasus persuasif untuk perubahan besar dalam pemikiran kita mengenai belajar, bersekolah, training dan parenting. Life skill utama untuk abad 21 adalah kemampuan untuk menghadapi tantangan yang luar biasa dan sulit dengan tenang dan kreatif. Di seluruh dunia, teknologi informasi dan komunikasi semakin dipahami dan banyak dipakai oleh orang kebanyakan. Hal ini membawa dua keuntungan besar dan positif bagi pembelajaran:
Pertama, para guru secara bertahap dibebaskan dari keharusan sebagai pengirim utama akan informasi, ide dan keterampilan, yang memungkinkan mereka berkonsentrasi pada fasilitasi pembelajaran, dan menjadi pelatih belajar.
Kedua, siswa diberdayakan untuk belajar secara mandiri. Mereka dapat mengakses sebagian besar informasi yang mereka perlukan, dan seringkali seluruh pelajaran, dalam CD atau secara online. Belajar, bahkan pelajaran ujian reguler, dapat berlangsung di pusat belajar sekolah, di rumah atau di warnet sekitar, yang artinya siswa dapat mengatur kapan dan dimana mereka belajar, dan seringkali bagaimana. Karakteristik visual dan interaktif dari kebanyakan sumber hi-tech membuatnya menarik bagi siswa yang berjuang dengan rutinitas akademis. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak terikat waktu, ruang dan tradisi. Yang perlu dilakukan siswa adalah belajar bagaimana belajar. Bahkan para pendidik dalam kelompok ”belajar untuk belajar” sering berdebat dengan dasar ekonomi, mereka berkata bahwa orang sering diminta untuk belajar dalam pekerjaan mereka dan tidak terhindarkan harus berlatih ulang setidaknya sekali dalam masa kerja mereka, jadi mereka membutuhkan keterampilan tersebut untuk melakukannya.
Jelas, pendidikan dan ekonomi berada dalam hubungan yang saling bergantung: masing-masing memerlukan lainnya, dan hal ini akan tetap seperti itu. Ada dua hal yang diperdebatkan:
Pertama, menonjolnya ekonomi dalam pemikiran nasional tentang pendidikan: saat ini ekonomi mendominasi dan mendikte. Target pelatihan dan pendidikan nasional diatur secara eksplisit untuk meningkatkan daya saing; strategi nasional melek aksara dan angka dan perhatian saat ini yang diberikan untuk kecakapan berpikir dan belajar dimaksudkan untuk melayani tujuan yang sama.
Debat yang kedua, berkaitan dengan pemahaman negara akan apa yang ekonomi sekarang perlukan dari pendidikan. Menurut Abbot dan Ryan, kebutuhan sosial dan ekonomi saat ini mendukung model belajar yang baru, mencakup:
1. penguasaan kecakapan-kecakapan dasar;
2. kemampuan untuk bekerja dengan orang lain;
3. dapat mengatasi gangguan yang konstan;
4. bekerja di berbagai tingkatan dalam berbagai disiplin;
5. menggunakan terutama kecakapan verbal, dan;
6. memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Sebaliknya, kebanyakan pemikiran politis tentang pendidikan didorong oleh pemahaman yang kuno mengenai kebutuhan bisnis. Kebijakan pendidikan masa kini jauh tertinggal, melayani zaman pabrik yang tua, bukan zaman informasi yang baru. Menambah masalah adalah ide naif yang mengatakan bahwa hasil dari pendidikan dapat diubah secara fundamenal dengan mengubah kurikulum dan isinya. Ini tentu saja tidak masuk akal. Robinson menyimpulkan bahwa: ini tidak mengejutkan...kurikulum akademis tradisional tidak dirancang untuk mendorong kreativitas. Mengeluhkan bahwa sistem tersebut tidak menghasilkan orang kreatif seperti mengeluh bahwa sebuah mobil tidak dapat terbang... karena ia tidak pernah dimaksudkan demikian. Intinya, secara internasional dan nasional, adalah bahwa jawaban terhadap masa depan tidak hanya meningkatkan banyaknya pendidikan, tetapi mendidik orang secara berbeda.
Belajar yang kreatif dimungkinkan dengan pengajaran kreatif, Ini bukan suatu proses yang mudah dan memerlukan keterampilan yang canggih dari para guru.
Jika kita ingin lepas dari belenggu ”belajar yang dangkal”, melalui zaman yang tidak menentu ini dan membentuk suatu masa depan yang kokoh secara moral dan bermanfaat bagi semua, maka tujuan seperti ”pengembangan pikiran” dan ”perlindungan demokrasi”, yang lain seperti ”penciptaan sebuah masyarakat inklusif dan egaliter” atau ”melengkapi manusia yang utuh” harus menjadi pendorong dan bukannya kepeduliaan setengah hati. Kemudian ada pertanyaan bagaimana pendidikan seharusnya diorganisir. Semua ini tergantung pada tujuan utamanya, tentu saja. Jika pendidikan dimaksudkan untuk melindungi tatanan sosial dan sikap kerja masa lalu, maka kita mungkin menginginkan sekolah dari jenis kita miliki sekarang. Jika tujuan utama adalah membantu orang untuk belajar bagaimana belajar, kita akan mengajukan peertanyaan yang serius bersama Sir Christopher Ball, pendukung Campaign for Learning: Apakah mungkin untuk menyesuaikan pendidikan sekolah tradisional untuk memuaskan para siswa – atau seharusnya kita berpikir untuk menggantinya dengan sesuatu yang berbeda secara keseluruhan? Learning society yang sebenarnya yang kita cari akan membutuhkan satu jenis guru baru – yang lebih seperti pemandu daripada instruktur, lebih paruh waktu daripada penuh waktu, lebih sebagai filsuf daripada pedagogis. Jika tujuan utamanya adalah untuk mendorong demokrasi, kita akan memiliki sekolah demokratis. Jawaban terbaik tentunya mendasarkan kebijakan pada apa yang kita ketahui tentang belajar. Dengan kata lain, satu-satunya cara untuk belajar bagaimana melakukan sesuatu adalah dengan melakukannya!
Ada kesamaan diantara siswa
Muncul dari riset ilmu syaraf terbaru ada beberapa kenyataan tentang bagaimana otak berfungsi. Dalam pencarian keunggulan belajar, maka, nampaknya pendidik yang terampil menghadapi tiga tugas:
• Pertama, untuk mendorong koneksi syaraf melalui tantangan yang menciptakan tingkat stimulus yang tinggi.
• Kedua, untuk memperkuat koneksi yang ada. Semakin banyak jalur syaraf yang dipakai, semakin efisien jadinya. Axon menjadi terlindungi oleh suatu zat berlemak putih yang disebut myelin, yang mempercepat proses pengiriman sinyal listrik - kimia – listrik , dan neuron merespon dengan lebih sedikit usaha terhadap pemicu awal. Di sisi lain, koneksi yang tidak terpakai akhirnya hilang, mereka terpangkas.
• Tugas pendidik adalah meminta siswa untuk menata ulang jaringan koneksi syaraf yang telah ada dengan mengambil data di papan yang akan mengasuh keterampilan.
Untuk mencapai hasil terbaik, jelas penting untuk bekerja bersama proses alami dari otak, untuk mengajar yang sesuai dengan cara belajar alami dari para siswa. Tetapi, biasanya, belajar seharusnya menjadi awal yang sangat bagus karena nampaknya setiap orang dilahirkan dengan beberapa kecenderungan, antara lain:
• Keinginan untuk bekerja bersama dengan orang lain.
• Kecenderungan dan kemampuan belajar bahasa.
• Kemauan dan ketrampilan membuat pola Kecenderungan alami untuk belajar matematika, menurut Brian Butterworth, Profesor Cognitive Neuropsychology di University College, London.
Berada dalam kendali guru adalah harapan. Pandangan guru secara internal terhadap kemampuan siswa memiliki dampak langsung pada kinerja siswa yang sebenarnya. Dalam penelitian itu siswa-siswi dikelompokkan secara acak, dan mereka berbeda kemampuannya. Coba tebak. Hasil dari kelompok yang secara salah dianggap siswa pintar naik dan hasil dari “low achiever” turun. Roshental mengidentifikasi enam cara bagaimana guru menyampaikan harapan yang tinggi:
1. guru mengekspresikan keyakinan akan kemampuannya dalam menolong siswa.
2. guru mengekspresikan keyakinannya akan kemampuan siswa.
3. sinyal nonverbal-nya konsisten dengan apa yang dikatakannya: nada bicara, pandangan mata, tingkat energi.
4. guru memberi umpan balik yang spesifik dan cukup dan menyebutkan kebaikan dan kekurangan mereka.
5. guru memberi masukan yang terinci pada siswa secara individu.
6. guru mendorong peningkatan secara individu melalui tantangan.
Guru menyampaikan harapannya melalui energi yang mereka bawa ke ruang kelas, melalui kata-kata yang mereka ucapkan dan cara mereka mengucapkannya, melalui usaha yang mereka lakukan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan sebuah kelas, dan mungkin paling penting, melalui perencanaan tugas belajar. Bersama-sama, hal ini memberi pengaruh terhadap self-image dan self-esteem. Hasil dari self-belief bisa mendorong atau menekan motivasi dan ketekunan. Harapan diterima oleh siswa dari sumber lain juga – keluarga, teman sebaya, budaya komunitas lokal, media dan dalam banyak kasus guru harus bekerja lebih keras untuk memutar gagasan negatif. Penting bagi kita untuk mempertahankan harapan yang tinggi bahkan di depan bukti yang bertolak belakang. Reading scores, tes base-line, dan procedur value-added dapat dengan pasti membatasi harapan kita terhadap siswa.
Juga dalam kendali guru adalah kultur dari ruang kelas – lingkungan psikologis dan emosional untuk belajar. Demikian juga, kita mengendalikan lingkungan fisik untuk belajar. Otak terus memerlukan pasokan oksigen (otak membutuhkan seperlima dari pasokan tubuh), suhu sejuk (buka jendela), lebih disukai udara yang di-ionisasi secara negatif (gunakan unit ioniser untuk ruang kelas, atau buat sebuah air terjun!). Udara ini menyerap jumlah informasi yang banyak dari material tambahan (memiliki banyak display). Warna, aroma, cahaya, dan mebel (pasang karpet,redekorasi) memiliki efek yang besar terhadap mood, dan musik dapat membuat perbedaan besar. Otak mengubah musik menjadi energi intelektual, ia secara harfiah memberi makan otak. Jenis musik berbeda kelihatannya mempunyai efek berbeda (debat Mozart). Jenis makanan yang ditawarkan di kantin saat makan siang ada dalam kendali sekolah, seperti juga persediaan air dingin murni (taruh banyak dispenser di sekitar gedung). Seratus sembilan puluh galon darah lewat melalui otak tiap 24 jam. Jika otak kekurangan air, keseimbangan elektrolitik dari otak terpengaruh dari kinerja mental terganggu. Delapan hingga sepuluh gelas air sehari diperlukan untuk fungsi optimum, Secara umum, ”kondisi” siswa, untuk menggunakan istilah teknis, dapat diubah. Siswa dapat dibuat lebih ”siap” untuk belajar. Alistair Smith memberi kita alasan tambahan untuk dapat ceria: anak-anak bisa semakin pintar melalui intervensi yang terampil dari guru. Tidak benar bahwa intelegensi seorang anak muda tidak dapat diubah. Ada banyak bukti bahwa tingkat intelegensi anak-anak meningkat secara substansial saat lingkungannya mendukung.
Jadi, secara umum, prospek untuk meningkatkan prestasi terlihat bagus.Tentu saja, ada tantangan utama, khususnya dalam lingkungan sosioekonomi dan sosiokultural yang sulit. Tetapi, guru dapat membuat perbedaan, dan akan melakukannya jika mereka mengikuti beberapa pedoman sederhana. Akhirnya kita dapat mulai menjelaskannya. Berikut, seperti yang dijanjikan, adalah empat kesamaan diantara siswa:
1. Tiap orang perlu menyelesaikan sesuatu untuk diri sendiri.
2. Pengalaman yang multi-indera, dramatis, aneh, dan emosional akan diingat lebih lama dan lebih terinci daripada pengalaman biasa dan rutin.
3. Tiap orang perlu merasa terjamin secara emosional dan aman secara psikologis.
4. Siswa lebih termotivasi, terlibat dan terbuka ketika mereka dapat sedikit mengendalikan belajar mereka.
1. Tiap orang perlu menyelesaikan sesuatu untuk diri sendiri
Belajar muncul melalui otak dalam membuat maknanya sendiri, memahami sendiri banyak hal. Banyak peneliti membedakan dua jenis makna: makna ”pointer” dan makna ”sense” (Kosslyn), atau makna ”permukaan” dan makna yang ”terasa dalam” (Caine and Caine). Ambil contoh teorema Pitagoras. Makna pointer atau permukaan merujuk pada kemampuan untuk menamai dan merujuk suatu ide, jadi akan tahu bahwa kuadrat dari hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat dari kdua sisi lainnya. Makna sense atau yang terasa dalam berbeda. Arti ini melibatkan pemahaman mengapa kuadrat hipotenusa seperti ini. Ini merupakan pemahaman konseptual, yang mungkin hasil dari mendengarkan ide yang dijelaskan berkali-kali oleh banyak orang, melihatnya disampaikan secara visual, kebetulan menonton program TV tentang manfaatnya dalam arsitektur, ” mengerjakannya” dengan potongan-potongan kartu, membaca apa yang membuat pitagoras menemukan hal ini untuk pertama kali. Potongan-potongan terpisah ini terajut bersama di dalam pikiran dan tiba-tiba segala sesuatunya masuk akal: semuanya jelas. Makna dalam ini, atau pemahaman yang terinternalisasi, adalah jenis belajar yang menjadi perhatian kita disini.
Hart berkata, ”Ini bisa dinyatakan secara tegas bahwa...otak manusia tidak ditata atas dirancang untuk pemikiran satu jalur linear”. Sebelum ini dikatakan bahwa ilmuwan modern melihat otak sebagai sesuatu yang dinamis dan responsif, tidak seperti komputer. Gestalt terbentuk secaratidak terduga ketika sejumlah realisasi muncul besrama-sama, yang dipicu oleh siapa tahu apa? Jadi, sia-sia menjelaskan pertama kali tentang kuadrat, kemudian tentang angka kuadrat, kemudian tentang segitiga, kemudian tentang kaitan antara ketiga sisi tersebut dan mengharapkan tiap siswa memahami guru dalam tiap langkah. Akan tetapi, siswa membentuk gestlat dengan memecahklan petunjuk, menata potongan informasi, dan mengenali hubungan antara berbagai sumber. Mereka tidak harus menangkap sesuatu hanya karena guru telah menerangkannya. Lebih lanjut, Hart menyatakan juga bahwa ”belajar adalah ekstraksi dari pola-pola bermakna dari kebingungan.” Dan ”tidak ada konsep, tidak ada fakta dalam pendidikan yang benar-benar lebih penting daripada hal ini: otak, oleh desain alam, merupakan alat pendeteksi pola yang luar biasa sensitif dan canggih.”
Pembentukan konsep bergantung padaa apa yang siswa lakukan, dalam kepala mereka, bukan apa yang guru lakukan. Jadi jelas: buatlah belajar yang secara mental aktif dan buat jenis kegiatan yang investigatif dan memecahkan masalah yang meminta otak bekerja sesuai kecenderungan alaminya – berperan aktif. Jelas,”Pengenalan pola sangat bergantung pada pengalaman apa yang seseorang bawa ke suatu situasi.” ujar Hart. Inilah mengapa siswa menangkap ide pada waktu yang berbeda-beda dan belajar dengan kecepatan berbeda.
(a) Dorong siswa untuk menemukan dan mengerjakan hal-hal, untuk mereka
sendiri
Guru membuat fungsi implisit dan alami dari neokorteks menjadi eksplisit. Manfaatkan keingintahuan dan hasrat bawaan untuk membuat kaitan. Pada tingkat yang paling sederhana, baliklah proses yang biasa dan minta siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.
(b) Dorong siswa untuk menyampaikan ”ide kasar”
Mempelajari sesuatu, membahas sesuatu, menyampaikannya, memahaminya di luar kepala – ini semua memainkan peranan penting dan alamiah dalam proses pembentukan konsep. Kita adalah mahluk sosial, otak kita berkembang di lingkungan sosial dan kita sering memaknai sesuatu melalui interaksi sosial dan kita sering memaknai sesuatu melalui interaksi sosial. Jadi, diskusi, peer teaching, menulis draft, presentasi ke orang lain dan berpikir-berbicra-merespon adalah cara-cara klasik agar siswa mengungkapkan pikiran mereka, dan oleh karenanya mempercepat proses sortir dan koneksi di kepala mereka.
(c) Hanya ada sedikit nilai dalam pemberian ”makna siap saji” bagi siswa
Maksudnya adalah benda-benda seperti catatan cetakan, dikte, mengkopi, mind-map, yang digambar sebelumnya, latihan berjenis mengisi celah (yang biasanya ubahan dari ”cloze procedure” asli). Materi ini mungkin tertata rapi dalam map sisiwa dan memberi kesan yang menenangkan bagi semuanya bahwa tugas telah dilaksanakan, tetapi hanya sedikit belajar mendalam yang telah terjadi. Sebagai gantinya, guru bisa mengajarkan berbagai cara untuk sampai pada pola pemaknaan mereka sendiri dan merekamnya.
(d) Tiba pada konsep penting yang sama dari sudut yang berbeda dalam cara
yang berbeda.
Membangun suatu rangkaian tahap yang logis dan linear menuju sebuah konsep, dan kemudian berpindah ke konsep selanjutnya, tidak akan berhasil bagi kebanyakan siswa. Mereka biasanya perlu banyak contoh dan aplikasi dengan sejumlah penjelasan dalam berbagai media jika mereka ingin ”memahaminya” (dalam), bukan hanya belajar permukaannya saja (dangkal). Secara kontinyu berpindah dari Ide Besar ke detail, dan kembali lagi, menggambar, menirukan, mengucapkan, memetakan, mengucapkan, menyanyikan, mendemonstrasikan, mencontoh, mengurutkan, mendudukkan di kursi panas (pernah mengobrol dengan siklus air?), menarikan, menuliskannya – kombinasi yang tidak biasa dari teknik-teknik ini yang diberikan dalam urutan yang cepat membantu hemisfer neokorteks kiri dan kanan untuk bekerja bersama dan mendorong pemahaman. Cara yang paling efisien bagi siswa untuk ”memahami” suatu konsep adalah melihat gambar dan ”mengerjakan” ide, bukan mendengar atau membaca tentangnya.
(e) Sediakan umpan balik interaktif yang spesifik dan langsung
Siswa belajar untuk maju melalui berbagai level dengan cepat karena mereka memperoleh umpan balik yang segera dan tepat terhadap keputusan yang mereka lakukan. Otak secara luar biasa siap menerima umpan balik – otak memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdaasar pada apa yang telah terjadi sebelumnya. Otak self-refencing dan self-rectifying; ia siap membuat umpan balik yang “hot”, atau dengan kata lain yang relevan dan segera, untuk kecakapan dan konsep yang sedang berkembamg . Selain umpan balik guru, reaksi dari teman, verbal atau non verbal, merupakan sumber penting informasi bagi siswa. Reaksi ini bisa spontan, hasil sampingan dari aktifitas ruang kelas reguler yang aktif, atau bisa juga direncanakan, seperti dalam aktifitas peer redrafting dan peer assessment (penilaian oleh teman).
(f) Sela pembelajarannya
Menurut Jensen, ada tiga alasan untuk ini:
• Pertama, banyak dari apa yang kita pelajari tidak dapat diproses dengan sadar karena berlangsung terlalu cepat. Kita perlu waktu untuk memprosesnya.
• Kedua, untuk menciptakan makna baru, kita perlu waktu internal. Makna selalu dihasilkan dari dalam, tidak dari luar.
• Ketiga, setelah tiap pengalaman belajar baru, kita perlu waktu agar belajar ”membekas”.
Bekerja dengan ”grain of the brain” – mengajar melalui pertanyaan, tantangan, misteri yang membangkitkan minat serta aktifitas yang kreatif – bermanfaat bagi semuanya. Siswa menjadi lebih terlibat dan mencapai tingkat pemahaman yang lebih dalam. Maka guru tidak harus menekankan terlalu keras. Jelas bahwa pendapat ini mensuport minat dalam keterampilan berpikir saat ini. Hambatannya adalah bahwa guru merasa mereka tidak punya waktu untuk mengajar seperti ini karena mereka mempunyai ”silabus yang harus diselesaikan”. Akan tetapi banyak guru mengeluhkan bahwa siswanya tidak mengingat apa yang telah mereka pelajari!
2. Pengalaman yang multi indera, dramatis, tidak biasa atau kuat secara
emosional diingat.
Jauh lebih lama dan lebih banyak detail daripada pengalaman rutin biasa.
Ada tiga poin mengenai hal ini:
• Pertama, otak memiliki kecondongan perhatian untuk sesuatu yang baru. Otak jauh lebih tertarik pada yang baru daripada yang biasa. Sylwester dan Cho menemukan bahwa otak memiliki kecondongan bawaan untuk stimulus jenis tertentu. Karena otak tidak dapat memberi perhatian untuk semua jenis data yang masuk, ia memisahkan hal-hal yang kurang penting untuk bertahan hidup. Stimulus apapun yang dikenalkan dalam lingkungan langsung kita, baik yang baru (segar) maupun agak berbeda dalam intensitas emosionalnya (sangat kontras) segera mendapat perhatian kita. Siswa sebenarnya lebih memahami ”isi” dalam suasana tegang; penuh kejutan, ketidakseimbangan, ketidakpastian dan kekacauan! Prigogine lebih jauh mengatakan bahwa otak didesain untuk kekacauan: ”ketidakstabilan menghasilkan kegiatan dari arah yang bermakna.” Karena otak suka memisahkan sesuatu untuk dirinya sendiri, dan menyukai variasi, pendekatan behavioristik yang sangat teratur sebenarnya kemungkinan tidak akan memberi hasil yang diinginkan.
• Kedua, yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengingatan. Tidak ada satu bagian pun dari otak yang digunakan untuk menyimpan ingatan. Dulu dikatakan bahwa kita memiliki dua jenis memori; jangka pendek dan jangka panjang, tetapi sekarang umumnya dianggap bahwa kita memiliki setidaknya lima!
1. Memori yang bekerja, yang berada di prefrontal dan parietal korteks sangatlah pendek, hanya beberapa detik lamanya.
2. Memori implisit, yang seringkali dibagi menjadi menjadi ”refleksif” dan ”prosedural”, disimpan dalam cerebellum, atau mengendarai mobil secara ”autopilot”.
3. Memori episodik, pencatatan pengalaman pribadi seseorang (yaitu lokasi, peristiwa, orang-orang yang terlibat, situasi), disimpan dalam hippocampus;
4. memori eksplisit atau deklaratif: memori jauh, menyebar mengitari korteks, yaitu kumpulan data seumur hidup mengenai banyak topik – ideal untuk Trivial Pursuit.
5. Memori semantik, yang diciptakan dalam hippocampus dan disimpan dalam angular gyrus, mempertahankan makna kata dan simbol dari buku teks, video, diagram, program komputer, cerita tertulis, dan lain - lain serta memberi kita pemahaman umum kita tentang cara kerja dari dunia dan hal-hal dalam ujian.
• Ketiga, adalah pentingnya gerakan. Ide lama yang menyatakan pikiran dan tubuh terpisah telah dibuang keluar untuk alasan biologis yang kuat. Sebagai contoh, berbagai penelitian tentang cerebellum, yang dianggap berhubungan hanya dengan fungsi motor, telah mengungkapkan bahwa ia sangat berkaitan dengan persepsi ruang, bahasa, perhatian, emosi, pembuatan keputusan dan memori. Implikasi dari hal ini jelas: pastikan bahwa ada cukup gerakan fisik, bahkan dalam situasi belajar “akademis”’ yang merupakan kebalikan dari apa yang kebanyakan guru percayai. Tetapi apakah gerakan dapat meningkatkan prestasi? Ya! Dalam sebuah penelitian di Kanada terhadap lebih dari 500 siswa yang dilaporkan oleh Dr. Carla Hannford, pengarang Smart Moves: Why Learning is Not All in Your Head, mereka yang menghabiskan satu jam tambahan tiap hari di kelas gym jauh lebih baik dalam ujian daripada mereka yang tidak berlatih.
3. Setiap orang perlu merasa aman secara emosional dan psikologis.
Emosi lebih kuat daripada pikiran. Emosi berbeda dari perasaan. Emosi antara lain adalah kegembiraan, ketakutan, keterkerjutan, muak, kemarahan, dan kesedihan. Ini adalah fenomena universal, yang sepenuhnya biologis dan berjalan ke jalan bebas hambatan di otak. Perasaan adalah respon yang berkembang secara kultural dan mental terhadap kondisi dan mengambil jalur yang lebih memutar dan lebih lambat ke tubuh. Dikatakan bahwa emosi manusia tidak hanya memiliki hubungan negatif dengan proses belajar. Misalnya motivasi. Orang menginginkan lebih banyak hal yang mereka alami menyenangkan, dan lebih sedikit yang membosankan atau menyakitkan. Otak memiliki sistem reward-nya sendiri, dengan menghasilkan opiate yang mengaitkan perasaan senang dengan perilaku yang menyenangkan. Siswa yang berhasil akan merasa senang. Seringkali, semakin kita gembira, semakin cepat dan semakin akurat kita mensortir dan mengaitkan data-data yang masuk. Siapa bilang belajar tidak boleh menyenangkan?
Otak menghasilkan hormon, terendam didalamnya dan dijalankan olehnya: dengan kata lain, emosi berkuasa. Apa yang kita ketahui tentang dominasi emosi membawa kita untuk menyelidiki tiga aspek dari kegiatan:
(a) Aturan ruang kelas
Belajar paling efisien terjadi ketika siswa sama sekali tidak takut ditekan, diejek, dilecehkan, diabaikan, ditinggal, diolok-olok, diremehkan, atau dipermalukan. Aturan dasar kelas yang tegas, yang dibuat bersama siswa, dapat memperkuat norma-norma perilaku positif dalam mendengarkan dan mengurangi peremehan. Gagasan untuk menciptakan masyarakat yang beradab dan harmonis seperti ini sangat berhubungan dengan kepedulian untuk kewarganegaraan dan gerakan nasional untuk menerapkannya.
(b) Perilaku dan sikap kita sendiri
Ini artinya adalah cara kita berkomunikasi dengan siswa. Peneliti R.C.Mills menemukan bahwa siswa merasakan suatu keadaan emosi tertentu dari guru, yang mempengaruhi kesadaran mereka. Guru yang humoris, tersenyum hangat, memiliki sikap yang menyenangkan dan sungguh-sungguh gembira dalam pekerjaannya akan menyebabkan sisiwa bekerja lebih baik daripada siswa dengan guru yang tidak menunjukkan karakteristik ini. Dorongan, umpan balik positif dan pengakuan semua tampak melepaskan serotnin – neurotransmitter yang penting yang membantu interkoneksi syaraf. Sebagian besar komunikasi itu non verbal, cara kita memandang, bagaimana kita berbicara, dan apa yang kita lakukan, yang digabung dengan apa yang kita sebenarnya katakan, memberi hasil total. Efek dari ”cara guru” terhadap siswa memiliki dua sisi:
Pertama, langsung terhadap perasaan nyaman mereka.
Kedua, terhadap persepsi mereka mengenai apa yang bisa diterima; kita memberi teladan tentang norma kepada mereka, mereka akan mengambilnya.
Jadi, bika kita sarkastik, misalnya, siswa mungkin akan merasa tegang dan mereka sendiri mungkin menggunakan sarkasme. Kita dengan jelas dapat melihat bagaimana guru dapat mempengaruhi ”keadaan” siswa seperti yang dijelaskan accelerated learning. Tentu saja, hal ini menuntut guru agar peduli diri dan trampil, atau dengan kata lain mereka sendiri perlu cerdas secara emosional.
(c) Pengajaran kecerdasan emosional
Ada harapan bahwa siswa mampu mengidentifikasi, menyebutkan, dan menjelaskan perasaan. Kemudian ada kemampuan dalam menangani emosi mereka sendiri dan merespon emosi orang lain dengan benar. Lebih lanjut lagi, ada perkembangan kepribadian yang diharapkan, seperti pengendalian dorongan hati, keteguhan, dan ketangkasan sosial, ditambah nilai-nilai yang diinginkan, seperti kejujuran dan komitmen terhadap keadilan. Untuk mendukung hal ini adalah penerimaan tanggung jawab personal: kemauan untuk melihat kehidupan sebagai serangkaian pilihan dari waktu ke waktu; dan kemauan untuk mengubah perilaku, perasaan dan keyakinan berdasar kesadaran akan potensi pribadi dan keterbatasan yang self-imposed. Luar biasanya, ini semua dapat diajarkan.
Stephen Bowkett berkata, ”Self-intelligence adalah tentang memberi anak-anak dengan peralatan emosional, dan memberi mereka keterampilan untuk mengambil alat yang tepat. Emotional resourcefulness adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami anda sendiri dan melakukan yang terbaik dari pemahaman itu.” Mengambil struktur dari lima kompetensi emosional dari Goleman:
• Self awareness.
• Mengendalikan emosi.
• Kendali diri / motivasi diri.
• Empati.
• Menangani hubungan / seni sosial.
Beberapa tahun lalu, Nathaniel Branden, yang berpraktek sebagai psikiaterklinis, menghubungkan apa yang kita sebut kecerdasan emosional dengan self-esteem, menurutnya self-esteem dapat didefinisikan sebagai ”karakter untuk memberi pengalaman pada diri sendiri untuk mampu menangani tantangan dasar dari kehidupan”, dan dibentuk dengan enam karakter kehidupan.
• Hidup dengan sadar.
• Self-acceptance.
• Tanggung jawab diri.
• Self-assertiveness.
• Hidup dengan tujuan.
• Integritas personal.
4. Siswa menjadi lebih termotivasi, terlibat dan terbuka ketika mereka
mempunyai sedikit kendali atas belajar mereka.
RAS (reticular activiting system) telah dianggap sebagai komando sentral dari otak, yang bekerja sebagai “mekanisme gerbang” untuk masukan bagi indera dan mengakibatkan seseorang untuk memusatkan perhatiannya. RAS akan siap menerima informasi yang baru atau tidak biasa, yang membantu memenuhi kebutuhan fisik atau psikologis yang dapat ”dirasakan”. Atau yang berkaitan dengan pilihan yang kita buat. Sedikitnya ada empat implikasi dari hal ini pada pengajaran dan belajar.
Pertama, berikan kesegaran dan variasi untuk mempertahankan perhatian, baik saat pelajaran atau diantaranya. Ini telah menjadi tema yang terus muncul dalam Kotak Alat ini.
Kedua, pahamilah bahwa otak akan memberikan prioritas pertama untuk kebutuhan pokok – jika siswa lapar, haus, kedinginan atau sedang benar-benar ingin ke belakang, mereka tidak memperhatikan Teorama Pitagoras, tidak peduli betapa pentingnya hal ini.
Ketiga, ”gambaran besar”. Jika siswa memahami tujuan dari pelajaran atau skemanya, apa yang dikandungnya, bagaimana kecocokannya dengan apa yang baru dipelajari sebelumnya, akan mengarah kemana hal ini nantinya, dan mengapa hal ini penting untuk assesement di masa mendatang, maka RAS mereka akan mulai ”terbuka”.
Keempat, tujuan personal. Tidak ada kelenturan dalam sistem ini sehingga setidaknya siswa dapat berkonsentrasi terhadap target belajar yang lebih bermakna, mereka masih harus menyelesaikan jadwal pelajaran secara kaku dimana semua isi pelajaran dan prosesnya dibuat oleh guru, ini semua terasa menjadi ritual. Guru perlu berfungsi lebih sebagai pembimbing dan pelatih, hubungan antara guru dan siswa harus tulus, kurikulum yang dirancang harus tetap berjalan dan sumber-sumber belajar, termasuk waktu dan ruang harus dipergunakan lebih fleksibel agar lebih dapat dipakai secara personal.
Kelima, rencanakan bersama siswa. Ini adalah jalan menuju rasa memiliki dan motivasi diri dan yang dapat dilakukan bahkan dalam kerangka kurikulum nasional dan silabus ujian.
Ada empat level dimana kegiatan ini dapat terjadi:
Dalam negoisasi sangat dalam terdapat negosiasi terbuka dengan siswa: --apa yang harus dipelajari tidak dapat dinegosiasikan – tetapi bagaimana ia dipelajari ditentukan oleh siswa secara bersama dan demokratis.
Menggabungkan belajar dengan minat siswa sendiri dan menyelesaikan rencana belajar personal agar sesuai dengan kecenderungan dan model dari tiap siswa.
Memerlukan pengorganisasian serangkaian pilihan (mungkin berdasarkan pada berbagai gaya belajar dan meminta siswa membuat pilihan individual. Tujuan (hasil belajarnya) sama bagi tiap orang, hanya jalannya yang berbeda-beda untuk sampai kesana.
Pendekatan toe-in yang paling dangkal membutuhkan pembuatan jalur belajar yang berbeda bagi semua siswa da memberikan tiap individu sedikit kendali terhadap kecepatan dan kedalaman, tetapi bukan arah, dari kemajuan mereka.
Strategi belajar merupakan inti dari belajar seumur hidup. Jadi, semakin awal orang-orang terbiasa dengan hal itu, semakin baik. Akhirnya, jelas ada kaitannya dengan kewarganegaraan. Pilihan, negosiasi, penentuan keputusan bersama dan tanggung jawab personal merupakan semangat demokrasi. Sikap dan keterampilan ini dapat dikuasai hanya melalui pengalaman. RAS tidak diragukan lagi menjadi alasan mengapa Eric Jensen menyatakan “cara paling mudah untuk menarik siswa-siswi itu sederhana – sediakan variasi dan pilihan.” Banyak penelitian mendukung pentingnya siswa dapat mengendalikan kendali atas belajar mereka. Deci dan Ryan, menyimpulkan bahwa motivasi dan standar menurun dalam situasi dimana siswa tidak memiliki pilihan. Demikian juga, Mager dan McCann menunjukkan bahwa motivasi berbanding langsung dengan perasaan mengendalikan.
Pada dasarnya, RAS berhubungan dengan sumsum tulang belakang, dimana ia menerima informasi yang dikirimkan langsung dari sistem indera yang naik. Sebenarnya, ia berfungsi sebagai suatu titik pertemuan untuk sinyal-sinyal dari dunia luar dan dalam milik kita. Ini adalah tempat bertemunya dunia luar kita, serta pikiran dan perasaan ”didalam” kita. Di jalur lain, RAS tersebut mengirimkan akson (transmitter) ke serebral korteks, yang memberinya kekuatan untuk ”menghidupkan” otak kita dan mengendalikan tingkat stimulasinya.
Ada juga perbedaan diantara siswa
Isu penting
Orang berbeda. Orang bereaksi secara berbeda terhadap keadaan yang sama, mereka memiliki kesukaan dan ketidaksukaan yang berbeda, mereka memiliki perilaku bawaan yang berbeda-beda, mereka memandang dan memproses pengalaman secara berbeda. Jalan mana pun, bila dihadapkan pada perbedaan seperti ini, seorang guru mudah merasa kewalahan, dan ini adalah dimana contoh gaya belajar masuk. Menurut Rita Dunn, “Gaya belajar adalah cara dimana tiap siswa belajar berkonsentrasi terhadap proses dan mempertahankan informasi”. Ini dapat dilihat sebagai “suatu set karakteristik personal dan dipaksakan secara biologis dan developmental yang membuat metode pengajaran yang sama akan efektif bagi beberapa siswa dan tidak efektif untuk lainnya. Tiap orang memiliki gaya belajar; ini adalah sama khasnya dengan tanda tangan.”
Gaya belajar dari seseorang adalah kombinasi dari kelima kategori:
Emosional: motivasi, ketekunan, tanggung jawab, struktur.
Sosiologis: diri sendiri, pasangan, rekan, dewasa, bervariasi.
Fisik: pemahaman, masukan, waktu, mobilitas.
Pskologis: global/analitik, hemisferisitas, impulsif/reflektif.
Melihat cara sekolah dan dunia luas ini berjalan, kesuksesan siswa dan kesempatan kehidupan secara nyata dipertaruhkan. Maka penting untung mengatur keseimbangan yang tepat antara mendukung dan menantang gaya belajar siswa. Jika siswa diperbolehkan untuk selalu bekerja dengan cara yang disukainya, dia akan tetap sempit dan tidak siap. Di sisi lain, jika mereka dipaksa terlalu awal atau terlalu sering untuk bekerja dengan cara yang tidak disukai dan tidak nyaman, mereka tidak berprestasi dan bisa tersingkirkan.
Ada dua pemecahan untuk hal ini:
Pertama, pastikan bahwa tiap siswa mengalami cukup keberhasilan untuk mencapai suatu level kepercayaan diri. Kita diminta untuk sensitif terhadap gaya personalnya.
Kedua, siswa yang telah cukup berhasil, dan oleh karenanya percaya pada diri sendiri untuk menjadi siswa yang mampu, cenderung meningkatkan dan menguasai tantangan untuk bekerja dengan cara yang tidak disukainya. Dorong mereka melakukan hal ini. Berikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja dengan cara “baru”. Sediakan pelatihan – tunjukkan pada mereka bagaimana melakukannya, Berikan informasi – jelaskan mengapa ini yang bagus. Lakukan ini dengan sensitifitas, sadar-diri, dan niat yang teguh untuk tidak menyakitkan.
1. Kenali bahwa gaya yang anda sukai sendiri dapat menghalangi belajar efektif
Selama bertahun-tahun para penelitintelah secara konsisten menemukan bahwa gaya yang dominan dari guru sendiri cenderung menentukan rencana yang dibuat untuk anak-anak mereka: Cara mereka menyusun topik; pemilihan metode dan sumber pengajaran; rancangan tugas; alokasi waktu; jenis bukti belajar yang dihasilkan oleh siswa; metode penilaian. Lebih dari itu, mindset mendasar dari guru menentukan cara mereka menata lingkungan belajar, nilai yang mereka tempatkan pada pekerjaan rumah, tes, nilai dan pecking oorder, reaksi mereka terhadap kelakuan buruk, pembuatan norma-norma kelas mereka yang tak tertulis, komunikasi non-verbal mereka yang tak kentara, dan juga ”penyampaian” informasi dan instruksi mereka yang eksplisit.
Oleh karenanya, dasar pertama yang harus dicapai oleh guru yang peduli, tentunya, self-knowledge yang meningkat. Bruno Bettelheim, sang psikolog, berkata, ”ada...konsekuensi yang benar-benar destruktif sebagai akibat dari bertindak tanpa mengetahui apa yang dilakukan.” Diluar ini, tujuan untuk dasar kedua: kemauan untuk mengakomodasi individualitas siswa.
Diatas semua ini, menemukan Mind Style atau gaya belajar kita sendiri memberi kita jalan untuk menolak godaan untuk bekerja secara otomatis sesuai kebiasaan, dan memutuskan untuk berhenti, berpikir secara empatik dan mulai keluar dari pola kita sendiri. Penting untuk mengetahui bahwa contoh yang berbeda memiliki akar yang berbeda, serta asumsi dan prinsip-prinsip dasar yang berbeda. Mereka tidak akan dapat berhasil digabungkan. Jadi cobalah beberapa dan rasakan salah satu yang memberikan kesadaran diri (self-awareness) paling banyak dan tantangan personal paling sesuai. Berhati-hatilah juga bahwa beberapa dari contoh dan instrumen yang ditawarkan belum diuji secara ilmiah, itulah mengapa mereka telah digabungkan bersama untuk memberikan indikasi kasar dan cepat.
2. Pahami gaya belajar siswa yang disuka, tetapi jangan mengelompokkan
Penting untuk tidak mengandalkan hanya pada satu contoh model saja: tidak satupun dari model itu yang cukup menampilkan gambaran realitas, tiap model itu hanya merupakan sebuah proyeksi sederhana dari pandangan penciptanya terhadap realitas. Hati-hati, tidak semua model cocok dengan semua guru, sebaiknya guru membiasakan diri dengan beberapa model. Tiap orang menggunakan lebih dari satu gaya, oleh karenanya guru sebaiknya peka terhadap perbedaan-perbedaan, bukan dengan mengelompokkan siswa.
3. Akomodasikan gaya yang berbeda, tetapi jangan coba untuk terlalu tepat
Ada delivery of diversity diluar meningkatnya self-knowledge, yaitu niat untuk mengakomodasi individualitas dan pemahaman tentang berbagai jenis gaya belajar dari siswa. Kunci dari hal ini adalah dengan memiliki banyak teknik pengajaran yang praktis di ujung jari guru. Tidak semua guru merasa mereka memilikinya. Terlalu sering kita bertemu dengan orang-orang yang sama, biasanya dalam kelompok departemen. Berbaurlah. Atur suatu brainstroming dan rencanakan dengan rekan yang akan mengajar subyek yang agak berbeda dan yang mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda. Berbekal banyak cara praktis dan bervariasi dalam pencapaian tujuan belajar, guru kemudian memutuskan bagaimana menyampaikan strategi ini kepada sisiwa. Urutkan aktifitas belajar sehingga gaya yang berbeda diakomodasi dari waktu ke waktu adalah cara melakukan sesuatu yang paling sederhana, dan bagi banyak guru paling aman.
4. Mulai menyampaikan isu yang lebih besar
Sekolah secara keseluruhan, masih dijalankan menurut gaya tertentu dari siswa.
”Ujian menuntut siswa mendemonstrasikan belajar abstrak dan sequential, maka kita harus mengajarkannya dengan cara ini.” Tentu saja logika guru seperti ini adalah salah, tetapi terus adanya dominasi dari bentuk penilaian yang dangkal memang menciptakan banyak ketidakadilan dan mengindikasikan kepada guru dan juga siswa, nilai yang diletakkan oleh negara kepada gaya belajar tertentu dibandingkan dengan yang lain. Kemudian ada isu sumber belajar. Buku teks, lembar kerja dan buku latihan masih mendominasi ”ruang meja” kebanyakan ruang kelas. Kenyataannya, ruang itu sendiri merupakan masalah. Seringkali hanya ada cukup ruang bagi siswa untuk duduk berhimpitan di belakang meja di sepanjang pelajaran, dari pelajaran satu ke lainnya. Ciri gedung yang seperti kotak menggambarkan jadwal dengan ciri seperti grid. Waktu ditentukan, subyek ditentukan, guru ditentukan, bahkan gerakan ditentukan, kehidupan dikotak-kotakkan; segalanya terasa ketat dan diatur.
Tiga model popular
Setelah melihat isu-isu penting tersebut, sekarang waktunya melihat tiga contoh gaya belajar yang banyak dipakai secara lebih detail.
1. Preferensi indera: visual, auditory, kinestetik
Ide dasarnya adalah bahwa tiap orang memiliki indera dominan . Tiap orang lebih suka menggunakan indera ini untuk menerima dan menangani informasi baru – beberapa lebih suka melihat, beberapa lebih suka mendengarkan, lainnya akan lebih suka terlibat aktif dengan data baru tersebut. Tidak seorang pun dapat dikatakan melulu visual atau auditory atau kinetetik (fisik). Di kelas apa pun, dalam subyek apa pun, di sekolah mana pun secara rata-rata ada:
29% siswa dengan dominasi visual.
34% dengan dominasi auditory.
37% dengan dominasi kinestetik.
Beberapa dari mereka dengan kecenderungan visual merespon dampak visual dari kata-kata, yang lain melalui OHP, gambar slide, presentasi PowerPoint, video, poster, darma wisata, diagram, foto, atau gambar dalam buku teks.
Mereka dengan kecenderungan auditory memerlukan suara, suara guru atau sesama siswa dalam diskusi, presentasi teman, komentar dari video, kaset audio, atau pembicara tamu.
Kelompok terbesar, yang memiliki kecenderungan kinestetik, perlu ”mengerjakan” belajar. Beberapa senang dengan aktifitas fisik – melipat, memotong, menempel, menata, memegang benda-benda. Lainnya harus berdiri dan bekerja. Siswa-siswi ini cenderung membuat kita paling sedih jika kebutuhan mereka tidak dipenuhi; mereka mudah menjadi gelisah. Mereka adalah yang paling rentan mengalami prestasi rendah dan terbuang.
Jika guru tidak menyediakan penggunaan indera dominan mereka, kebanyakan siswa akan menggantinya dengan menggunakan posisi cadangan mereka. Ada beberapa siswa (sekitar 20%) yang mempunyai dominasi tunggal yang begitu kuat sehingga mereka akan menyerap informasi hanya bila disampaikan dalam gaya yng mereka sukai. Jika kebutuhan gaya belajar mereka tidak cukup dipenuhi, mereka cepat frustasi, bosan, tersingkirkan dan nakal.
2. Preferensi kognitif: analisis Gregorc
Menurut Dr Anthony Gregorc, kegiatan belajar melibatkan dua proses menerima dan memesan informasi. Dia menjauhkan dirinya sendiri dari kelompok belajar brain-based, yang percaya bahwa pikiran dan otak terpisah. Setelah hampir tiga dekade penelitian fenomenologikal, Gregorc dengan yakin menyatakan bahwa ada perbedaan dalam cara orang memahami (menerima,menyerap) dan menata (mengorganisir, menyimpan dan referensi) data.Perbedaan-perbedaan dalam kegiatan berbeda. Ambil persepsi sebagai contoh, perbedaan itu dapat dipetakan dalam kontinuum dari konkret ke abstrak
.
3. Profil intelegensia: Howard Gardner dari Harvard
Untuk permulaan, proses meningkatkan intelegensi tidak lagi dianggap ditentukan saat lahir: ia dapat ditingkatkan oleh setiap orang. Beberapa siswa yang nampaknya cerdas tidak memiliki cukup bekal kecakapan yang diaplikasikan dengan kecerdasan mereka, tetapi kecakapan ini dapat, dan harus diajarkan agar seseorang cerdas secara aktif. Terdapat enam jenis intelegensi (atau ”kerangka pikiran") yang berbeda, yang masing-masing dapat ditelusuri hingga bagian terpisah dari otak manusia. Seluruh manusia memiliki delapan jenis intelegensi:
a. Linguistik.
b. Logika-matematika.
c. Spasial.
d. Musical.
e. Fisik-kinestetik.
f. Interpersonal.
g. Intrapersonal.
h. Naturalistik.
Intelegensi linguistik:
Berpikir dalam kata-kata, suka membaca dan menulis, menyukai cerita, suka bermain permainan kata, punya memori bagus untuk (nama, tempat, tanggal, puisi, lirik dan hal kecil), mengetahui mengeja itu mudah, punya kosa kata yang berkembang baik.
Intelegensi logika-matematika:
Mudah melihat pola, suka ide-ide abstrak, suka permainan strategi dan teka-teki logika, menjumlah dengan mudah di luar kepala, mengajukan pertanyaan besar mis. ”dimana alam semesta berakhir”, menggunakan komputer, membuat alat untuk menguji benda yang tidak dimengerti, berpikir dalam kategori melihat hubungan antar ide.
Intelegensi spasial:
Berpikir dalam image dan gambar, mudah mengingat dimana benda telah diletakkan, suka (menggambar, merancang, membangun, melamun), membaca peta dan diagram dengan mudah, mengerjakan teka-teki jigsaw dengan mudah, terpesona oleh mesin, meniru gambar dengan akurat.
Intelegensi musical:
Sering bernyanyi, bersenandung atau bersiul sendiri, ingat melodi, punya indera yang baik untuk ritme, memainkan sebuah instrumen, sensitif terhadap suara di lingkungan, perlu musik sewaktu belajar.
Intelegensi fisik-kinestetik:
Mengingat melalui sensasi fisik, sulit duduk diam yang lama, punya intuisi tentang jawabab ujian, bagus dalam olah raga atau tari atau akting atau mime, punya koordinasi yang sangat bagus, berkomunikasi dengan baik melalui isyarat, belajar paling baik melalui aktifitas (fisik, simulasi dan role play), meniru orang dengan mudah.
Intelegensi interpersonal:
Memahami orang dengan baik, belajar paling baik dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, bagus dalam memimpin dan mengorganisir, mengerti perasaan orang lain, penengah diantara orang-orang, suka bermain permainan sosial, mendengarkan orang lain dengan baik.
Intelegensi intrapersonal:
Suka bekerja sendiri, memotivasi diri sendiri, intuitif, mempunyai perasaan mandiri, berkemauan kuat dan punya pendapat personal yang kuat, menentukan tujuan sendiri, percaya diri, reflektif, sadar akan kekuatan dan kelemahan pribadi.
Intelegensi naturalistik:
Mengenali flora dan fauna – membedakan dan mengenali pola di alam, menggunakan hal-hal umum dan khas untuk mengkategori dan mengelompokkan fenomena, menggunakan kriteria secara konsisten, menggunakan kemampuannya ini secara produktif (mis. bertani, memelihara binatang, perlindungan).
Ada agenda lain juga
Kelompok akhir dari materi yang menginformasikan pemikiran masa kini tentang belajar muncul dari dua sumber: hasrat saat ini untuk menangani kekhawatiran sosial dan ekonomi yang mendesak, dan keyakinan yang kuat akan nilai-nilai tertentu. Hal ini menciptakan suatu kombinasi antara pragmatisme dan ideologi. Belajar untuk belajar menggabungkan keyakinan bahwa setiap orang seharusnya melakukan yang terbaik dalam hidup mereka dengan kebutuhan akan persaingan komersial.
1. Belajar untuk belajar
Diperlukan dua set kecakapan, yaitu:
Kecakapan memproses informasi:
• Merencanakan.
• Mengumpulkan.
• Memproses.
• Menyajikan.
Kecakapan inti yang mendasar:
• Manajemen waktu.
• Kecakapan sosial.
• Kecakapan reflektif.
• Kecakapan menilai diri sendiri.
• Kecakapan untuk mencari pertolongan.
Guru menempatkan semakin banyak pelajaran dan materi PR di website atau internet sekolah untuk diikuti siswa. E-tutoring mulai populer. Belajar, bahkan belajar formal, tidak lagi tergantung pada guru. Dengan sumber hardware yang mencukupi, guru sekarang dapat menjadi manajer dan fasilitator, pembimbing dan pelatih.
2. Kerja sama, demokrasi dan kewarganegaraan
Penting melakukan apa yang bisa kita kerjakan dan menangkap kesempatan yang diberikan oleh pendidikan kewarganegaraan untuk mengembangkan kebiasaan demokrasi. Di sekolah-sekolah menengah kita dapat melakukan yang terbaik untuk menghasilkan lagi minat untuk bekerja sama dan untuk memberikan pelatihan dalam kecakapan demokratis.
3. Keikutsertaan
Perhatian terhadap keikutsertaan memiliki basis moral. Ini merupakan permasalahan tentang keadilan sosial dan kesempatan yang sama. Syarat minimalnya, guru dituntut untuk menciptakan komunitas belajar yang dapat menerima (acceptant), sehingga setiap siswa dijamin bebas dari cemoohan dan ejekan.
4. Kecakapan utama, melek huruf dan angka
Melek huruf dan angka hanyalah perangkat. Mereka sendiri bukan tujuan, hanya bagian dari instrumen yang kita gunakan untuk membawa kita kesana.
Alasan dari pendekatan belajar dalam cara tertentu, niat di belakang aktifitas ini, dan tujuan dari aktifitas ini adalah meraih prestasi. Mereka ada tujuh, yaitu:
a. Berpikir; siswa memproses data secara aktif, logis, lateral, imajinatif, deduktif, dsb.
b. Kecerdasan emosional; belajar menangani emosi dan menghubungkan dengan lainnya secara trampil; mengembangkan ciri personal positif seperti kendali diri dan nilai-nilai seperti keadilan.
c. Kemandirian; siswa menguasai sikap dan kecakapan yang membuat mereka mampu memulai mempertahankan belajar tanpa guru.
d. Saling ketergantungan; siswa terlibat dalam mutualitas, yang merupakan inti dari kerja sama dan basis dari demokrasi.
e. Sensasi ganda; siswa mendapat pengalaman melalui sejumlah indera bersama-sama dari efek melihat, mendengar dan melakukan.
f. Fun; kesenangan yang nyata.
g. Artikulasi; siswa membicarakan aau menulis pikiran, seringkali dalam bentuk ”draft”, sebagai suatu bagian penting dari proses penciptaan pemahaman personal.
Dalam lingkungan yang keras, guru individu dapat maju terus untuk menciptakan sebuah oasis sukses yang agung. Diperlukan dua ciri khusus: kecakapan dan kemauan. Misalnya, menjalankan proses-proses yang rumit dalam ”pasar” memerlukan keterampilan manajemen kelasyang bagus. Di tangan guru yang cekatan, teknik-teknik tersebut dapat sangat berhasil, bahkan di suatu keadaan yang janggal. Jelas ada banyak persyaratan untuk keberhasilan dari implementasi ide-ide. Trik dan Taktik Mengajar tidak ditujukan untuk mendesain ulang sistem pendidikan, meskipun hal itu mungkin sangat diharapkan.
menulis jurnal
menulis jurnal
Kelas Tingkat: 5 - 8
PENDAHULUAN
Menggunakan buku harian Anne Frank diterbitkan, atau Zlata Filipovic, memperkenalkan siswa untuk menulis jurnal, suatu bentuk tulisan otobiografi di mana penulis mencatat pemikiran pribadi, perasaan, dan pengalaman.
DISARANKAN WAKTU TUNJANGAN
40 menit
TUJUAN
Siswa akan:
• menulis jurnal pribadi untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan pengalaman.
• mengedit entri jurnal pribadi untuk mempertajam tata bahasa dan keterampilan mengeja.
• berbagi mereka masuk dengan editor sebaya dan mengedit karya orang lain untuk membangun keterampilan kerjasama.
BAHAN
• notebook Pribadi spiral
• Pena atau pensil (pena lebih disukai untuk mendorong kelancaran dan mencegah menghapus)
• Menulis prompt
• Akses Internet
• Cetakan dari jurnal untuk siswa Guru Exchange dan / atau salinan Anne Frank: The Diary of a Young Girl oleh Anne Frank, dan / atau Buku Harian Zlata ini: Kehidupan Seorang Anak di Sarajevo oleh Zlata Filipovic
PROSEDUR
1. Katakan kelas mereka akan mendengarkan atau membaca kutipan dari satu atau lebih buku harian. Diary Setiap catatan kehidupan nyata pikiran seorang gadis muda atau anak laki-laki, perasaan, dan pengalaman selama periode waktu tertentu.
diary o Anne Frank adalah catatan dari pengalaman remaja Jerman-Yahudi di Belanda 1942-1944 selama Perang Dunia II.
diary o Zlata Filipovic adalah catatan 11-tahun itu hidupnya berubah di negara asalnya Sarajevo selama perang jauh kemudian.
2. Ketika Anda membaca kepada siswa Anda, atau ketika mereka membaca untuk diri mereka sendiri, mereka telah mencatat rincian pribadi yang penulis termasuk dalam buku harian.
Misalnya, pertama Zlata ini enam entri membangun dirinya sebagai anak kelas lima-khas yang hidup pada saat ini dalam tulisannya mungkin tidak terlalu berbeda dari kehidupan siswa Anda '. Rincian bagi siswa yang perlu diperhatikan antara lain:
o Zlata yang cemas untuk melihat sekolahnya lagi
o cara yang berbeda dari anak-anak Sarajevo menghabiskan liburan musim panas mereka
o Kelas-kelas yang ditawarkan di sekolah Zlata ini (dibandingkan dengan kelas mereka sendiri)
cinta o Zlata tentang Sabtu pagi sehingga dia bisa tidur larut malam
3. Selanjutnya, mintalah siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut tentang penulis dan karyanya:
o Mengapa rincian penulis penting?
o Bagaimana mereka membantu pembaca?
o Apa yang mereka ceritakan tentang penulis?
o Pertanyaan apa yang Anda miliki tentang penulis?
o Apa yang Anda dan penulis memiliki kesamaan?
4. Selanjutnya, memberitahu murid-murid mereka akan menulis jurnal mereka sendiri sebagai proyek selama seminggu (atau tahun-panjang). (Anda mungkin memberikan waktu kelas untuk menulis jurnal atau menetapkan sebagai pekerjaan rumah.) Mintalah siswa untuk memikirkan jurnal-jurnal sebagai cara untuk bebas mengeksplorasi pikiran dan perasaan mereka sementara juga menciptakan sumber ide untuk tulisan mereka. Juga, mengingatkan mereka bahwa jurnal mereka harus berisi rincian yang mungkin tampak tidak penting pada awalnya, tetapi yang menambah apresiasi pembaca dan pemahaman penulis. Mereka juga harus tanggal setiap jurnal.
5. Untuk memberikan ide siswa untuk entri pertama mereka jurnal, menyajikan tulisan berikut petunjuknya dan memberitahu murid-murid mereka akan memiliki 5 sampai 10 menit (3 menit untuk siswa yang lebih muda) untuk menulis. Mengarahkan mereka untuk mencoba menulis tanpa henti dan menghindari menghapus. Kebanyakan siswa akan menjadi awal yang nyaman dengan singkat, kali menulis berkelanjutan, membangun sampai kali lebih lama sebagai meningkatkan kefasihan mereka. Beberapa baik meminta untuk memulai entri jurnal meliputi:
o Apa yang saya lakukan akhir pekan lalu (atau berharap untuk melakukannya akhir pekan ini)
o Pengalaman saya di kantin sekolah minggu ini, untuk lebih baik atau lebih buruk
o Apa benar-benar membuat saya frustrasi atau marah, dan mengapa
o Apa benar-benar membuat saya tertawa
o Bagaimana saya menghabiskan waktu luang saya
o Ingatanku terbaik yang pernah
o Di dalam kepala saya hari ini
o Sebuah hari biasa dalam hidup saya di sekolah
Anda juga mungkin memiliki siswa menyarankan meminta untuk menulis jurnal, terutama setelah mereka menemukan petunjuk yang telah bekerja dengan baik.
6. Anda dapat membantu memotivasi siswa untuk menulis dalam jurnal mereka dengan menulis dalam jurnal Anda sendiri dan berbagi tulisan Anda.
PENILAIAN
• Setelah siswa telah menulis sedikitnya lima entri jurnal, memungkinkan mereka untuk memilih entri terbaik mereka, merevisinya, dan mengirimkannya untuk mengedit rekan dan grading. Memungkinkan untuk revisi lebih lanjut setelah grading dan posting pekerjaan baik di situs kelas atau papan pengumuman.
• Selain itu, meminta mahasiswa untuk merancang kelas jurnal-menulis rubrik - yaitu, menetapkan kriteria untuk menulis jurnal yang baik. Mereka dapat menggunakan rubrik ini untuk menilai pekerjaan satu sama lain atau mereka sendiri.
• Ketika Anda membaca jurnal siswa, itu lebih bermakna bagi mereka jika mereka menerima pribadi daripada komentar korektif pada pikiran dan ide mereka.
• Mintalah sukarelawan untuk membacakan dari jurnal mereka dan mintalah siswa memberikan umpan balik pada penggunaan penulis perangkat seperti rincian sensorik dan citra.
PERPANJANGAN KEGIATAN
• Tugaskan siswa untuk meneliti berbagai jenis penulisan otobiografi dan berbagi contoh yang baik dari buku harian yang dipublikasikan, jurnal, surat, log perjalanan, sejarah lisan, wawancara, dan otobiografi.
• Mintalah siswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk menulis jurnal dialog di mana mereka melakukan pembicaraan ditulis tentang kepentingan umum atau masalah bersama mereka mencoba untuk memecahkan.
• Sarankan agar siswa membuat jurnal khusus yang berfokus pada kegiatan tertentu, seperti berpartisipasi dalam basket, atau log belajar, yang merupakan alat belajar pribadi yang berfokus pada kursus mereka dan pikiran dan perasaan mereka tentang apa yang mereka pelajari.
STANDAR HUBUNGAN
Dewan Nasional Guru Bahasa Inggris
• Siswa menggunakan berbagai macam strategi karena mereka menulis dan menggunakan elemen penulisan proses yang berbeda tepat untuk berkomunikasi dengan audiens yang berbeda untuk berbagai tujuan.
• Siswa menerapkan pengetahuan tentang struktur bahasa, konvensi bahasa (misalnya, ejaan dan tanda baca), teknik media, bahasa kiasan, dan genre untuk membuat, kritik, dan mendiskusikan teks cetak dan nonprint.
• Siswa berpartisipasi sebagai berpengetahuan, reflektif, anggota kreatif, dan kritis dari berbagai komunitas literasi.
• Siswa menggunakan diucapkan, ditulis, dan bahasa visual untuk mencapai tujuan mereka sendiri (misalnya, untuk belajar, kenikmatan, persuasi, dan pertukaran informasi).
:: RAMAH PRINTER
Bergabung TeacherVision
Badai Sandy
Kembali ke kelas mungkin sulit bagi banyak siswa dan pendidik di daerah yang hancur oleh Badai Sandy. Koleksi kami sumber daya akan membantu siswa belajar tentang bencana alam dan mengatasi kerusakan yang ditimbulkannya.
November Kalender Acara
November adalah penuh liburan dan peristiwa yang Anda dapat memasukkan ke dalam kurikulum standar Anda. Kalender Pendidik kami 'menguraikan kegiatan untuk setiap acara: Hari Daylight (11/1) Mati, Tabungan Berakhir Waktu (11/4), Hari Pemilihan (11/6), Hari Veteran (11/11), Geografi Awareness Week ( 11/11-17), Amerika Daur Ulang Hari (11/15), Thanksgiving (11/22), Beli Nothing Day (23/11). Plus, merayakan Keluarga Cerita Bulan, dan Bulan Warisan Native American sepanjang November!
Wreck ini Undian Journal
Berani siswa untuk menghentikan perfeksionis menjadi dan hanya menjadi diri mereka sendiri, dengan undian Pinterest kami. Kami memberikan salinan dari buku terlaris Keri Smith Wreck Jurnal ini untuk seluruh kelas Anda! Siswa didorong untuk menyodok lubang di halaman, doodle dalam margin, membuat cetakan dengan kopi tumpah, dan banyak lagi. Unduh kegiatan bebas dari buku dan mencari tahu bagaimana untuk masuk. Good luck!
Top 10 Sumber Daya Teknologi Pendidikan
Keluar dari pensil dan kertas konstruksi, melibatkan para siswa dalam kelas Anda dengan kami Top 10 Sumber Daya Teknologi Pendidikan favorit.
| Tentang TeacherVision ®, bagian dari Jaringan Pendidikan Keluarga | Peta Situs | Siaran Pers | Tanya Jawab | Hubungi Kami
Link ke Kami | Iklan | Privasi | Syarat Penggunaan | Kebijakan pembatalan
Guru Sumber Daya | Online Buku Nilai | Mengasuh | Referensi Situs | Bantuan Homework | K-8 Anak | Poptropica
© 2000-2012 Pearson Education, Inc All Rights Reserved.
Baca lebih lanjut tentang TeacherV
Baru
Permasalahan (Problem)
Sebuah cara memperkenalkan siswa untuk menulis jurnal, suatu bentuk tulisan otobiografi di mana penulis mencatat pemikiran pribadi, perasaan, dan pengalaman. Siswa diharapkan akan: menulis jurnal pribadi untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan pengalaman. mengedit entri jurnal pribadi untuk mempertajam tata bahasa dan keterampilan mengeja. berbagi mereka masuk dengan editor sebaya dan mengedit karya orang lain untuk membangun keterampilan kerjasama.
Pembahasan
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tentang penulis dan karyanya:Mengapa rincian penulis penting?, Bagaimana mereka membantu pembaca?, Apa yang mereka ceritakan tentang penulis?, Pertanyaan apa yang Anda miliki tentang penulis?,
Apa yang Anda dan penulis memiliki kesamaan?
Kesimpulan
Siswa dapat meneliti berbagai jenis penulisan otobiografi dan berbagi contoh yang baik dari buku harian yang dipublikasikan, jurnal, surat, log perjalanan, sejarah lisan, wawancara, dan otobiografi. Siswa bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk menulis jurnal dialog di mana mereka melakukan pembicaraan ditulis tentang kepentingan umum atau masalah bersama, mereka mencoba untuk memecahkan. Guru meminta agar siswa membuat jurnal khusus yang berfokus pada kegiatan tertentu, seperti berpartisipasi dalam basket, atau log belajar, yang merupakan alat belajar pribadi yang berfokus pada kursus mereka dan pikiran dan perasaan mereka tentang apa yang mereka pelajari. Untuk memberikan ide kepada siswa untuk entri pertama mereka mengenai jurnal, guru menyajikan tulisan berikut petunjuknya dan memberitahu murid-murid mereka akan memiliki 5 sampai 10 menit (3 menit untuk siswa yang lebih muda) untuk menulis. Mengarahkan mereka untuk mencoba menulis tanpa henti dan menghindari menghapus. Kebanyakan siswa akan mempunyai awal yang nyaman dengan singkat, kali pertama menulis berkelanjutan, maka akan dapat membangun sampai kali kesekian lebih lama sebagai upaya untuk meningkatkan kefasihan mereka.
Komentar
Adalah sebuah hal yang sangat bagus apabila siswa menggunakan berbagai macam strategi karena mereka mampu menggunakan keterampilan menulis dan menggunakan elemen penulisan proses yang berbeda secara tepat untuk berkomunikasi dengan audiens yang berbeda untuk berbagai macam tujuan. Siswa akan merasa sangat berhasil apabila mampu menerapkan pengetahuan tentang struktur bahasa, konvensi bahasa (misalnya, ejaan dan tanda baca), teknik media, bahasa kiasan, dan genre untuk membuat, kritik, dan mendiskusikan teks cetak dan nonprint. Siswa berpartisipasi digolongkan sebagai siswa yang berpengetahuan, reflektif, anggota kreatif, dan kritis dari berbagai komunitas literasi. Siswa menggunakan keterampilan yang diperolehnya untuk diucapkan, ditulis, dan menggunakan bahasa visual untuk mencapai tujuan mereka sendiri (misalnya, untuk belajar, kenikmatan, persuasi, dan pertukaran informasi).
:
jurnal ehow
1. Ehow
2. Pendidikan
3. Menulis & Citation Format
4. APA Menulis Gaya
5. Cara Menulis Journal Pasal Ulasan Gaya APA
X
Must See: Pertunjukkan Slide
•
•
Cara Menulis Journal Pasal Ulasan Gaya APA
X
Oleh Erica Sweeney, eHow Kontributor
Menulis Jurnal Pasal Ulasan Gaya APA
Peninjauan artikel jurnal adalah tugas umum di perguruan tinggi dan sekolah pascasarjana. Meninjau artikel jurnal merupakan tugas penting sendiri atau sebagai bagian dari sebuah makalah penelitian yang jauh lebih besar. Biasanya, instruktur akan memberikan pedoman pada jenis artikel jurnal untuk meninjau dan apa yang harus meliputi, namun secara umum APA jurnal ulasan Artikel akan mengikuti konvensi tertentu. Artikel harus berasal dari peer-review jurnal ilmiah dan atau berhubungan dengan bidang studi yang membahas kelas.
Orang Lain Apakah Membaca
• Cara Menulis Review Pasal in Style APA
• Cara Menulis Jurnal Ulasan Style APA?
•
•
•
• Cetak artikel ini
Instruksi
1.
o 1
Cari database online perpustakaan, seperti EBSCOhost dan lain-lain, untuk menemukan artikel ilmiah atau peer-review. Anda juga dapat melihat dalam indeks yang tersedia di perpustakaan.
o 2
Membaca seluruh artikel. Banyak jurnal artikel bisa sangat kompleks dan menggunakan kata-kata rumit dan statistik. Anda mungkin perlu membaca artikel beberapa kali sebelum Anda mendapatkan pemahaman penuh itu.
o Sponsor
Dapatkan Sampel Sekarang Gratis
Ingin Sampel Gratis Terbaru Mereka Bisa Ditemukan Disini
zoesprintablecoupons.com
o 3
Menulis kutipan untuk artikel jurnal di bagian atas review. Kutipan harus mengikuti gaya Amerika Psychological Association - berkonsultasi manual APA-gaya atau link di bawah Sumber untuk informasi kutipan. Anda akan membutuhkan judul artikel, jurnal mana artikel ini diterbitkan, jumlah volume dan masalah, tanggal publikasi, nama penulis dan nomor halaman untuk artikel.
o 4
Menulis ringkasan dari artikel. Ini harus menjadi salah satu untuk tiga paragraf, tergantung pada panjang artikel. Sertakan tujuan untuk artikel, bagaimana penelitian dilakukan, hasil dan informasi terkait lainnya dari artikel.
o 5
Diskusikan arti atau implikasi dari hasil penelitian bahwa artikel adalah tentang. Ini harus menjadi salah satu untuk dua paragraf. Ini adalah di mana Anda memberikan pendapat Anda pada artikel. Diskusikan setiap kekurangan dengan artikel, bagaimana Anda berpikir itu bisa lebih baik dan apa yang Anda pikirkan artinya semua itu.
o 6
Menulis satu paragraf membahas bagaimana penulis bisa memperluas hasil, informasi apa yang berarti dalam gambaran besar, apa yang penelitian masa depan harus fokus pada atau bagaimana penelitian di masa depan bisa bergerak maju topik. Diskusikan bagaimana pengetahuan di daerah tersebut dapat diperluas.
o 7
Mengutip manapun kutipan langsung atau parafrase dari artikel. Gunakan nama penulis, tahun publikasi dan nomor halaman (untuk kutipan) dalam kutipan dalam teks. Merujuk ke link di bagian Sumber daya untuk melakukan hal ini dengan benar.
Sponsor
• Gratis Periksa Untuk Plagiarisme
Periksa Makalah Anda Untuk Kesalahan Grammar Plagiarisme Dan Benar Sekarang!
www.Grammarly.com / plagiarism_check
• Massal Email - Free Trial
Email pemasaran sesuai dengan kebutuhan anda. Mulai Percobaan 30-Hari Bebas Today.
www.iContact.com
• Akademik Jurnal di AS
Call for Papers Kirim dan Publikasikan! Cepat review dan publikasi cepat
www.iiste.org
• Jurnal Sites
Publikasikan Artikel Penelitian Anda Dalam International Journal: IOSR JURNAL
iosrjournals.org
Baca selengkapnya: Cara Menulis Journal Pasal Ulasan APA Style | eHow.com http://www.ehow.com/how_4796768_write-article-review-apa-style.html # ixzz2Ayt1u42Y
Baru! Klik kata di atas untuk mengedit dan melihat terjemahan alternatif. Tutup
Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat PenerjemahPenerjemah Situs WebPeluang Pasar Glob
Permasalahan (Problem)
o Banyak jurnal artikel bisa sangat kompleks dan menggunakan kata-kata rumit dan statistik.
o Gaya Amerika Psychological Association – berkonsultasi
o Menulis ringkasan dari artikel.
o Kutipan langsung atau parafrase dari artikel.
Pembahasan
o Begitu banyak jurnal yang harus dipahami maknanya maka perlu membaca artikel beberapa kali sebelum mendapatkan pemahaman penuh karena dalam jurnal tersebut dipastikan terdapat begitu banyak kata, kalimat, dan statistic yang rumit.
o Menulis kutipan akan membutuhkan judul artikel, jurnal mana artikel ini diterbitkan, jumlah volume dan masalah, tanggal publikasi, nama penulis dan nomor halaman untuk artikel. Hal ini mengikuti gaya America Psychological Association.
o Tergantung pada panjang artikel.
o Dalam hal kutipan langsung sebaiknya gunakan nama penulis, tahun publikasi dan nomor halaman (untuk kutipan) dalam kutipan dalam teks.
Kesimpulan
Penulisan jurnal artikel sangat kompleks karena banyak menggunakan kata-kata dan statistik yang rumit, gaya America Psychological Association merupakan satu pilihan yang bisa digunakan untuk penulisan jurnal arikel. Terdapat lengkap mengenai arahan menulis kutipan yang disesuaikan dengan panjang artikel.
Komentar
Mengingat begitu rumitnya penggunaan kata dan statistik dalam penulisan jurnal artikel dalam gaya America Psychological Association maka dibutuhkan ketelitian penuh untuk menulis kutipan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.
statistik
NAMA : RINDA WULANDARI
NIM : 110020015
KELAS : A
TUGAS 1
A. JUDUL
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
B. RANCANGAN PENELITIAN
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran jigsaw dan stad terhadap hasil belajar
2. Apakah terdapat perbedaan antara kelompok siswa yang mempunyai pengetahuan awal tinggi dan pengetahuan awal rendah terhadap hasil belajar
3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar
D. HIPOTESIS
1. Terdapat perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran jigsaw dan stad terhadap hasil belajar
2. Terdapat perbedaan antara kelompok siswa yang mempunyai pengetahuan awal tinggi dan pengetahuan awal rendah terhadap hasil belajar
3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar
D. DATA
NO METODE HASIL BELAJAR PENGETAHUAN AWAL
1 JIGSAW 75 94
2 JIGSAW 80 80
3 JIGSAW 90 79
4 JIGSAW 80 90
5 JIGSAW 90 74
6 JIGSAW 80 85
7 JIGSAW 70 70
8 JIGSAW 80 81
9 JIGSAW 90 91
10 JIGSAW 95 77
11 JIGSAW 85 91
12 JIGSAW 85 89
13 JIGSAW 80 71
14 JIGSAW 90 84
15 JIGSAW 75 86
16 JIGSAW 80 77
17 JIGSAW 75 80
18 JIGSAW 75 78
19 JIGSAW 80 93
20 JIGSAW 80 76
21 JIGSAW 90 86
22 JIGSAW 90 93
23 JIGSAW 95 92
24 JIGSAW 85 87
25 JIGSAW 80 83
26 JIGSAW 70 86
27 JIGSAW 80 81
28 JIGSAW 80 83
29 JIGSAW 90 89
30 JIGSAW 85 90
31 JIGSAW 80 72
32 JIGSAW 80 90
33 STAD 80 86
34 STAD 80 73
35 STAD 80 80
36 STAD 80 81
37 STAD 95 75
38 STAD 80 79
39 STAD 80 73
40 STAD 80 78
41 STAD 75 81
42 STAD 75 90
43 STAD 80 83
44 STAD 80 75
45 STAD 85 83
46 STAD 70 80
47 STAD 80 74
48 STAD 70 74
49 STAD 70 83
50 STAD 75 85
51 STAD 90 71
52 STAD 80 81
53 STAD 70 72
54 STAD 70 81
55 STAD 70 76
56 STAD 75 79
57 STAD 80 85
58 STAD 90 79
59 STAD 70 77
60 STAD 80 77
61 STAD 80 81
62 STAD 70 81
63 STAD 80 73
64 STAD 70 89
65 STAD 85 79
66 STAD 70 89
67 STAD 75 81
68 STAD 70 70
69 STAD 80 78
70 STAD 75 77
71 STAD 85 73
72 STAD 85 77
73 STAD 80 86
74 STAD 80 66
75 STAD 75 88
76 STAD 75 67
77 JIGSAW 90 92
78 JIGSAW 75 80
79 JIGSAW 80 92
80 JIGSAW 80 84
81 JIGSAW 95 79
82 JIGSAW 80 90
83 JIGSAW 80 72
84 JIGSAW 80 75
85 JIGSAW 75 94
86 JIGSAW 80 81
87 JIGSAW 85 71
88 JIGSAW 90 70
89 JIGSAW 90 69
90 JIGSAW 80 76
91 JIGSAW 75 87
92 JIGSAW 80 70
93 JIGSAW 80 83
94 JIGSAW 80 80
95 JIGSAW 80 76
96 JIGSAW 80 73
97 JIGSAW 85 72
98 JIGSAW 85 86
99 JIGSAW 90 75
100 JIGSAW 85 70
101 JIGSAW 85 83
102 JIGSAW 80 79
103 JIGSAW 95 79
104 JIGSAW 95 77
105 JIGSAW 90 88
106 JIGSAW 85 79
107 JIGSAW 80 73
108 JIGSAW 80 90
109 JIGSAW 80 73
110 JIGSAW 85 77
111 JIGSAW 80 70
112 JIGSAW 80 85
113 JIGSAW 80 70
114 JIGSAW 80 65
115 JIGSAW 95 73
116 JIGSAW 90 76
117 JIGSAW 85 71
118 JIGSAW 90 84
119 JIGSAW 70 70
120 STAD 80 81
121 STAD 70 75
122 STAD 85 66
123 STAD 75 81
124 STAD 70 91
125 STAD 75 70
126 STAD 70 64
127 STAD 75 68
128 STAD 75 93
129 STAD 75 89
130 STAD 85 79
131 STAD 80 89
132 STAD 70 69
133 STAD 70 75
134 STAD 75 92
135 STAD 80 67
136 STAD 70 87
137 STAD 85 84
138 STAD 75 80
139 STAD 75 88
140 STAD 75 86
141 STAD 75 88
142 STAD 90 91
143 STAD 80 68
144 STAD 75 81
145 STAD 80 86
146 STAD 75 87
147 STAD 90 95
148 STAD 90 76
149 STAD 75 85
150 STAD 75 75
C. HASIL ANALISIS
1. Hasil pengujian nilai Fhitung = 31.833 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran jigsaw dan stad terhadap hasil belajar
2. Hasil pengujian nilai Fhitung = 1.596 dengan probabilitas sebesar 0,046. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara kelompok siswa yang mempunyai pengetahuan awal tinggi dan pengetahuan awal rendah terhadap hasil belajar
3. Hasil pengujian nilai Fhitung = 1.003 dengan probabilitas sebesar 0,470. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar.
TUGAS 2
A. JUDUL
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI ORANGTUA TERHADAP STATUS GIZI ANAK
B. RANCANGAN PENELITIAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan sarjana orang tua dengan status gizi anak
2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kurang, sedang dan baik orang tua dengan status gizi anak
3. Apakah terdapat hubungan antara status ekonomi rendah, sedang dan baik orang tua dengan status gizi anak
4. Apakah terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi orang tua secara bersama-sama terhadap status gizi anak
B. HIPOTESIS
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan sarjana orang tua dengan Status gizi anak
2. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kurang, sedang dan baik orang tua dengan Status gizi anak
3. Terdapat hubungan antara status ekonomi rendah, sedang dan baik orang tua dengan Status gizi anak
4. Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi orang tua secara bersama-sama terhadap status gizi anak
C. DATA
Tingkat pendidikan Pengetahuan Status ekonomi Status gizi anak
SD sedang 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA rendah 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 5,000,000 buruk
SMA sedang 2,000,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 3,000,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 3,000,000 buruk
SMA sedang 3,000,000 sedang
SARJANA tinggi 5,500,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 4,500,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 3,000,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 4,500,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 5,500,000 buruk
SMA sedang 4,500,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 5,500,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 5,500,000 baik
SD rendah 3,000,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 4,500,000 sedang
SARJANA tinggi 5,500,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 3,000,000 sedang
SARJANA tinggi 5,500,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 4,500,000 buruk
SMA sedang 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 1,500,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 1,500,000 sedang
SARJANA tinggi 3,000,000 baik
SD rendah 3,000,000 buruk
SMP rendah 1,500,000 buruk
SMA sedang 3,500,000 sedang
C. HASIL ANALISIS
Regression
1. Hasil pengujian nilai t hitung = 8.302 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan sarjana orang tua dengan status gizi anak
2. Hasil pengujian nilai t hitung = 6,257 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kurang, sedang dan baik orang tua dengan Status gizi anak
3. Hasil pengujian nilai t hitung = -0,447 dengan probabilitas sebesar 0,656. Hal ini tidak terdapat hubungan antara status ekonomi rendah, sedang dan baik orang tua dengan status gizi anak
4. Hasil pengujian nilai F hitung = 261.413 dengan probabilitas sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi orang tua secara bersama-sama terhadap status gizi anak
evaluasi produksi
UAS
media pendidikan Penyediaan sarana
dan prasarana belajar Pemilihan dan penilaian komponen sistem pembelajaran Penerapan/pemanfaatan
sumberdaya belajar Penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan Pengelolaan kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya belajar Perumusan bahan kebijakan teknologi pendidikan
Sementara menunggu pengakuan de jure tersebut, sekarang ini mereka dengan profesi teknologi pendidikan
telah mengabdikan dirinya sebagai pengelola, perencana, pengembang, ... pembelajaran Produksi media
pendidikan Penyediaan sarana dan prasarana belajar Pemilihan dan penilaian komponen sistem pembelajaran
Penerapan/pemanfaatan sumberdaya belajar Penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
Pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya belajar Perumusan bahan kebijakan
teknologi pendidikan Sementara menunggu pengakuan de jure tersebut, sekarang ini mereka dengan profesi
teknologi pendidikan telah mengabdikan dirinya sebagai pengelola, ...
Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.ScSetiap profesi paling sedikit harus memenuhi lima syarat. Pertama adalah
pendidikan dan pelatihan yang memadai, kedua adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, ketiga adanya
usaha untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, keempat
adanya standar etik yang harus dipatuhi, dan kelima adanya lapangan pengabdian yang khas
TUGAS SUTRADARA
Tahap Pra Produksi
1. Interpretasi Skenario (script conference)
a. Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatik, penyajian informasi, dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistik film.
b. Hasil analisa didiskusikan dengan semua Kepala Departemen (sinematografi, artistik, suara, editing) dan Produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film
2. Pemilihan Kru
Sutradara dan Produser memilih dan menentukan Kru yang akan terlibat di dalam produksi.
3. Casting
Sutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director.
4. Latihan/rehearsal
a. Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikannya dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama.
b. Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain untuk membaca bagian dari dialog dan action pemain masing-masing.
c. Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama.
d. Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang telah direkam sebelumnya.
5. Hunting
a. Hunting lokasi bersama Penata Fotografi, Penata Artistik, Asisten Sutradara, dan Manajer Produksi
b. Menentukan lokasi yang akan digunakan shooting berdasarkan diskusi dengan Penata Fotografi, Penata Artistik, dan Penata Suara.
c. Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis.
6. Perencanaan shot dan blocking/planning coverage dan staging
a. Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di skenario.
b. Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke dalam bentuk floorplan.
c. Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist.
7. Praproduksi Final (Final Preproduction)
Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama-sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dan artistik.
Tahap Produksi
1. Berdasarkan breakdown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada Astradara (Asisten Sutradara) dan Kru utama lainnya tentang urutan shot yang akan diambil (take).
2. Mengkoordinasikan kepada Astrada untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera.
3. Sutradara memberikan pengarahan terhadap pemain apabila dirasa kurang dalam akting.
4. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di lapangan.
5. Melihat hasil shooting.
Tahap Pascaproduksi
1. Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau Editor, Sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.
2. Melihat dan mendiskusikan dengan Editor hasil rought cut dan fine cut.
3. Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat praproduksi.
4. Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan pada saat praproduksi.
5. Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, Sutradara melakukan koreksi warna di laboratorium/studio, setelah berdiskusi dengan Produser dan Penata Fotografi.
4b) Tugas dan Tanggung jawab Produser:
1. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.
2. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film.
3. Menyusun rancangan produksi.
4. Menyusun rencana pemasaran.
5. Mengupayakan anggaran-dana untuk produksi.
6. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen.
7. Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak dalam produksi yang dikelola.
8. Bertanggung jawab atas seluruh produksi.
• Iklan tidak efektif. Iklan yang salah sasaran hampir bisa dipastikan menjadi promo yang tak efektif. Sebab, itu seperti menawarkan produk kepada orang yang tak membutuhkan.
• Positioning produk tidak tepat. Salah pilih posisi untuk positioning produk anda serta berbagai alat promosinya seperti blog misalnya, bisa berakibat fatal untuk bisnis anda.
• Tidak didesain baik. Bagi pemilik produk, cover produk yang baik dapat meningkatkan daya tarik produk. Sebaliknya bila kurang baik, bisa membuat ketertarikan pengunjung pun berkurang. Mengenai cover, bisa dilihat di blognya Mas Agung.
• Harapan pasar terlampau tinggi. Produknya mungkin bagus. Namun pasar menginginkan lebih dari yang ada. Pasar menaruh harapan yang terlampau tinggi terhadap produk tersebut sehingga ketika harapan pasar tak mampu dipenuhi, pasar menjadi kecewa.
• Kurang ide dan biaya. Mungkin bisa karena ide pengembangan yang kurang atau biaya pengembangan produk yang terlampau mahal. Dalam pengembangan sebuah produk, tanpa kesiapan kedua hal tadi bisa memperpendek usia produk. Biaya pengembangan meliputi biaya riset dan analisis produk lanjutan.
• Persaingan terlampau keras. Masuk ke dalam niche yang sudah begitu padat yang diisi para pebisnis internet besar, namun tanpa dibarengi kesiapan yang cukup, bisa membuat produk anda sulit berkembang. Untuk mengantisipasinya, baca Tips Bertahan Dan Memenangkan Persaingan Di Bisnis Internet di blog Mas Zams dan di sini.
• Perubahan arah teknologi. Bila produk anda berhubungan dengan teknologi yang berkembang cepat, anda harus awas memperhatikannya. Bila tidak, produk anda akan cepat kadaluarsa.
tim produksi terdiri dari:
1. sutradara: org yg brtanggungjwab dlm penyelenggaraan produksi,
mengintepretasikan ide pada naskah, koordinator dari seluruh crew.
2. technical director: bertanggungjwb atas smua fasilitas tehnik yg
diprlukan dlm produksi.
3. asisten sutradara: wkil dr sutradara pengganti sutradra jika
brhalangan masuk, membri masukan kpd sutradara.
4. lighting director: brtanggungjwb atas tata artistik lampu pada saat
produksi berlangsung & mnciptakn pncahayaan yg sesuai dg kbutuhan
naskah.
5. soundman: brtnggungjwb pd prtimbangan suara yg dtg dr sumber" suara
saat produksi brlangsung.
6. art director: brtanggungjwb pd pnataan dekor suatu setting. make up
pemain, busana srta hal" yg brhubungan dg keindahan suatu program
7. cameramen: mmbuat gmbar yg brnilai artistik mningkatkan kmampuan
ttg komposisi, prgerakan kamera, srta tehnik fotografi.
8. manager unit: mmbantu tgs administrasi produksi & mmprhatikan
ksejahtraan crew.
9. pnyunting gmbar: mnyambung shoot hingga mnjadi 1 ksatuan yg brarti.
syarat produksi:
1. adanya ide / gagasan awal, dinyatakan dlm konsep / sinopsis
2. adanya tenaga yg memadai
3. adanya pralatan yg dprlukan
4. adanya dana
5. kondisi fsktor non teknis mis: politik, ekonomi,sosial,budaya
yg trsulit adl:
1. adanya ide
mrupakan tahap prencanaan yg sngat pnting shg ada ucapan 'gagal
mrencanakan' artinya 'mrencanakan kegagalan' pd tahap ini drencanakan
pnulisan skenario hingga jdwl pmbuatan film. penulisan skenario
merupakan kegiatan yg paling penting sbg 'bhs tulisan' yg akan
dtrjemahkan kedalam bhs visual.
2. sdm yg kurang memadai akan mnyebabkan kgagalan produksi.
contoh: pnulisan naskah kurang jlas, kgiatan syuting yg kurang
lengkap, editing yg tdk smpurna
Tugas Individu
EVALUASI PRODUKSI
MATA KULIAH
PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Iskandar Wiryokusumo, M.Sc.
Oleh:
Nama: RINDA WULANDARI
Nim : 110020015
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Desember 2012
1. Buatlah sebuah alat evaluasi produksi untuk salah satu komponen!
KOMPONEN MEDIA:
Peralatan Produksi Media Audio
Membuat media audio pembelajaran dapat pula dikatakan produksi media audio
pembelajaran. Produksi media audio tidaklah lepas dari kegiatan perekaman.
Perekaman ini tentu saja merekam suara sebagai bahan baku yang akan diolah dalam produksi media audio. Mungkin peserta pelatihan pernah merekam suara? Peralatan apa yang digunakan? Memang sebelum melakukan produksi media audio, kita perlu mengenal peralatan yang biasa digunakan dalam produksi media audio.Dewasa ini banyak sekali alat yang dapat digunakan untuk merekam suara baik analog maupun digital. Mulai dengan menggunakan alat perekam konvensional seperti tape recorder atau walkman, hingga menggunakan alat komunikasi yang sedang marak, yaitu telepon enggam.Tentu saja telepon genggam yang dapat digunakan harus memiliki fasilitas teknologi perekam suara.
Peralatan dalam Studio Rekaman
Produksi sebuah media audio profesional, proses rekaman dilakukan dalam
sebuah studio rekaman. Studio Rekaman merupakan sebuah ruangan yang
digunakan sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman paling
tidak mempunyai dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya
merekam suara dilakukan di ruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara,
artinya dapat menyerap suara sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan
tidak bocor dari suara liar dari luar ruang rekaman. Sedangkan Ruang Kontrol,
digunakan sebagai tempat dimana pemegang kendali jalannya rekaman
berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari ruang rekaman.
Peralatan yang umum ada dalam sebuah studio rekaman:
Mikrofon
Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena
alat ini merupakan tranducer yang dapat mengubah gelombang suara diudara
menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh
sebuah converter. Berdasarkan tipe sensitifitasnya, mikropon dibedakan
menjadi dua, yaitu omni directional dan uni directional.
Mixer Console
Istilah lain untuk mixer console, audio mixer, soundboard. Seiring
perkembangan teknologi kini ada juga mixer console digital.
Secara umum audio mixer terdiri bagian-bagian:
Beberapa Channel input, jumlah tergantung tipe audio mixer
Setiap channel input, biasanya terdiri-dari:
Terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA.
Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuansi jangkauan,
misalnya bass, treble, dan middle.
Fader Gain, mengatur kuat lemahnya volume masukkan.
Kontrol keluaran Utama (Master Output Controls)
Tampilan meter ini biasanya berupa VU meter atau Led display, yang berguna menunjukkan level setiap Channel input maupun master output.
Speaker Monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk
kebutuhan mixing/mastering.
Open Reel
Alat produksi media audio yang berguna untuk melakukan perekaman analog.
Selain itu, open reel juga digunakan sebagai alat untuk editing. Seiring
perkembangan teknologi didunia audio recording, yang mengarah pada
produksi audio digital, alat ini sudah jarang digunakan.
Digital Audio Workstation
Digital Audio Workstation adalah perangkat yang digunakan khusus untuk
proses rekaman audio digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah
komputer yang dapat melakukan fungsi perekam, synthesizer, digital to analog
converter (DAC), analog to digital converter (ADC), mixing, sound effect. Untuk
memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki perangkat keras dan
perangkat lunak tambahan yaitu:
Audio Coverter
Pada prinsipnya audio converter ini mempunyai fungsi utama sama dengan
sebuah sound card, meskipun demikian audio converter yang dimaksud
berbeda dengan sound card pada komputer-komputer biasa. Fungsi fungsi
audio converter ini, diantaranya:Synthesizer.
MIDI interface.
Pengonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikropon.
Pengonversi data dari digital ke analog.
Audio converter yang ada, misalnya Sound Blaster Audigy dari Creative.
Multitrack Audio Software
Perangkat lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman (recording).
Selain itu, perangkat lunak ini juga mempunyai fasiltas untuk editing dan
mixing suara. Ada beberapa perangkat lunak ini, misalnya:Digidesign Pro Tools
Cool Edit, sekarang menjadi Adobe Audition.
Cakewalk Sonar
Steinberg Nuendo dan Cubase
Dll
Selain peralatan produksi dalam sebuah studio rekaman, ada juga beberapa
alat elektronik portable yang digunakan sebagai alat perekam, diantaranya:
Tape Recorder
Alat rekam ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh
berupa data analog. Selain dapat merekam tape recorder juga dapat memutar
kaset audio.
Digital Portable Recorder
Perangka ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data
2. Buatlah program/ proposal evaluasi produksi!
PROGRAM EVALUASI PRODUKSI:
PENYUSUNAN RANCANGAN MEDIA;
• Apakah tujuan program media yang kita buat
• Adakah kaitannya dengan proses belajar mengajar?
• Untuk siapakah program media tersebut?
• Bagaimanakah ciri-ciri pengguna media?
• Perubahan tingkahlaku apa yang diinginkan?
• Berapa lamakah waktu yang diperlukan?
• Dsb.
URUTAN PENGEMBANGAN PROGRAM MEDIA
Identifikasi
Kebutuhan
Perumusan
Tujuanpengembanganmateri
Penulisan
Alat ukur
Keberhasilanpenulisannaskah media
Tes uji coba
Revisi/ ya/ tidak
Naskah siap produksi
PRODUKSI PROGRAM VIDEO/TV
• Materi produksi
• Sarana produksi
• Biaya produksi
• Organisasi produksi
• Tahap pelaksanaan produksi
•
MATERI PRODUKSI
• Kejadian atau peristiwa
• Pengalaman
• Hasil karya
• Benda
• Binatang
• Manusia
SARANA PRODUKSI
• Unit peralatan perekam gambar
• Unit peralatan perekam suara
• Unit peralatan pencahayaan
BIAYA PRODUKSI
• Financial oriented
• Quality oriented
Unit Biaya Produksi
• Peralatan lokasi shooting
• Sewa lokasi
• Setting
• Transportasi
• Akomodasi
• Konsumsi
• Property
• Kerabat kerja
• Editing dan mixing
• Musik
• Artis
• Administrasi
• Tata rias
• kostum,
• Dsb.
ORGANISASI PELAKSANAAN PRODUKSI
• Sutradara
• Cameraman
• Penata cahaya
• Penata suara
• Penanggung jawab teknik
• Penata artistik
• Penata kostum
• Perancang kostum
• Penata rias
• VCR operator
• Pencata shuting
• Unit manajer
• Pembantu produksi
• Perlengkapan
• Dsb.
TAHAP PELAKSANAAN PRODUKSI
• PRA-PRODUKSI
• Penemuan ide atau gagasan
• Perencanaan
• Persiapan
• PRODUKSI
• Realisasi seluruh tahapan pra-produksi
• PASCAPRODUKSI
• editing off line
• editing on line
• mixing
PENULISAN NASKAH PRODUKSI
• Naskah program media
• Urutan gambar, grafis dan bunyi atau suara
• Pedoman untuk melakukan produksi
• Berisi bahan-bahan tulisan, gambar, dan alur
• Bentuknya bermacam-macam
• Berupa lembaran (sekuensi) naskah atau kolom
BEBERAPA ISTILAH
• ANNOUNCER (ANN.)
• Penyiar yang tugasnya menyajikan materi/isi program yang akan disajikan
• NARRATOR (NAR.)
• Penyaji isi/materi program dalam alur cerita/program
MUSIK :
Menunjukkan perlu adanya musik yang diselipkan
MUSIK TEMA
Menggambarkan watak atau situasi suatu program
MUSIK TRANSISI
Menghubungkan dua adegan, hampir sama musik tema
MUSIK JEMBATAN
Bentuk musik transisi khusus
MUSIK LATAR
Mengiringi suasana adegan
MUSIK TEKANAN
Membuat kejutan atau tekanan
• MUSIK : IN -UP -DOWN –OUT
Music masuk lemah, suaradiperkuat, kemudianturun/kecildanakhirnyahilang
• MUSIK : IN -UP -DOWN -UNDER
Musiklemahdanditahanuntukmelatarbelakangiadegan
SOUND EFFECT (FX)
Suara yang dimasukkan dalam program untuk mendukung terciptanya situasi
• FADE IN
Situasi yang menunjukkan ada sesuatu yang datang mendekat
• FADE OUT
Situasi yang menunjukkan ada sesuatu yang menjauh
• CROSS FADE
Dua bunyi yang saling berpapasan
Contoh Naskah Program
• IDE
Gagasan yang akan digarap dalam program
• TEMA
Tema apa yang ingin ditonjolkan dalam program
• TUJUAN/SASARAN
Tujuan apa yang ingin dicapai dan siapa sasarannya
• LOKASI
Dimana akan dilakukan shuting
BAHAN/MATERIL/FASILITAS
SINOPSIS
Gambaran ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan
Contoh
Episode menggambarkan suatu peristiwa pembelajaran yang sangat
aktif. Komunikasi sangat aktif terjadi antar peserta didik; peserta didik dan
guru. Proses ini pada akhirnya dapat menimbulkan hasil yang produktif
TREATMENT
Suatu uraian atau paparan berbentuk esei
Menggambarkan alur penyajian program
Contoh
Program ini diawali dengan menampilkan suatu adegan pembicaraan secara
interaktif beberapa peserta didik. Adegan berikutnya guru yang sedang mendekati sekelompok peserta didik yang sedang terlibat diskusi aktif. Peserta didik menyampaikan gagasan, dan seterusnya. Program diakhiri dengan menampilkan…
TUJUAN KHUSUS PROGRAM
Kemukakan tujuan khusus produksi program
Naskah Atau Skrip
Daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar, penuturan demi penuturan yang akhirnya mengarah pada pencapaian tujuan.
Skenario
• Petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan program.
• Petunjuk pengambilan dasar:
o Long shot (LS)
o Medium shot (MS)
o Close-up (CU)
o Extreme long shot (XLS)
o Medium longs shot (MLS)
o Medium close-up (MCU)
Langganan:
Postingan (Atom)