Kamis, 15 November 2012
ptk bab 4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Prapenelitian
Penelitian dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit. Penelitian dilaksanakan di bulan February 2008, dimulai minggu terakhir atau minggu ke empat sampai minggu pertama bulan April. Penelitian dilaksanakan terhadap 20 siswa kelas I Hidrogen dari total keseluruhan 38 siswa. Pelajaran Bahasa Inggris, merupakan salah satu mata pelajaran yang kelasnya dibagi menjadi dua kelas kecil yang ditujukan agar pembelajaran kelas menjadi lebih efektif dan terfokus. Dari dua kelas kecil tersebut, ternyata dua puluh siswa yang masih lemah dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Ini berarti seluruh siswa dari satu kelas kecil tersebut masih lemah. Namun berbeda tingkat kesulitannya.
Sesuai dengan judul penelitian, penulis meneliti tentang penguasaan vocabulary atau kosa kata dalam Bahasa Inggris. Dari ketiga kelas satu, yaitu kelas I Hidrogen, I Oksigen, dan I Nitrogen, kelas I H merupakan kelas yang paling banyak siswa yang lemah dalam vocabulary yaitu 16 anak dan 4 anak dengan kategori cukup dari 39 siswa, I O 8 anak dari 38 siswa, dan I N 5 anak dari 39 siswa. Jadi penelitian dilaksanakan di kelas I H untuk meningkatkan penguasaan vocabulary dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Permainan scrabble yang diterapkan di kelas I H merupakan permainan scrabble yang sederhana agar siswa cepat tanggap dan tidak menyulitkan siswa dengan peraturan-peraturan permainan scrable yang sebenarnya. Yaitu hampir sama dengan permainan teka teki silang namun tiap huruf yang disusun mendapat poin-poin tertentu. Seperti huruf “E“ atau huruf “O” poinnya hanya 1 karena frekuensi kemunculan huruf besar. Jumlah poin antara 1 sampai 10 poin. Pada papan permainan terdapat kotak berwarna merah bertuliskan “triple-word” yaitu mengalikan 3 total poin yang didapat dari sebuah kata. Kotak berwarna merah jambu bertuliskan “double-word” yaitu mengalikan 2 total poin yang didapat dari sebuah kata. Kotak berwarna biru tua bertuliskan “triple-letter” yaitu mengalikan 3 nilai huruf yang diletakkan diatasnya. Kotak berwarna biru tua bertuliskan “double-letter” yaitu mengalikan 2 nilai huruf yang diletakkan diatasnya. Siswa yang paling banyak mengumpulakan poin dinyatakan sebagai pemenang dan diberikan Reward sebagai penghargaan.
Pelaksanaan penelitian secara rinci diuraikan di bawah ini:
A. Siklus Pertama
1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode permainan
b. Menyiapkan media pembelajaran untuk 2x pertemuan yaitu papan
permainan, keping-keping huruf dari A-Z.
c. Menyusun format penilaian
d. Menyusun lembar pengamatan guru tentang pelaksanaan pembelajaran
vocabulary melalui permainan scrabble
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Guru melakukan apersepsi sebagai upaya membangkitkan pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan Vocabulary Bahasa Inggris dan kegiatan yang pernah dilakukan. Guru membangkitkan ingatan siswa tentang Vocabulary yang pernah dipelajari (5 menit).
b) Guru mendemonstrasikan permainan scrabble di depan kelas (5 menit).
c) Dua orang siswa diberi kesempatan untuk bermain ke depan kelas (10 menit)
d) Siswa dipersilakan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa (2 menit)
e) Siswa diminta bermain dengan masing-masing kelompoknya dengan kelompok lain (40 menit)
Selama siswa berdiskusi dalam kelompok untuk dapat membentuk sebuah kata dan agar mendapat nilai tertinggi. Selama anak berdiskusi guru berkeliling mengamati jalannya diskusi perkelompok dan memberi penjelasan apabila didapati siswa yang masih lambat bermain.
f) Siswa (masih berkelompok) bersama guru mendiskusikan hasil permainan secara lisan dan klasikal, sehingga mereka saling mengisi kekurangan masing-masing kelompok. Guru berperan sebagai moderator, membimbing dan meluruskan jalannya diskusi (8 menit)
Peneliti, yaitu guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah disiapkan.
Pada tahap pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan rincian waktu 2(2 x 35 menit). Dari 6 tahap pembelajaran yang telah disusun, belum semuanya berjalan dengan maksimal karena masih banyak siswa yang tertinggal dalam artian gagal bermain dengan baik.
3. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Pada tahap ini guru mengenali dan mendokumentasikan seluruh proses dan hasil perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Ada tiga hal yang diamati yaitu ketepatan strategi yang disusun, ketepatan format asesmen yang disusun, keaktifan siswa, dan ketepatan penerapan asesmen oleh guru.
Pada tahap observasi ini dilaporkan tentang ketepatan rancangan yang dipersiapkan termasuk format asesmen, pelaksanaan kegiatan oleh guru, dan kondisi siswa.
Dengan waktu yang tersedia, 2X35 menit, masih kurang. Karena permainan ini masih kali pertama bagi siswa apalagi untuk siswa kelas satu sekolah dasar. Mereka masih butuh waktu yang banyak untuk penyesuaian dalam permainan scrabble yang nota bene masih merupakan permainan baru bagi mereka. Penguasaan vocabulary yang masih lemah menjadi hambatan yang signifikan. Sehingga jalannya proses pembelajaran belum dapat dilakukan secara maksimal.
Bagi siswa, Bahasa Inggris masih dianggap momok oleh beberapa siswa, terbukti dari celetuk-celetuk lucu siswa yang sempat terlontar ketika mereka mulai putus asa karena dead end ditengah-tengah permainan. Yaitu mereka adalah orang Indonesia bukan orang Inggris yang sejak lahir langsung bisa berbicara Bahasa inggris. Keputus-asaan siswa terjadi karena mereka sudah merasa tidak ada kata lagi yang dapat disusun sesuai dengan huruf yang bisa diletakkan huruf lagi hingga menjadi satu kata. Peran guru disini amat penting sebagai pendamping yang baik agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Guru menyarankan membentuk huruf baru agar dapat terbentuk kata baru
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang butuh proses untuk dimengerti bagi mereka terlebih untuk permainan baru yaitu scrabble. Pada siklus satu ini, permainan dirasa amat sulit karena selain memperhatikan ketepatan memilih huruf, siswa harus memperhatikan strategi atau langkah-langkah yang harus diambil agar terbentuk satu kata
Serta ketepatan dalam berhitung karena tiap huruf yang dipasang memiliki nilai dengan total nilai per huruf apabila berhasil membentuk kata,dengan bonus-bonus yang akan dikantongi apabila berhasil sampai pada kotak-kotak berwarna yang berisi poin yang dilipat gandakan.
Namun kesulitan bisa diatasi guru dengan lebih aktif berkeliling ke masing-masing kelompok untuk memberikan bimbingan. Dengan bimbingan guru tersebut siswa menjadi termotivasi untuk melakukan permainan yang tepat. Di samping memberikan bimbingan, guru juga memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Pada siklus I pertemuan 1 ini hasil dari permainan menggunakan format penilaian yang dipaparkan sebagai berikut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar